58. SURAT, MIMPI, DAN CERITA KITA YANG BELUM USAI

3.5K 231 1.2K
                                    

Pembaca yang baik adalah mereka yang tau caranya menghargai karya orang lain😊

🎶 Langit Sore - Rumit

Jika kamu mencintai 2 orang diwaktu yg sama, pilih yg kedua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika kamu mencintai 2 orang diwaktu yg sama, pilih yg kedua. karena jika kamu benar-benar mencintai orang yang pertama, maka kamu tidak akan jatuh cinta pada orang yang kedua.
_Johnny Depp

****

Senja merutuki kesalahannya atas persetujuan rencana Okis, dan Kevin yang sempat diragukan Binar saat itu. Gadis itu menangis sejadi-jadinya sesaat sebelum tangan kekar menyentuh lengannya ketika di ambang pintu. Dewa yang baru saja tiba dengan tergesa memandang Senja cemas, lalu bertanya, "Senja ada apa?" desaknya. "Langit apain lo tadi? Ayo bilang sama gue."

Yang dibalas Senja dengan menggeleng lemah. Dewa menghela napas sebelum akhirnya menggiring Senja menuju kursi di pekarangan rumah Langit yang diikutinya begitu saja.

Sementara itu, Langit menyaksikan lewat balik jendela. Ia diam mematung. Rahangnya mengeras. Apalagi saat tiba-tiba Dewa dengan kurang ajarnya menarik Senja ke dalam pelukan. Menghapus air matanya dan menepuk-nepuk pelan bahu itu seolah menenangkan. Satu hal yang membuat emosi Langit memuncak, apalagi saat Senja justru tidak menolak.

Langit melangkah mendekat. Menarik Dewa berdiri dari kursi menjauhi Senja. "Jangan kurang ajar lo, Wa."

Dewa menyeringai. "Lo yang kurang ajar. Kalau cuma bisa bikin Senja nangis, mending gue tikung sekarang juga."

"Minggir lo."

"Yehh sialan. Gue bawain si Reynald ngamuk lo kunyuk," maki Dewa sebelum benar-benar melenggang pergi.

Menyisakan Langit dan Senja yang masih dalam lingkaran menyakitkan. Langit menggeser duduknya mendekat. Memandang Senja yang justru membuang muka. "Aku kebawa emosi dan hilang kendali tadi," sesal Langit. "Maaf."

Senja menoleh. "Aku yang harusnya minta maaf sama Langit." Suaranya bergetar karena tangis. "Aku udah buat Langit marah."

"Aku nggak marah, aku hanya kecewa,"ungkap Langit. "Kamu nggak tahu betapa khawatirnya aku memikirkan jika aku mungkin kehilanganmu lagi."

Langit lalu menarik Senja agar menghadap ke arahnya. Merengkuh pinggangnya, sementara tangan yang lain terulur menghapus air matanya. "Dengar, walaupun aku yang menjadi penyebabnya, sedihmu itu punyaku. Mengusap air matamu tetap menjadi tugasku, bukan orang lain."

"Kamu cemburu sama Dewa?"

"Ya," balas Langit cepat. "Mau itu Dewa atau siapapun orangnya, aku tetap nggak suka."

Senja mengigit bibir bawahnya. "Aku kira Langit nggak mau ngomong lagi sama aku."

Apa yang Langit lakukan tadi, membuatnya menyesal saat ini. Meski kesal belum sepenuhnya hilang, namun melihat air mata Senja yang berjatuhan malah membuatnya merasa tidak berguna sekarang.

Langit Senja [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang