50. PILIHAN REYNALD

3.2K 260 2K
                                    

Lagu di mulmed salah satu favorit aku dan cocok banget buat part ini wkwk. Jadi dengarkanlah yaa.
VOTE DULU TAPI!

🎶 Pamungkas - To The Bone

(Dahlah pake foto ini aja, lagi ga ada kuota aku buat nyari jhaha jujur amat Ran/plakk)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Dahlah pake foto ini aja, lagi ga ada kuota aku buat nyari jhaha jujur amat Ran/plakk)

Berbahagialah Senja, tugasku mungkin hanya sebatas melindungi, bukan memiliki.
_Reynald Aksara Praharja

*****

Sepeninggal Langit dan Mawar yang melenggang pergi dari pekarangan rumahnya, keheningan pun menerpa. Menyisakan atmosfer tidak nyaman bagi keduanya.

Entah Senja yang merasa bersalah karena terkesan memaksa Reynald untuk mengakui perasaannya, atau justru Reynald yang begitu pasrah menerima. Yang kian membuat suasana terasa begitu canggung di sana.

Baik Senja maupun Reynald sama-sama terdiam sesaat. Duduk berdua di atas kursi di taman komplek. Membuat Senja terus menatap sepasang mata yang kian menatap hampa ke depan. Hingga suara di sampingnya terdengar, saat itu juga Senja dengan cepat menolehkan kepala.

"Dulu, kamu selalu takut akan sehala hal. maka dari itu aku harus selalu melindungimu. Aku selalu mengingatmu sebagai anak kecil yang selalu ketakutan. Kecil dan lemah, begitulah dirimu dimata aku. Sebelum memahami kamu, aku dulu hanyalah anak kecil yang putus asa karena kehilangan kakaknya. Tapi kamu membuatku percaya bahwa kebahagiaan itu ada." Masih dengan pandangan lurus ke depan, Reynald dengan halus menuturkan.

"Saat itu... aku sangat senang gadis mungil, cantik dan berhati hangat bernama Sinar Senja Kirana mau menjadi temanku. Sangat senang sekali." Reynald menoleh lalu terkekeh. "Kamu pernah membuatku kembali bangkit, maka dari itu aku harus memastikan kamu selalu bahagia."

Senja tersenyum tipis. Setelah pengakuannya secara terang-terangan di depan Langit dan Mawar tadi, Reynald sekarang tanpa ragu mengungkapkannya.
"Aku tau kamu sebaik itu, Rey. Jauh sebelum aku mengenal Binar dan yang lainnya, aku udah lebih dulu mengenal kamu belasan tahun yang lalu."

Reynald mengangguk mengiyakan. "Aku memang nggak pernah punya banyak teman, Senja. Setelah abangku _Revan_ meninggal, aku rasa aku memang udah kehilangan semuanya. Tapi kamu tanpa ragunya datang, bilang padaku bahwa semua akan baik-baik aja. Menggenggam tanganku dan berkata kita akan menjadi teman selamanya."

Reynald menarik napas dalam-dalam sebelum kembali melanjutkan. "Semakin lama kita berteman, entah perasaan itu datang darimana.... hingga aku menyadari bahwa aku jatuh cinta. Tapi pada saat itu aku takut menyatakannya. Aku takut kamu justru menjauh."

"Andaikan kamu jujur dari awal, semuanya nggak akan serumit ini. Salahnya aku juga baru sadar, padahal udah bertahun-tahun kita saling memahami."

"Jujur dari awal pun nggak menjamin kamu bakal terima cintaku, Ja." Reynald tertawa hambar. "Aku pernah minta sama tuhan agar mengirimkan seseorang yang bisa aku jadikan sandaran, yang mau berbagi pelukan ketika aku dilanda kesedihan setelah meninggalnya Revan. Dan ternyata tuhan mengabulkan, lewat kamu," ujar Reynald melirik Senja lewat ekor matanya. Berniat menggoda.

Langit Senja [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang