64. DIHADAPKAN PILIHAN

5.6K 282 1.3K
                                    

Pembaca yang baik adalah mereka yang tau caranya menghargai karya orang lain😊

🎶Andmesh Kamaleng - Jangan rubah takdirku

Jika tidak ingin terjebak dalam suatu pilihan, maka setialah pada satu pilihan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika tidak ingin terjebak dalam suatu pilihan, maka setialah pada satu pilihan.
****

Tidak ada yang lebih berbahaya dibanding marahnya orang yang sabar, murkanya orang yang humoris, kecewanya orang yang setia, dan diamnya orang yang banyak berbicara. Mengecewakan orang-orang seperti mereka sama dengan membangunkan macan yang sedang tidur. Kamu bisa menerima maaf darinya, tapi belum tentu bisa diberi kepercayaan lagi seperti semula.

Jika boleh jujur, Langit menyesal. Hanya karena berbicara tentang kejujuran yang selalu ia tunda, menjadi sesuatu yang tidak pernah sebelumnya ia duga. Rindu dan Senja kecewa. Akan tetapi Langit lebih memilih mengikuti Rindu terlebih dahulu karena ia tahu jika dibanding Senja, gadis itu cukup gila. Ia nekat dan keras kepala. Bahkan Langit mati-matian menyamai pacuan laju mobil sedan milik Rindu sebab gadis itu membawanya ugal-ugalan di jalan. Langit bersama motor besarnya bahkan tak berhenti mengumpat karena kewalahan. Ia sungguh takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Seperti tragedi yang menimpa mereka dulu, kecelakaan.

Setelah belasan menit menghabiskan waktu untuk kebut-kebutan, Rindu ternyata membawa Langit untuk ikut dengannya pulang. Gadis itu masuk begitu saja ke dalam rumah barunya yang sedang tidak ada orang, yang diikuti Langit dari belakang. Untuk beberapa saat, keheningan menerpa seiri ruangan. Mereka duduk bersebelahan namun saling diam. Layaknya pasangan dengan ego yang saling bertentangan.

Namun meski terlambat, Langit akan tetap menjelaskannya secara singkat.
"Selama kamu koma satu tahun lamanya, aku udah selingkuh."

Napas Rindu tercekat, ia menelan salivanya susah payah. Tiba-tiba saja seperti ada ratusan belati yang menusuk dalam relung hatinya. Pernyataan Langit tadi sungguh membuatnya kehilangan kata-kata, bahkan sulit untuk dipercaya.

Rindu menguatkan diri untuk bertanya, "Kamu cinta dia?"

Anggukan mantap dari Langit membuatnya bertambah sakit. "Ya, aku cinta."

Tidak bisa melihat Langit memang sakit. Akan tetapi jauh lebih sakit saat bisa melihatnya, namun ternyata perasaan Langit bukan lagi pada dirinya.

Rindu mengulas senyum getir. "Kamu bilang akan mencintaiku tanpa jeda, aku nggak tahu, bahwa koma bisa begitu lama."

"Ketika kamu menyukai seseorang, kamu nggak bisa membiarkan perasaan itu pergi dengan mudah," ujar Langit menarik napas panjang. "Bukannya aku nggak setia, tapi aku cuma laki-laki putus asa dan punya trauma saat kamu koma. Apalagi saat keluargamu bawa kamu pergi ke Singapura, mereka nggak ngasih tau aku apapun. Keluarga kamu justru memaki, terus meminta aku buat pergi. Di situ aku hancur, bahkan hampir bunuh diri karena merasa bersalah bikin kamu kayak gini."

Langit Senja [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang