5. CARA MELUPAKAN?

244 35 19
                                    

Perihal melupakan atau tidak,
biar itu menjadi urusanku.
Kewajibanmu hanya pergi sekarang
dan jangan pernah menoleh ke belakang.

...

Dengan sangat terpaksa, pagi ini Bintang harus menemui Alin dan juga Elara. Jika bukan karena harus mempersiapkan acara reuni besok, Bintang tidak akan mau datang ke sana. Bukan karena malas, tapi Bintang hanya tidak mau saja hari-hari yang cerah berubah jadi buruk.

Ditambah lagi Leo tidak bisa ikut pagi ini. Terpaksa Bintang harus datang sendirian tanpa Leo. Sudah bisa ditebak, jika nanti di sana Bintang akan bertemu dengan Angkasa.

"Bintang!" panggil Elara dengan melambaikan tangannya.

Bintang tersenyum dan langkahnya semakin mendekat.

"Gue pikir lo gak bakalan dateng," ucap Elara.

Bintang duduk di depan Elara dan juga Alin. Beberapa orang juga sudah datang di cafe tempat mereka janjian.

"Kayaknya gue udah gak punya alasan deh buat ngehindar," jawab Bintang.

"Karena pasti kalian bakalan paksa gue terus sampai gue mau ikut," lanjut Bintang.

Elara dan Alin terkekeh pelan. Memang benar apa kata Bintang. Walaupun Bintang dengan keras menolak, tapi Elara dan juga Alin memiliki 1001 cara untuk memaksa agar Bintang mau ikut dengan mereka.

"Lagian, lo gak bosen apa kuliah terus. Sekali-kali tuh hangout," sahut Alin.

"Bener tuh. Lo mah kalo kita ngajakin jalan pasti gak mau. Tapi kalo Leo atau Ervan aja langsung mau. Kita kan juga temen lo, Bin," tambah Elara.

Bintang tersenyum tipis. "Siapa yang bilang kalian musuh gue? Gak ada kan. Kalian berdua sama Leo atau Ervan tuh sama aja. Sama-sama temen gue."

"Eh tapi, Bin. Lo sama Leo cocok tahu kalo jadian," ujar Alin.

Elara langsung menoleh ke arah Alin. "Enggak ada. Bintang lebih cocok sama Kak Angkasa."

"Apaan sih lo, Ra? Lo sendiri kan tahu kakak lo itu udah punya pacar. Masih aja jodoh-jodohin. Lo gak kasian apa sama Bintang?" balas Alin.

Sedangkan Bintang hanya menghela napasnya. Padahal tadi Bintang berharap tidak akan membicarakan Angkasa. Tapi tetap saja, Bintang tidak bisa menghindarinya.

"Hai, semua!"

Bintang, Alin, dan juga Elara kompak menoleh ke arah sumber suara. Belinda, gadis itu sekarang tersenyum dengan menunjukkan deretan giginya yang rapi.

Pandangan mata Bintang jatuh pada tangan Angkasa yang sekarang menggenggam tangan Belinda. Beberapa detik kemudian sudut bibirnya terangkat.

"Hai," jawab Bintang.

Belinda tersenyum. Lalu gadis itu duduk di samping Bintang diikuti Angkasa yang duduk di sebelah Belinda.

"Kalian tadi lagi ngomongin apa?" tanya Belinda.

"Kepo banget sih nih cewek," bisik Elara pada Alin.

Dengan cepat Alin menyikut perut Elara. "Lo bisa diem gak?"

"Emm ... gak lagi ngomongin apa-apa kok, Kak," jawab Bintang.

"Oh ya, kalian gak masalah kan kalo aku juga ikutan. Kemarin katanya Angkasa sih gak papa. Tapi takutnya orang luar gak boleh ikutan," kata Belinda.

"Ya sebenernya sih gak boleh," gumam Elara.

"Enggak papa kok, Kak. Lagi pula kan sekarang Kak Belinda juga pacarnya Kak Angkasa." Angkasa langsung menoleh ke arah Bintang.

Angkasa 2 : Remember YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang