4. SEBUAH PERBEDAAN

236 36 4
                                    

Layaknya Katedral dan Istiqal,
kita berseberangan, tapi
tidak akan pernah beriringan.

...

Leo membersihkan beberapa kotoran yang ada di atas meja. Pria itu memakai pakaian seperti seorang barista. Ya, Leo memang bekerja menjadi barista di salah satu coffeeshop.

Dengan lihai tangannya membersihkan meja itu. Beberapa pengunjung masuk ke dalam coffeeshop. Dan tentu saja, Leo langsung beralih untuk melayani mereka.

"Cappucino 1, Caramel 1," ulang Leo yang mendapat anggukan pengunjung.

Lalu Leo memberikan struk pada pengunjung itu dengan sopan. "Terima kasih, silakan ditunggu."

Setelahnya Leo berjalan ke arah temannya dan memberikan pesanan pengunjung itu agar lebih cepat menyajikan minumannya.

"Mas, mau pesen dong," Leo menoleh. Bintang sekarang berada di sana dengan senyuman yang terukir di bibirnya.

"Kok ke sini?" tanya Leo melihat keberadaan Bintang.

"Enggak, tadi abis ambil kue pesenan mama aja, terus inget kamu. Yaudah aku samperin," Leo tersipu mendengar jawaban Bintang tadi. Meskipun dia tahu jika gadis itu belum sepenuhnya bisa melupakan Angkasa.

Bintang melihat beberapa sudut coffeeshop itu.

"Ada wifi gak sih?" tanya Bintang yang mendapatkan tatapan aneh dari Leo.

"Ada. Kenapa emangnya?" tanya Leo balik.

Bukannya menjawab, gadis itu malah mengangguk. Leo semakin menatap aneh gadis itu.

"Jadi mau pesen atau nggak?" tanya Leo lagi.

Bintang menggeleng. "Enggak. Kan tadi aku ke sini rencananya biar ketemu kamu."

Leo mengangguk. Lalu dia mengajak Bintang untuk duduk. Leo sangat bahagia bisa menjadi bagian dari hidup gadis itu. Entah bagaimana jadinya jika dulu dia tidak bertemu dengan Bintang.

Mungkin Leo sekarang sudah menjadi anak berandalan yang hanya tahu caranya berbuat kejahatan. Tapi untungnya hari itu Leo bertemu dengan Bintang yang mampu membuka matanya.

"Le, kamu tahu gak, tadi aku kuliah sendirian. Kamu kenapa sih pake ambil cuti," Bintang menceritakan bagaimana harinya di kuliah.

"Kan aku harus cari uang banyak, Bin. Kalo aku gak cuti, nanti aku gak bisa beliin mama aku obat," jawab Leo.

Ya, Bintang memang harus sedikit mengerti tentang bagaimana kondisi Leo sekarang.

"Oh ya, Le. Kemarin, kata Alin sebentar lagi kita mau adain reuni gitu. Kamu ikut ya. Soalnya Kak Angkasa pasti juga ikut,"pinta Bintang.

" Jadi gue cuma dijadiin cadangan nih?" tanya Leo sedikit menggoda.

Bintang meringis, "Enggak ih. Kan Leo one and only, gak boleh dibagi ataupun terbagi."

"Cewek kok pinter gombal sih?" tanya Leo.

Bintang tertawa renyah. "Biar tahu kalo bukan cuma cowok yang bisa gombal."

Leo mengangguk dan juga tersenyum pula saat melihat Bintang tertawa. Cewek itu terlihat bahagia dari hari sebelumnya. Leo tidak suka saat Bintang murung. Leo benci hal itu.

...

Sedangkan di lain tempat, Angkasa sekarang sedang duduk di dalam tempat kerjanya. Tadi Angkasa sudah memeriksa beberapa pasien, dan sekarang waktunya Angkasa istirahat.

Bolpen yang ada di tangannya sesekali dia mainkan. Pandangannya kosong. Dia sedang memikirkan apa yang akan terjadi padanya setelah ini. Bingung sekaligus juga merasa khawatir. Angkasa terlalu memikirkan hal yang bahkan belum terjadi.

Angkasa 2 : Remember YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang