14. SENJA DAN PUTRI TIDURNYA

6.2K 448 84
                                    

Pembaca yang baik adalah mereka yang tau caranya menghargai karya orang lain.

🎶Al Ghazali - Kurayu Bidadari

Aku suka senja karena senja mengajarkanku bahwa merindu juga perlu jeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku suka senja karena senja mengajarkanku bahwa merindu juga perlu jeda.

****

Dilain tempat, teman-teman Langit berkumpul di warung bu Nayu. Mereka berempat duduk di pelataran luas itu sambil sesekali berbincang. Tidak ada pembahasan yang penting-penting amat yang menjadi topik selain terkait sepak bola, game atau movie saja.

Tapi untuk kemudian, mereka semua tergelak begitu Arkan tiba-tiba angkat bicara di luar topik sebelumnya. "Jadi... siapa sih cewek itu sebenarnya?"

"Siapa?"

"Itu... yang sama Langit tadi."

"Masa lo nggak tau sih, yang waktu itu kita pergokin berduaan di atas tangga. Nggak mesra juga sih. Gue malah ngeliat Langit di atas tangga tapi tuh cewek di bawahnya kayak orang abis jatuh gitu. Nggak tau kenapa, tapi dia kesakitan. Mirip kayak tokoh protagonis yang abis dijorogin ke bawah tangga kayak di pilem india," ujar Okis panjang lebar. Sementara tangannya sibuk mencomot gorengan.

Cowok manis berlengsung pipit itupun nampak berpikir untuk mengingat-ingat.
"emm... gue nggak tau."

Okis sudah akan berbicara lagi jika saja Dewa tidak menggeplak kepalanya. Membuat cowok itu tampak tersedak-tersedak karena makanan di mulutnya. Dewa berkata, "Bego... mana dia tau kalau yang liat Langit di tangga aja cuma kita berdua?"

Dewa mengatakannya lembut tapi dengan mulut yang tidak terbuka semestinya menyiratkan jika cowok berkulit sawo matang itu tampak gregetan.

Selanjutnya Okis tergelak. "Oh iya ya." Lalu pandangannya beralih lagi pada Arkan. "Lo sih kerjaannya bucin terus sama si Olalampir! Temen lo lagi jungkir balik juga lo jadi nggak tau. Sahabat macem apa lo, Arkan borokan?!"

"Bukannya gitu..." Si bucin akut mulai akan mengeluarkan kata-kata dengan bahasa tingginya untuk memberi alasan mirip seperti seorang lelaki yang baru kepergok selingkuh. "Gue bisa jelasin. Lo kan tau setiap jam istirahat gue emang nyamperin Ola. Nah di jam pulang kayak sekarang gue baru gabung sama kalian? Adil kan?"

Bohong. Pada kenyataannya cowok itu tetap membawa sang kekasih ke dalam tempat nongkrong mereka ini. Cuma karena ini Ola—gadis yang memang kenal baik pada mereka jadi tidak apa-apa.

"Ngeles aja lo kayak bajay!"

"Tapi yang gue bingung, kenapa cewek itu bisa kenal Langit? Nyamperin ke kelas nya langsung lagi. benar-benar diluar dugaan," ujar Dewa menerawang di udara. Sementara dua kakinya tengah dalam posisi bersila.

Arkan terkekeh sejenak. Dalam posisi melingkari sepiring gorengan lengkap dengan beberapa cangkir kopi, cowok itu mendekat ke arah Dewa dan menepuk bahunya sekali. "Biar gitu-gitu juga Langit temen kita pasti dikenal di sekolah. Cucu pemilik yayasan, biangnya masalah."

Langit Senja [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang