Bukankah cinta memang butuh perjuangan?
Bahagia atau tidaknya sebuah akhir dari perjuangan itu masalah sepele. Setidaknya kita telah berusaha untuk melakukan yang terbaik.
..."Bin, aku boleh gak minta satu hal sama kamu?" tanya Leo.
Bintang menghentikan aktivitasnya dan mulai menatap Leo serius. Sekarang Bintang dan Leo sedang berada di sebuah warung sederhana yang ada di pinggir jalan. Tadi saat Leo pulang kerja, dia mengajak Bintang untuk mengisi perut juga untuk menikmati lalu lalang kendaraan malam hari.
"Jangan deket-deket sama cowok tadi lagi ya," pinta Leo.
"Loh kenapa? Dia kan cuma mau kenal aku aja," balas Bintang.
"Ya enggak. Takut aja nanti kamu malah suka sama dia, padahal aku yang udah nungguin kamu dari lama tapi kamu malah milih orang baru," sanggah Leo.
Bintang menganga tak percaya. Makin ke sini, jika Bintang lihat Leo itu semakin terlihat cemburuan. Tapi dia suka melihat Leo seperti sekarang. Meskipun sedikit posesif, tapi setidaknya itu bisa membuat Bintang merasa nyaman.
Berbeda sekali dengan Angkasa yang lebih memilih untuk tidak memperlihatkan cintanya. Lebih memilih untuk cuek, dibandingkan harus menunjukkan rasa pedulinya. Tapi meskipun begitu, Angkasa adalah mantan terindah Bintang.
"Leo, kamu tuh tenang aja. Aku gak mungkin lah suka sama cowok kayak gitu. Dandanannya aja kayak preman. Lebih baik kamu ke mana-mana," puji Bintang.
Setelah mendengarkan penenangan dari Bintang, akhirnya senyum Leo kembali muncul. Meskipun masih ada sedikit khawatir, setidaknya masih ada sedikit harapan untuknya.
"Eh ada mbaknya lagi." Bintang dan Leo terkejut ketika melihat Bima yang entah dari mana dia tahu jika mereka sedang ada di tempat itu.
"Gimana? Mau kasih tahu namanya gak? Udah janji loh mau kasih tahu namanya," ujar Bima.
Bintang tak menjawabnya. Dia malah melanjutkan kembali untuk memakan makanannya.
"Kalo dilihat-lihat mbak cantik juga ya. Cocok lah jadi pacar saya," goda Bima.
Leo terkejut mendengar pernyataan itu. Dia langsung menggenggam tangan Bintang dan menunjukkannya di depan kedua mata Bima.
"Dia udah punya pacar. Mending lo jauh-jauh," kata Leo.
Bima terkekeh, "Yakin mbak pacarnya kayak gini? Emangnya dia bisa jagain mbak? Kalo saya sih udah pasti mampu."
Rahang Leo mengeras merasakan amarahnya sudah berada di puncak kepala. Bintang yang masih diam itu melirik ke arah Leo. Dia tahu jika Leo akan sangat marah mendengarnya.
"Udah-udah. Kita pulang aja, Le. Dan kamu," tunjuk Bintang, "Tadi nama kamu siapa? Bima? Tolong jaga sikap. Saya udah punya pacar," lanjut Bintang.
Bima terdiam. Bintang menarik tangan Leo untuk pergi dari tempat itu meninggalkan cowok yang Bintang anggap sebagai laki-laki gila yang tiba-tiba saja mengajaknya berkenalan. Tepat di samping motor Leo, Bintang melepaskan genggaman tangannya. Sedangkan Leo masih merasa tak percaya.
Bintang menatap Leo bingung. "Kamu kenapa Le? Ada yang salah?"
"Eh ... enggak. Cuma gak nyangka aja tadi kamu ngomong kayak gitu," balas Leo.
"Kamu gak suka ya aku ngomong gitu? Bukannya kamu mau kita jadian?" tanya Bintang.
Leo mengangguk semangat. Sudah sejak lama dia menginginkannya. Tapi dia memilih diam karena tahu jika Bintang masih menyimpan rasa untuk Angkasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa 2 : Remember You
RomanceSEQUEL ANGKASA "Sebuah kenangan manis yang harus dilupakan." ... Setelah tahun-tahun berlalu, perasaan Bintang masih sama seperti sejak 4 tahun yang lalu. Dia masih tetap menunggu Angkasa tanpa diminta. Tapi ketika Angkasa kembali, semuanya...