81. LEMBARAN BARU

8.3K 349 790
                                    

Pembaca yang baik adalah mereka yang tau caranya menghargai karya orang lain.

🎶 Tulus - Andai aku bisa

Ku tinggalkan semuanya termasuk cinta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ku tinggalkan semuanya termasuk cinta. Suatu hari nanti aku berjanji akan menemuimu lagi, Senja. Nanti. Jika aku sudah memiliki segalanya.
Termasuk tahta
_Langit Angkasa Perwira

****

Bunyi ketukan pintu beberapa kali memecah sunyi. Menariknya bangkit berdiri, lantas bergerak membukakannya dengan segera sebelum menemukan seseorang yang membuat tercekat napasnya sekaligus refleks menutup mulutnya yang terbuka.

Di ambang pintu, Langit berdiri dengan di papah Okis dan Dewa. Tubuhnya basah kuyup. Bibirnya mengigil menatap Rindu dengan buliran-buliran air hujan yang turun membasahi wajahnya. Sebelum Rindu berkata, Dewa sudah lebih dulu memintanya memberi jalan untuk membawa Langit masuk ke dalam.

Karena kamar Langit berada di lantai dua, Dewa bahkan tanpa segan menggendongnya untuk menaiki tangga. Dibaringkannya ke atas ranjang ketika langkah mereka sampai. Sebelum Rindu memasuki dalam kamar, Dewa sudah lebih dulu mencegah dengan alasan ingin mengganti baju Langit yang basah.

Rindu mengangguk mengerti untuk kemudian memutuskan menunggu di luar.

"Langit kenapa, Wa?" Satu pertanyaan itu berasal dari Rindu yang nampak terburu-buru mendekat ketika mereka selesai menggantikan Langit pakaian.

Ada helaan napas panjang sebelum Dewa menjawabnya. "Gue nggak tau secara pasti apa yang terjadi. Gue cuma nganterin Langit sampai di rumah baru Senja. Dia bilang pengen nemuin Senja sendiri. Akhirnya gue dan Okis nunggu di dalam mobil yang terparkir agak jauh dari rumah itu. Hampir setengah jam gue nunggu tapi Langit nggak balik-balik. Gue dan Okis cemas, terus kita sama-sama lari buat nyusul dia di rumah Senja."

"Gue kira dia lagi sama Senja. Taunya lagi sendirian. Berdiri aja di depan rumah Senja sambil di guyur hujan. Gue nanya sama Langit, Senja kemana? Kata Langit, Senja pergi. Dia nggak mau ngeliat Langitnya lagi. Dan bodohnya di situ Langit terus mau nunggu. Seandainya gue nggak maksa, mungkin dia nggak akan mau pulang sampai sekarang." Itu adalah penuturan panjang dari Dewa yang sukses membuat Rindu menahan sesak di dada.

Ada apa dengan Senja?

Sementara Okis mengeringkan rambutnya yang basah di balik sofa, baik Rindu maupun Dewa menatap ke arah Langit dengan pandangan yang sama. Dipenuhi rasa iba.

Terutama Rindu yang kini menggeleng tidak habis pikir terhadap Senja. Tanpa alasan yang jelas dia meninggalkan Langit sendiri? Hei, Dewa sudah bercerita jika Langit mengemis meminta alamat gadis itu bahkan sampai hilang harga diri. Rindu benar-benar tidak ikhlas jika Langit sudah sejauh ini berkorban tetapi Senja malah melepaskan.

Rindu sudah merelakan, lantas mengapa mereka tidak bersatu sekarang?

"Biarin aja dulu Langit istirahat. Gue pulang ya? Capek banget seharian." Perkataan Dewa itu berhasil memecahkan lamunan Rindu. Dewa sudah akan melangkah berlalu tetapi tangannya dicekal oleh gadis itu. "Tunggu."

Langit Senja [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang