65. SEKEDAR BERTANDANG

4.4K 274 1K
                                    

Udah siap baca kan?
Sok atuh di vote dulu syg,
jangan mau bacanya doang!

Btw berarti sekarang bukan Tim Langit Senja dan Reynald Senja lagi dong ya. Terus kalian tim mana?

-Langit - Senja

-Langit - Rindu

🎶 Isqia Hijri - Terlalu cepat

Aku mencintaimu sebanyak hujan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mencintaimu sebanyak hujan. Kau mencintaiku sesingkat senja. Seperti hujan, aku jatuh cinta berkali-kali. Seperti senja, kau jatuh cinta kemudian pergi.
_Sinar Senja Kirana
****

Mobil sedan bewarna merah mencolok menghentikan lajunya tepat di depan gerbang sekolah Arwana. Gadis yang masih memegang setir itu menoleh ke samping pada kursi penumpang. Lalu semangat bersamaan dengan senyumannya langsung memudar. Bagaimana tidak? Langit hari ini sangat bersikap datar. Bahkan selama di perjalanan, mobil miliknya itu hanya diisi keheningan sebab tidak ada yang mau memulai obrolan.

Sejak awal, sambil mengemudikan mobilnya, Rindu sengaja melirik-lirik ke arah Langit berniat menarik perhatiannya. Namun jangankan bertanya, untuk sekedar menoleh saja tidak. Langit justru terus memalingkan wajahnya ke luar jendela.

Rindu yang memang berniat mengantar Langit ke sekolahnya pun menyempatkan diri bertanya untuk berlama-lama. "Besar ya sekolahnya?" Matanya melirik dari balik kaca "Kalau aku jadi murid baru di sana pasti seru ya? Kita pasti jadi lebih sering ketemu."

Langit memilih mendiamkannya.

"Tapi nggak papa deh. Kan sebentar lagi kamu ujian, terus lulus. Abis itu kita kuliah bareng." Keantusiasan terpancar jelas di wajah cantiknya. "Aku bakal lebih sering liat kamu nantinya."

Jika Rindu berpikir Langit akan sesenang dirinya, jawabannya adalah salah. Pagi milik Langit tidak diperuntukkan mendengar gadis itu bercerita. Apalagi bercerita tentang masa depan mereka. Langit sudah akan membuka pintu mobil saat Rindu justru mencondongkan tubuhnya. Pergerakan yang tiba-tiba itu membuat Langit yang terkejut refleks beringsut mundur. Bahkan kepalanya sampai terbentur.

Masih dengan ekspresi yang sama, Langit bertanya. "Mau ngapain?"

Rindu masih menundukkan kepala sambil memejamkan mata. "Nungguin kamu cium." Matanya sedikit mengintip terbuka "Emang kamu nggak mau cium kening aku dulu?"

Demi apapun, jika motor besar miliknya tidak di tahan Surya, sudah pasti Langit akan menolak ajakan Rindu mengantarnya ke sekolah begitu saja. Tanpa berpikir dua kali, Langit menjawab dengan raut wajah sedatar-datarnya. "Enggak."

Rindu jelas tidak terima. Dan membandingkan sekarang dengan mereka yang dulu adalah jalan ninjanya. "Tapi kamu dulu senang banget cium kening aku sebelum pergi, Ngit."

Langit Senja [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang