41. MALAM DAN KAMU

4K 278 932
                                    

"OLALAMPIIIIIIRRRR!!" teriak ketiganya serentak seraya berlari mengejar Ola.

"JANGAN DIKEJARR! CEWEK BIASANYA SUKA YANG LEBIH MENANTANG!" sahut Ola tak kalah kencang ditengah-tengah larinya. Rambut panjang badainya naik turun seirama dengan langkah kakinya.

"TAPI KAN TUGAS COWOK ADALAH MENGEJAR!" seru Okis masih sempat-sempatnya. Memang kalau mereka berdua sudah bertemu, tiada hari tanpa bertengkar. Tiada hari tanpa adu omong, sehingga Arkan yang berstatus pacar dari Ola saja sudah hapal dengan kelakuan keduanya yang persis seperti Tom and Jerry. Bahkan basis otak mereka pun hampir setara. Setara dengan 120 kalori.

Eh itumah permen milkita bhaha:v
Paansi_-

Tanpa aba-aba, Dewa memukul lengan Okis kelewat kencang membuat cowok itu langsung tersungkur ke tanah. "Masih sempat-sempatnya bercanda, gue gibeng baru tau rasa lo!" amuknya. Sedangkan Okis hanya bisa mengaduh kesakitan.

"Olalampiir! sampai lo berhasil nemuin harta karun duluan, gue, Langit, Beserta Dewa ogah ngerestuin hubungan lo sama Arkan!"

"Gue dan orang-orang satu kecamatan mengucapkan bodo amat! gak peduli!"

Lima orang gadis termasuk Ola sebagai pimpinan terus berlari menghindari amukan tiga cowok bak macan membelah hutan. Kelakukan mereka sontak mengundang perhatian banyak orang. Sedangkan Arkan yang notabene buntut dari masalah tersebut sudah tidak lagi kelihatan.

Sementara itu, Senja dan kawan-kawan yang juga sedang mencari petunjuk harta karun mengernyit heran tatkala melihat Langit bersama teman-temannya tampak berlari mengejar sesuatu. Spontan Senja melambaikan tangan seraya memanggil, "Langit! Langit!"

Masih terus berlari tanpa memperhatikan keadan sekitar, Langit mengabaikan panggilan Senja membuat gadis itu mengerucutkan bibirnya. Ada apa dengan Langit dan kawan-kawan? pikir Senja.

Dari kejauhan, tanpa diduga, Arkan tiba-tiba muncul menghalangi jalan Ola. Tangannya ia rentangkan takut-takut gadis itu akan kabur darinya lagi. Dengan nafas tersengal-sengal, Ola membulatkan matanya menatap tak percaya pada sang kekasih yang kini mengeluarkan smirknya.

"Mau kemana lagi honey? balikin cepet," perintah Arkan tegas.

Dengan cepat Ola menyembunyikan kertas itu di balik punggungnya. "Tadi kamu sendiri yang ngasihin ke aku. Gak ikhlas kamu?" ketusnya.

"Arkan! pilih sahabat atau cinta?" cela Okis bertanya.

"Arkan, pilih bucin lagi, gue kick lo dari geng," ancam Dewa tidak main-main.

Arkan memijat pelipisnya sejenak sesaat sebelum kembali menunduk menatap Ola. "Tapi aku gak bisa honey. Ini masalah hidup dan mati. Sekali ini aja biarkan aku memilih mereka. sebagai gantinya, aku bakal beliin kamu apa aja deh, ya?" bujuk Arkan sebisa mungkin.

"Ketika Arkan borokan bersabda," cibir Okis. Sedangkan Langit hanya bisa geleng-geleng kepala.

Spontan Ola menggeleng kuat, "Gak- ma-u"

"Ayolah~ aku beliin seblak deh habis camping, ya?"

"Enggak!"

"Yang pake ceker deh, ya?"

"Aku bilang enggak, ya enggak!" sentak Ola membuat Arkan menunduk. Ola mendelik, lantas mengeluarkan kertas itu dari belakang tubuhnya untuk dibaca. Baru sempat membuka gulungannya, dengan sigap, Arkan merebutnya dari tangan Ola membuat gadis itu terperangah.

"Maaf ya honey, kali ini kita gak bisa bekerjasama. sekian, terima gaji," pamit Arkan yang langsung ngibrit menjauhi Ola usai merebut kertas itu dari gadisnya yang tengah lengah.

Langit Senja [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang