39. MOMEN BERHARGA

3.4K 257 488
                                    

Tok tok tok

"Tunggu sebentar!" pekik Senja beranjak dari sofa lantas berlari menuju pintu utama rumahnya. Setelah dibuka, ia begitu tertegun melihat seorang cowok jangkung berdiri menatapnya lekat bersama seorang anak kecil yang setia berada digendonganya, persis seperti seorang ayah yang tengah membawa anak bertemu ibunya.

"Kak Senja!" sapa Allura riang, memecahkan keheningan yang terjadi di antara mereka.

Senja terkesiap, membuyarkan lamunannya dan menyunggingkan senyum lebar seraya menatap Allura. "Hallo Lula, wah senangnya kamu dateng ke rumah kakak," sambutnya hangat.

"Aku kangen sama kak Senja.." ungkap Allura mengulurkan kedua tangannya meminta digendong. Senja lantas mengambil anak itu dari gendongan Langit dan memeluknya erat.

Sejak pertemuannya dengan Senja hari itu, Allura memang kerap kali merindukan Senja dan ingin selalu bermain bersamanya, tentu dengan kak Langitnya juga.

Langit memperhatikan keduanya dengan saksama, sekilas sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman. Sudah ia duga reaksi keduanya pasti akan seberlebihan ini. Namun tak apa, selagi Allura bahagia Langit pun bahagia.

Senja melirik Langit yang masih berdiri di ambang pintu. "Langit, ayo masuk," ajaknya.

"Maaf ya ganggu waktu lo, Allura maksa gue buat nemuin lo. jadi mau gak mau gue ajak dia kesini," ujar Langit membasahi bibirnya sendiri.

Senja mengangguk seraya tersenyum manis, "Gak papa kok. aku justru seneng kamu bawa dia kemari, ayo masuk. Lula, ayo kita masuk ke dalam." Allura mengangguk mengiyakan.

"Senja, siapa yang dat-" mama Cantika, atau yang biasa dipanggil 'macan' itu tak dapat melanjutkan kata-katanya tatkala melihat pemandangan di depan yang membuatnya terdiam mematung. Refleks keduanya menghentikan langkah bersamaan.

Senja berdiri di samping cowok tampan berperawakan tinggi, dengan seorang anak perempuan lucu yang berada di gendongannya. Mereka sudah seperti... keluarga inti.

Sesaat Cantika terdiam sebelum akhirnya tersenyum hangat sambil menyapa, "Eh ada Langit."

Langit segera melangkah menghampirinya lalu mengecup punggung tangan Cantika sopan. "Selamat sore tante, apa kabar?"

"Alhamdulillah kabar baik, kamu sendiri apa kabar? kemana aja? kenapa baru kemari? macan kangen sekali loh dengan kamu," tanya Cantika beruntun seraya terkekeh kecil, tangannya menepuk pelan pundak tegap Langit.

"Ada tante, baru sempet aja"

"Ekhem ma, kapan duduknya?" sindir Senja.

"Eh iya, ini siapa yang digendong Senja. ya ampun cantiknya... ini adikmu?" tanya Cantika menoleh pada Langit usai berjalan menghampiri Allura dan mengelus pelan pipi chubby nya.

"Saya anak tunggal tante, tapi Allura sudah seperti adik sendiri bagi saya."

"Oh gitu, tapi mirip loh. sama-sama ganteng dan cantik. sini sayang sama mama Cantika." Macan menggendong Allura mesra layaknya anaknya sendiri.
"Kamu namanya siapa anak cantik?" tanyanya lembut.

"Allula," jawab Allura cadel seperti biasa.

"Oh Allura... kenalin, ini mama Cantika, mamanya kak Senja. kita duduk yuk di sana, ayo Langit silahkan duduk," ajak Cantika menggiring Langit serta Senja duduk di ruang tamu. Memanggil sang asisten rumah tangga dan menyuruhnya membuatkan minum untuk teman putri sulungnya itu.

"Bulan, lihat nih siapa yang datang!" pekik Cantika memanggil si bungsu yang berada di lantai dua.

"Sebentar ma!" sahut Bulan berteriak.

Langit Senja [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang