20. The New Professor and Detention

3K 405 3
                                    

Time Mark :
Harry Potter and the Order of the Phoenix.

•••

Tahun kelima mereka dimulai. Hogwarts Express berhenti di stasiun Hogsmeade. Vanesha turun dari kereta dengan rambut yang dikuncir.

Kalung pemberian Draco terlihat sangat cantik di lehernya.

Dia berjalan bersama dengan Victoria tepat di belakang Draco, Crabbe, dan Goyle.

Oh, ada trio Gryffindor juga.

"Heran Kementerian masih membiarkanmu bebas, Potter. Nikmati saja selagi bisa. Tak lama lagi kau akan mendekam di Azkaban!" hina Draco.

Emosi Harry terpancing dan hampir menonjok Draco kalau saja Ron tidak menahannya.

Masih saja Draco meledek, "Apa kataku! Dia gila!"

"Stay away from me!" balas Harry.

Draco berjalan menjauh. "Hey, Potter. I'm sorry for what Draco said. I'm glad you weren't exempt from punishment," ujar Vanesha.

"Thank you, Van," ujar Hermione.

Melihat Vanesha yang sengaja menyapa trio Gryffindor, Victoria langsung menarik tangan Vanesha dan berjalan mendahului mereka bertiga.

Ya, teman Vanesha belum tentu teman Victoria.

"I'm sorry, see you!" teriak Vanesha selagi sempat.

"Aku rasa memang benar kalau dia satu-satunya gadis Slytherin yang masih memiliki akal sehat," ujar Ron.

•••

Setelah sampai di Hogwarts, semua murid bersiap memakai seragam dan jubah mereka baru kemudian ke Great Hall untuk makan malam.

Vanesha duduk di sebelah Draco sekarang. Bukan disengaja, Draco tadi memang memanggilnya untuk duduk bersebelahan.

"Good evening, children!" sapa Dumbledore. "Tahun ini ada dua perubahan pengajar. Kita ucapkan selamat kembali Profesor Grubbly Plank yang akan mengajar Pemeliharaan Satwa Gaib sementara Profesor Hagrid sedang cuti."

"Bagus, setidaknya kita benar-benar diajar seorang profesor bukan orang bodoh lagi," ujar Draco.

Vanesha menatapnya tajam, "What?" tanya Draco.

"Kita sambut juga guru baru Pertahanan terhadap Ilmu Hitam, Profesor Dolores Umbridge. Aku yakin kalian ikut bersamaku menyambut Profesor." lanjut Dumbledore.

"Itukah dia yang berpakaian serba merah muda di sebelah Profesor Snape?" tanya Victoria yang diangguki oleh Goyle.

"Kudengar dia berasal dari Ministry of Magic," ujar Vanesha.

"Iya, dia memang asisten menteri," timpal Draco.

"Tidakkah dia terlalu mencolok sebagai guru Hogwarts? Lebih aneh dimataku daripada Profesor Trelawney," ujar Goyle.

Tiba-tiba sambutan Dumbledore disela oleh Umbridge yang berdiri dan jalan ke depan lalu menyampaikan beberapa kata yang cukup menganggu Vanesha.

"Sihir dilarang digunakan di koridor.."

"Apa????"

•••

Pagi ini adalah jadwal kelas PtIH yang akan diajar guru baru, Profesor Umbridge.

Semua murid sedang memperhatikan burung kertas yang diterbangkan Parvati dengan mantra. Bahkan Goyle hendak merusak dengan katapelnya.

Kecuali Draco, dia sibuk entah mencari apa di bawah. Oh kali ini Draco duduk bersama Vanesha. Untung tidak ada yang meledek mereka.

Puncaknya ketika Profesor Umbridge berdebat dengan Harry yang bersikukuh dengan adanya Lord Voldemort di luar sana. Kelas ini sungguh membosankan.

Pada saat Umbridge menjelaskan teori, tidak sesekali Draco menjahili Vanesha. Entah itu membuat penanya terbang, membuka-tutup bukunya, "Stop it, Draco!" bisik Vanesha.

"Mr. Malfoy dan Miss Black, having fun back there?" tanya Umbridge.

"Uhh.. Nothing, Profesor," jawab Draco.

Karena kesal, Vanesha menginjak kaki Draco dan membuat Draco berteriak sangat kencang, "AKKKKH! BLOODY HELL, MY FOOT!"

Vanesha hanya menahan tawa sementara Umbridge menghampiri meja mereka, "Ada apa, Mr. Malfoy? Kau tidak suka dengan kelasku?" tanya Umbridge dengan nada khasnya.

"No, Profesor. It's just, there's something bite my foot," jawab Draco sambil melirik Vanesha tajam.

"Detention for you three. Mr. Potter in my office, Miss Black and Mr. Malfoy clean the prefect's bathroom without magic, thank you." ujar Umbridge.

"Ini semua gara-gara kau, Draco!" omel Vanesha.

"Kenapa kau menginjak kakiku?!" pekik Draco.

"Hanya ingin,"

•••

Mereka benar-benar pergi membersihkan kamar mandi prefek di lantai lima. Tanpa sihir.

"Berapa lama lagi, sungguh aku lelah," keluh Vanesha.

"Ini tidak adil, ini kan pekerjaan pembantu!" omel Draco.

"Kita tidak akan ada disini kalau kau tidak mengangguku, Draco!" seru Vanesha sambil mengelap cermin wastafel.

Draco melempar gagang pelnya asal dan menghampiri Vanesha. Menahan tangannya di cermin, menghentikan aktivitas Vanesha.

"Sekarang apa lagi?" tanya Vanesha dengan mendengus.

"Kita mungkin tidak akan dihukum kalau saja kau tidak membuatku berteriak seperti orang bodoh,"

"Pfftt.." tawa Vanesha. Dia melempar kain lap cerminnya ke Draco, "Bersihkan cerminnya, biar aku yang mengepel,"

•••

Setelah selesai menjalankan tugas, Draco dan Vanesha langsung kembali ke asrama. Sampai disana, Draco langsung disambut oleh beberapa temannya. Hanya Draco.

"Draco, kau sudah selesai?" tanya Blaise dan Draco mengangguk.

"Ugh, kenapa kau tidak melaporkan saja pada ayahmu? Untuk apa kau repot membersihkan kamar mandi... dengan Black," ujar Pansy sinis.

"Aku rasa cukup seru menjalani hukuman ini," jawab Draco santai dan mengisyaratkan Vanesha untuk pergi ke kamar.

Vanesha kira, Draco akan mendukung opini Pansy. Padahal tadi di kamar mandi, dia banyak mengeluh seperti, "My father will hear about this," tapi sepertinya tidak dia bocorkan di depan temannya.

•••

happy 1k
thank you so much potterhead!

amortentia (ft. draco malfoy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang