18. Another Jelly

3.2K 426 8
                                    

Time Mark :
Harry Potter and the Goblet of Fire.

•••

Sore ini, tugas ketiga dan terakhir dilaksanakan. Hampir seluruh siswa menontonnya. Bahkan orang tua Cedric pun datang bersama Arthur Weasley.

Vanesha juga ikut menonton. Oh terlihat sedang janjian untuk dresscode yang sama dengan Draco.

Mereka sama-sama mengenakan pakaian serba hitam.

Yang berbeda adalah, Vanesha duduk sendiri dan mendukung dua juara sekolahnya. Sementara Draco duduk dengan Goyle dan Crabbe, mendukung Viktor Krum.

Lihat mereka terlihat sangat menikmati hari ini. Draco sangat tersenyum puas mendukung Krum. Bahkan dahi Crabbe sudah tertulis jelas 'KRUM'.

Pertandingan kali ini adalah siapa yang berhasil membawa piala Triwizard keluar dari labirin, dia yang menang.

Dumbledore sekarang tengah memberi arahan pada keempat juara. Tiba-tiba saja, Draco menghampiri Vanesha dan duduk di sebelahnya.

"Mana Fawley?" tanya Draco.

"I don't know. Apa yang kau lakukan disini?" ujar Vanesha.

"Melihatmu duduk sendirian, kau terlihat menyedihkan," jawab Draco lalu berseru memberi semangat untuk Krum.

"Kau ini habis terbentur ya? Kenapa kau malah mendukung Krum?" tanya Vanesha.

"Karena dua juara sekolah kita sangat payah," jawab Draco cepat.

Vanesha hanya memutar bola matanya malas. Bisa-bisanya dia memiliki status bersaudara dengan lelaki menyebalkan seperti Draco Malfoy.

Oh, meriam dibunyikan. Pertandingan dimulai, Harry dan Cedric yang pertama memasuki labirin.

"Wah, seberapa rumit labirin itu?" gumam Draco.

"Yang jelas tidak serumit jalan pikiranmu!" jawab Vanesha.

"Kau tau apa yang lebih seru dari pertandingan ini, Van?" tanya Draco.

"Apa?"

"Melihat Potter sekarat atau bahkan mati, itu akan jauh lebih seru," jawab Draco.

Vanesha memukul lengan Draco, "Jangan bicara sembarangan!"

"Ouch! Kalau aku berbicara tentang Potter saja kau sudah memukul lenganku, bagaimana kalau aku berbicara tentang Digg-"

Belum selesai Draco berbicara, semua orang melihat percikan cahaya merah di angkasa, tandanya ada juara yang dalam bahaya.

"Well, I hope it's Potter," ujar Draco.

"Ugh, can you just shut up, Draco?" omel Vanesha dan Draco hanya menahan senyum.

Ternyata itu Fleur Delacour. Dia keluar dengan keadaan yang cukup memprihatinkan.

Tak lama setelah itu, Viktor Krum juga keluar dari labirin dengan keadaan yang terlihat hampa.

"Ohhhh!" seru Draco kecewa karena jagoannya mengundurkan diri.

"Tersisa Cedric dan Potter," ujar Vanesha. "Menurutmu siapa yang akan menang?"

Draco menyeringai, "Only for this time, I'd rather like to see Diggory as the champion," ujarnya.

"Huh?! Kau benar-benar memiliki masalah dendam yang cukup mendalam dengan Potter," ujar Vanesha.

Satu jam hingga berjam-jam mereka menunggu Harry dan Cedric keluar dari labirin, tapi nihil, mereka tidak kunjung keluar hingga langit sudah gelap sekalipun.

"Kemana mereka?" tanya Draco yang sudah mulai bosan menunggu.

Hingga tiba-tiba saja mereka berdua muncul di tengah-tengah. Tapi, kenapa mereka tersungkur dan terbaring bukannya berdiri dan tersenyum karena memenangkan piala itu?

Semua orang bersorak, Draco sekali lagi mendengus kesal karena Harry masih terlihat baik-baik saja.

"AKKKKKH!" teriakan Fleur cukup menyadarkan beberapa orang bahwa keadaan Harry dan Cedric tidak baik-baik saja.

Puncaknya ketika Dumbledore berlari dan berusaha melepaskan Harry dari Cedric tapi Harry memberontak.

"He's back. He's back!!" seru Harry, semua orang mulai terdiam. "Voldemort is back! Cedric memintaku membawa tubuhnya kembali. Aku tak bisa meninggalkannya, tidak disana!"

Semua orang mulai menyadari apa yang terjadi. Vanesha mendapat 3 hal dari kejadian ini.

Pertama, Cedric meninggal.

Kedua, Voldemort kembali, tapi apakah betul?

Ketiga, raut wajah Draco tampak kurang suka saat Harry berkata bahwa Voldemort kembali.

Memang semuanya bingung, tapi wajah Draco lebih memancarkan ketakutan daripada kebingungan.

Belum lagi saat Draco tiba-tiba meninggalkan Vanesha disana begitu saja.

"Draco, kau mau kemana??!!"

•••

Pagi ini semua murid berkumpul memenuhi Great Hall, termasuk murid Beauxbatons dan Durmstrang.

"Ketahuilah, Cedric Diggory dibunuh oleh Lord Voldemort!" ujar Dumbledore lantang.

Vanesha memperhatikan wajah Draco yang ikut sedih tapi masih menggambarkan ketakutan. Dia juga sangat terpukul karena Cedric, teman dan kakak tingkatnya yang baik itu harus mengalami nasib seperti ini.

Ditambah melihat Draco yang duduk bersebelahan dengan murid Beauxbatons.

Vanesha, ini bukan waktu yang tepat! batin Vanesha.

"Hei, are you alright?" tanya seorang murid lelaki kepada Vanesha.

Vanesha melirik melihat warna jubahnya, oh Gryffindor. Baru kemudian menoleh dan mendapati Oliver Wood yang menanyakan hal itu kepadanya.

"I'm fine, thanks.."

"You can talk to me if you need it. I'll be happy to help you," ujar Oliver lagi.

Jangan harap Draco tidak mendengar percakapan mereka, lihat, ekspresi wajahnya sudah berubah seperti ingin menghabisi Oliver saat itu juga.

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
amortentia (ft. draco malfoy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang