54. CINTA PERTAMA?

4.7K 268 1.3K
                                    

SEBELUM BACA, VOTE DULU LAH KAWAN, JIKA ADA KRISAR TANDAI! AUTHOR UP BURU-BURU SOALNYA XIXI

🎶Raisa - Kutukan (Cinta Pertama)

Anda bisa mencintai seseorang berulang kali, tapi biasanya yang pertama akan selalu berbekas di hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anda bisa mencintai seseorang berulang kali, tapi biasanya yang pertama akan selalu berbekas di hati.

****

Senja tidak main-main dengan ucapannya akan membawa Langit bertemu dengan Papa hebatnya. Terbukti setelah pulang sekolah, Langit langsung tancap gas menuju rumah megah milik Senja.

Jika Senja bersikap tenang berdiri di ambang pintu, Langit justru terus menarik napas panjang demi menetralisir rasa gugup yang melanda. Sikapnya yang ditangkap Senja tersebut membuat gadis itu terkekeh geli.

"Tenang, Papaku nggak gigit kok." Langit menoleh. Hanya untuk mengangguk dan mengulas senyum terbaiknya.

"Assalamualaikum."

Setelah beberapa kali mengetok daun pintu, Senja langsung saja membuka knopnya. Mempersilahkan Langit masuk mengekorinya dari belakang. Dalam ruang luas yang menyajikan langsung pemandangan dapur juga ruang tamu itu kesunyian menerpa. Lalu digantikan dengan balasan salam menggema diikuti langkah seorang wanita separuh baya.

"Waalaikumsalam. Wahh ada tamu."

Langit tentu tidak merasakan kegugupan yang berlebihan kala mencium punggung tangan Cantika. Keramahannya tidak berbeda jauh dari bunda Lisa. "Apa kabar Tante-- maksud saya, Macan?"

Cantika terkekeh kecil. "Kabar baik. Kamu bagaimana?"

"Baik juga."

Tanpa membuang banyak waktu, Cantika segera menggiring Langit menuju ruang tamu. "Kalau begitu tunggulah di sini dulu. Papa Senja sedang berkebun bersama Bulan. Biar nanti Macan panggilkan."

Cantika tidak tahu saja jika hal itu yang menjadi alasan kuat Langit merasa tak tenang hingga sekarang. Apalagi saat Senja juga ikut pergi bersama sang mama dengan alasan ingin mengganti pakaiannya.

Sebelum mengenal Senja, Langit tentu sudah lebih dulu mengenal Rindu beserta keluarga. Termasuk papa Roger yang entah bagaimana kabarnya. Namun itu sudah berlangsung lama. Ia sudah sangat mengenalnya. Tapi papa Senja? Langit bahkan belum tahu namanya.

Langit kemudian mengedarkan pandangannya ke penjuru ruang tamu. Lalu salah satu bingkai berukuran besar menarik atensinya detik itu juga. Ia menajamkan pengelihatannya saat sosok dibalik pigura itu mengenakan PDH putih lengkap dengan atribut yang entah apa itu artinya ia tidak tahu pasti.

Ketika fokusnya benar-benar tertuju pada benda itu, langkah Langit kian membawanya maju. Hanya untuk memastikan bahwa di sebelah dada bidang laki-laki yang berumur tidak jauh beda dari ayahnya itu terdapat wings, dan di sebelah kanannya terpasang tage name dengan tulisan Arsyad Purnama terpampang jelas di sana.

Langit Senja [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang