26. PENYEMBUH

115 15 0
                                    

JANGAN LUPA VOTE + KOMEN!

KALAU ADA YANG TYPO INGETIN YAA...😀

Happy reading!❤️

“Benar kata orang, orang lain gak akan pernah bisa menenangkan kamu ketika sakit hati. Karena yang bisa menyembuhkan rasa sakitmu adalah dirimu sendiri.”

- Angkasa 2 : Remember You

...

Setelah hampir setengah jam Bintang menangis, akhirnya gadis itu tertidur dengan posisi kepala yang menyender di pundak Ervan. Benar kata orang, orang lain gak akan pernah bisa menenangkan kamu ketika sakit hati. Karena yang bisa menyembuhkan rasa sakitmu adalah dirimu sendiri.

Ribuan kata penyemangat untuk Bintang yang Ervan katakan, tetap saja tidak bisa membuat Bintang menghentikan tangisannya. Malahan Bintang terus menyangga apapun yang dia katakan.

"Belinda udah pulang?" tanya Ervan ketika Angkasa membuka pintu kamar Bintang. Sudah menjadi kebiasaan Angkasa ketika malam, dia selalu melihat kondisi Bintang. Dia hanya memastikan apakah Bintang sudah berada di alam mimpinya atau masih melakukan aktivitas.

"Kamu di sini? Nemenin Bintang?" tanya Angkasa, "Belinda udah pulang dari tadi," lanjut Angkasa.

Angkasa berjalan mendekati Ervan. Tapi tatapan matanya masih tertuju pada Bintang yang terlihat seperti habis menangis. Setelag itu, Ervan meminta untuk Angkasa menggantikan posisinya. Yang paling pantas untuk dijadikan Bintang sandaran adalah Angkasa, bukan dirinya.

"Kalau gitu, aku keluar ya, Kak. Jangan apa-apain dia. Tetep dalam posisi kayak gini aja," ucap Ervan yang mendapatkan anggukan kepala dari Angkasa.

Setelah itu, Ervan berjalan keluar meninggalkan Angkasa dan Bintang. Angkasa memainkan jari jemari Bintang yang terlihat sangat ramping. Dulu, dia pernah bermimpi memasangkan cincin di jari manis gadis itu. Bahkan sampai sekarang, dia selalu mengharapkan hal itu terjadi. Tapi mungkin, saat ini akan sedikit sulit. Banyak rintangan yang menghadang kebahagiaan mereka.

"Bin, aku gak tahu kamu habis nangis atau gimana. Tapi yang jelas, saat aku lihat kamu sama Ervan, rasanya seperti aku ditusuk pisau tajam. Aku gak menyalahkan kamu ataupun Ervan. Mungkin, aku yang emang bodoh karena gak pernah bisa ngertiin perasaan kamu," gumam Angkasa.

"Kamu ingin membangun istana impian bersama kamu. Tapi benar yang kamu bilang, keinginan itu gak akan pernah terjadi jika keduanya saling menyakiti satu sama lain," ujar Angkasa.

Tangan kiri Angkasa perlahan naik dan mengelus puncak rambut Bintang dengan lembut. Angkasa mendekatkan hidungnya pada rambut Bintang. Wangi rambut ini, sama seperti saat pertama kali Angkasa memeluk Bintang.

"Mungkin aku sedikit egois karena aku ingin menghentikan putaran waktu," Angkasa tersenyum kecil, "Aku hanya gak ingin kamu ninggalin aku."

Berada di samping Bintang, membuat Angkasa merasakan ketenangan. Jika ini waktu terakhirnya bersama Bintang, dia seperti ini sampai saat itu tiba. Sudah sangat lama Angkasa ingin sedekat ini bersama Bintang. Mungkin memang benar, meskipun Angkasa dan Bintang berada di jarak yang sangat jauh, tapi hati mereka selalu sedekat nadi.

Tak ada yang pernah tahu jika Ervan sejak tadi melihat Angkasa dan Bintang. Dia juga mendengar semua yang dikatakan Angkasa untuk Bintang. Ervan menutup kembali pintu itu dengan pelan. Dia menghapus air matanya yang hampir ingin keluar. Berkali-kali dia merasa sedih saat melihat Bintang bersama cowok lain. Tapi kali ini, Ervan lega karena itu adalah Angkasa bukan yang lainnya.

"Mungkin Kak Angkasa memang yang terbaik untuk Bintang," kata Ervan.

Ervan tersenyum kecil lalu berkata, "Kamu tenang aja, Bin, semuanya akan berakhir bahagia. Walaupun aku harus mengorbankan hidup dan kebahagiaanku," gumam Ervan.

Angkasa 2 : Remember YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang