8. WAKTU

204 28 6
                                    

Mereka yang mengenalmu dengan baik, akan mengerti apa yang kamu mau.

Dan mereka yang tidak mengenalmu dengan baik, akan mudah terpengaruhi oleh orang lain.

...

Angkasa mendudukkan Belinda di tempat duduk. Dia segera membawakannya minuman hangat agar Belinda bisa melupakan kejadian tadi. Angkasa hanya tidak suka jika orang lain menyakiti Belinda.

Tapi di sisi lain Angkasa juga tidak percaya jika Bintang benar-benar akan melakukan hal jahat seperti itu. Selama yang dia kenal, Bintang adalah seorang wanita yang sangat baik. Bahkan dia juga tidak pernah mencari musuh.

Belinda melihat jika cowok itu sedang melamun. Dan dia tahu jika kekasihnya itu pasti memikirkan Bintang. Jujur sekali, Belinda benar-benar tidak menyukai kedekatan antara Angkasa dan Bintang. Bagaimana tidak, alasan Angkasa kembali ke Indonesia bukan hanya ingin bekerja di salah satu rumah sakit. Tapi dia juga akan melaksanakan pertunangannya dengan Belinda.

Belinda hanya takut jika semua harapannya itu akan lenyap seketika. Dia tidak akan pernah membiarkan semua itu terjadi. Bagi Belinda, masa lalu akan tetap menjadi masa lalu. Tak akan pernah bisa menjadi kenangan ataupun masa depan.

"Sa, aku udah selesai minum," ucap Belinda dengan membawa gelas berisi minuman.

Angkasa masih belum juga mendengarkan ucapan Belinda. Sejenak dia tuli. Dia hanya mendengar suara pembelaan yang ditimpakan oleh Bintang tadi. Dia sangat merasa bersalah.

Belinda memutar bola matanya. Dengan sengaja dia menjatuhkan gelas itu hingga membuat Angkasa terkejut. "Maaf, Sa. Aku tadi ngelamun. Aku cuma lagi kepikiran aja sama kejadian tadi."

Angkasa menggeleng pelan dan mengelus puncak rambut Belinda. "Enggak gak papa kok. Nanti aku ambilin yang baru. Dan soal yang tadi, mending kamu lupain aja. Karena selama aku kenal Bintang, dia bukan tipe perempuan kayak gitu."

Belind menganga tak percaya. "Jadi, menurut kamu aku yang salah? Aku yang ngada-ngada? Sebenarnya yang pacar kamu itu aku atau Bintang sih, Sa?"

Belinda bangkit dari tempat duduk dan disusul juga oleh Angkasa. Laki-laki itu memegang kedua tangan Belinda dengan tulus, sedangkan Belinda menatap ke arah lainnya.

"Maksud aku gak gitu, Bel. Aku cuma berpikir aja kenapa Bintang berubah kayak gitu. Aku percaya sama kamu dan aku gak pernah sama sekali berpikir kalo kamu cuma ngada-ngada. Aku sayang sama kamu Belinda," kata Angkasa menenangkan Belinda.

Gadis yang ada di hadapannya itu masih tidak mempedulikannya. Lantas Angkasa langsung menarik Belinda ke dalam pelukannya. Meskipun Belinda tahu yang dilakukannya ini memang jahat, tapi ini semua untuk masa depannya. Dia tahu dia egois, tapi Angkasa memang hanya untuknya.

"Aku minta maaf. Aku gak bermaksud buat nuduh kamu," ucap Angkasa.

Belinda mengangguk pelan. "Aku cuma gak mau aja kamu ninggalin aku. Aku tahu, kamu emang pernah deket sama Bintang walaupun hanya sebatas kakak-adik kelas."

"Aku gak akan ninggalin kamu, Bel. Lagian apa juga alasan yang bikin aku ninggalin kamu? Bahkan sampai saat ini aku belum dapat alasan untuk ninggalin kamu," balas Angkasa.

Belinda kembali mengangguk. Dia memejamkan matanya sejenak.

Aku tahu, Sa. Aku emang egois. Tapi aku juga gak mau kamu ninggalin aku. Batin Belinda.

...

Lain di tempat, Bintang sejak tadi menangis tidak berhenti. Dia masih berpikir kenapa Belinda bisa tega memfitnahnya di depan Angkasa. Rasanya semua hancur saat laki-laki yang dia sayangi malah ikut menyalahkannya. Padahal dia tahu jika Angkasa juga sangat mengenalnya.

Angkasa 2 : Remember YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang