60. SELAMAT BERLAYAR, KAPTEN!

3.7K 236 1.3K
                                    

Pembaca yang baik adalah mereka yang tau caranya menghargai karya orang lain😊

🎶Natta Reza cover Ashira Zhamita - Kekasih Impian

Tolong anggap aku sebagai rumahmu yang jika kamu pergi pasti akan kembali, jika kamu hilang kamu tau arah jalan pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tolong anggap aku sebagai rumahmu yang jika kamu pergi pasti akan kembali, jika kamu hilang kamu tau arah jalan pulang.
_Sinar Senja Kirana
****

Salah satu hal yang membuat perpisahan terasa begitu memberatkan adalah ketidaksiapan. Tapi tahu tidak? Kalau perpisahaan itu ada agar kita bisa menghargai sebuah pertemuan. Jika memang untukmu, yang hilang kan pulang. Yang pergi kan kembali. Dan sakitnya perpisahan itu bukanlah apa-apa dibandingkan kebahagiaan saat bertemu lagi.

Kata Papa, tepat sebelum kembali bertugas di lautan lepas.

Senja selalu mengingatnya. Sebagai tameng setiap langkahnya menjauh pergi. Atau bahkan ketika Senja kehilangan sesuatu yang sangat berarti. Misalnya saja saat kehilangan barang atau seseorang mengambilnya dengan paksa. Papa tidak menyuruh Senja terlalu mencari ketika tidak dijumpai. Tetapi Papa bilang jika memang itu untukmu, tunggulah. Pasti akan kembali. Dan jika bukan maka akan diganti dengan yang lebih baik lagi.

Helaan napas kian terdengar mendengung memecah sunyi. Selalu saja seperti ini ketika Arsyad akan kembali pergi. Senja tidak pernah membenci jarak yang terpatri. Namun keadaan saat bertemu dan harus berpisah kembali. Gadis itu menautkan kelima jemarinya. Hingga sapuan halus terasa di bahunya.

Ia menoleh pada sepasang mata hitam legam yang memandangnya penuh ketenangan. "Inget, harus kuat," ujarnya meyakinkan. Yang dibalas Senja dengan seulas senyum saja.

"Binar bukannya mau kesini juga, Ja?" tanya Reynald yang duduk di sofa seberang.

Tatapan Senja beralih padanya. "Nggak bisa. Ada acara keluarga katanya."

Reynald hanya ber'oh ria. Lalu sedikit merenggangkan ototnya. Ketika tak sengaja menoleh ke belakang, sosok perempuan yang kini terlihat menyedihkan berhasil menarik perhatiannya. Untuk itu ia bersiul berniat memanggil Langit dan Senja.

Keduanya lantas menoleh sesaat sebelum mengikuti arah pandang Reynald. Jika Senja menghela napas berat, maka Langit dan Reynald memandangnya dengan iba.

Sama halnya dengan Senja, Bulan itu tidak bisa jauh dari sang Papa. Gadis itu manja. Maka tidak heran jika sekarang Senja melihatnya memeluki koper hitam milik Arsyad dengan linangan air mata.

"Bulan," Senja menegur. "Itu koper Papa."

Tanpa menoleh, Bulan menjawab enteng. "Kalau ini koper Kakak nggak mungkin aku pelukin sekarang."

"Maksud Kakak bukan gitu," Senja kemudian melihat arloji di pergelangan tangannya. "Papa udah mau pergi, kamu jangan gitu."

"Nggak mau. Biarin aja, justru biar Papa nggak jadi perginya," sahut Bulan bersikeras. Yang dibalas Senja dengan menggeleng-gelengkan kepala.

Langit Senja [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang