43. SEBATAS SENJA DAN DARATAN

3.5K 237 200
                                    

Part ini hilang kemarin-kemarin dan aku sedih banget gatau kenapa tiba-tiba bisa hilang. Akhirnya aku ngerevisi lagi astagfirullah dahlah/ mengsedih😭

🎶Sunjae - I'm missing you

Bukankah kita hanya sebatas senja dan daratan? saling melihat tapi tak saling terikat, saling menatap tapi tak saling menetap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bukankah kita hanya sebatas senja dan daratan? saling melihat tapi tak saling terikat, saling menatap tapi tak saling menetap.
_Sinar Senja Kirana

****

Di bawah teriknya matahari siang, Langit menyalakan mesin motornya menuju gerbang sekolah. Ia sudah akan melaju sesaat sebelum merenung memikirkan perasaan tidak enak yang tiba-tiba datang menyerang hatinya.

Senja yang sejak tadi berdiri menunggu aba-aba dari Langit mengernyit bingung. Memiringkan kepala menatap Langit yang tengah terpaku di tempatnya. "Langit, ada apa?" tanya nya hati-hati.

Langit tergelak. Dengan cepat ia mengenyahkan firasat buruk itu sebelum benar-benar terjadi hal yang tidak diinginkan. Kepalanya menggeleng cepat. "Gak papa. Ayo naik," titah Langit bersiap melajukan motornya.

Senja mengangguk seraya mengulas senyum. Tubuh mungilnya mulai menaiki motor besar Langit sebelum keduanya berlalu pergi meninggalkan kawasan sekolah.

****

Selama di perjalanan, hanya ada hening yang menyisakan. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing alih-alih mengobrol atau sekedar melontarkan gurauan seperti yang Senja biasa lakukan. Entahlah, gadis itu hanya ingin Langit berkendara dengan baik.

Tak bisa dipungkiri, sedari tadi pikiran buruk itu terus menghantui benak Langit. Seperti ada yang mengganjal hingga timbul rasa tidak enak dalam lubuk hatinya. 'Ada apa?' ia bertanya pada dirinya sendiri. Seperti ada sesuatu yang membuatnya harus waspada, padahal sebelumnya ia merasa baik-baik saja.

Kemana tujuan mereka akan pergi? Panti Asuhan Kasih Ibu bukan? Alih-alih mengambil jalan menuju tempat tersebut, Langit justru berbelok arah menuju rumahnya.

Entah apa yang membuatnya memutuskan untuk pulang lebih dulu. Yang jelas, tubuhnya seakan bergerak sendiri tanpa kehendaknya. Jauh dalam relung hatinya, ia merasa cemas. Ia ingin bertemu bunda Lisa secepat mungkin. Yang ia inginkan hanyalah pulang.

Sesampainya mereka di pekarangan rumah luas bernuansa klasik, Senja lantas segera mengedarkan pandangan. Beralih, tatapannya jatuh pada Langit. Sudah ia duga seperti ada yang salah pada cowok itu. Tidak seperti biasanya, pikir Senja.

"Kenapa ke rumah kamu dulu? ada yang mau kamu ambil?" tanya Senja mendongak menatap laki-laki yang kini berdiri menjulang di hadapannya.

Langit mengangguk lemah. "Sebentar aja," izinnya yang dibalas senyuman simpul dari Senja.

Berlalu, keduanya memutuskan untuk masuk ke dalam rumah megah bertingkat dua itu dengan segera. Tampak sepi dan seperti tanpa penghuni. Langit memelankan langkahnya saat tinggal beberapa langkah lagi menuju pintu utama yang terbuka.

Langit Senja [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang