Jika bahagiamu bukan lagi tentang aku, maka lepaskan. Jangan menunda-nunda waktu lagi untuk pergi.
Sebuah perkenalan di masa lampau hanya akan menjadi cerita kita nantinya. Dengan pilihanmu, aku akan belajar menerima semuanya.
...
Bintang termenung. Di duduk sendiri di taman dekat danau yang biasanya selalu dia datangi bersama Leo. Dia masih mengingat dengan jelas apa yang dikatakan oleh Elara tadi. Lalu, jika Angkasa ingin bertunangan bersama Belinda, kenapa laki-laki itu malah meminta kesempatan kedua kepadanya? Angkasa tetap saja seperti dulu. Dia selalu memiliki rahasia di balik semua sikapnya.
Bintang saja yang bodoh. Setelah Angkasa mengatakan jika dia masih memiliki secercah perasaan kepadanya, perasaan itu malah kembali muncul di dalam hatinya. Semua harapan agar semua kembali menjadi seperti dulu mulai tumbuh. Tapi semuanya hilang dalam waktu sekejap.
Bagai terbang di atas langit, lalu dihempaskan dengan cepat ke bumi. Rasanya sangat sakit. Tapi sudah menjadi tugasnya untuk mengobati setiap luka-lukanya. Bintang menghapus air matanya yang ingin turun. Sejak tadi dia melihati foto-foto saat dia masih bersama dengan Angkasa.
"Kenapa sih? Kenapa aku harus kayak gini? Aku tahu aku salah Karena udah berharap sama orang yang salah. Kalau emang Kak Angkasa gak mau sama aku, seharusnya dia bilang sejak awal." Bintang terus menerus memaki dirinya sendiri karena sudah dengan bodohnya berharap kembali kepada seseorang seperti Angkasa.
"WOI! BERHENTI LO PENGECUT!"
Bintang menoleh ke belakang. Segerombolan laki-laki sedang terlihat mengejar orang yang berdiri di belakangnya. Dari tampangnya, cowok itu bukan laki-laki yang baik. Baju kaos berwarna hitam, celana jeans yang robek-robek, juga sepatu yang terlihat lusuh. Rambutnya itupun juga sangat berantakan.
Cowok itu melihat ke arah Bintang. Dia menarik tangan Bintang hingga membuatnya ikut berlari dan dikejar-kejar dengan orang yang tidak tahu siapa. Cowok itu mengajak Bintang masuk ke dalam rumah kosong untuk bersembunyi.
"Kamu siapa sih? Kenapa kamu narik tangan aku?" tanya Bintang dengan sangat kesal.
Cowok itu membawa Bintang untuk bersembunyi di balik barang-barang bekas yang mungkin sudah berusia sangat lama.
Cowok itu terlihat bernapas dengan susah. "Lo bisa diem gak sih? Kalo sampai gue ketangkap gara-gara lo, gue gak akan lepasin lo."
Bintang tercekat. Dia pasrah. Bintang lebih memilih untuk mengikuti saja ucapan cowok itu.
"Oh ya, nama gue Bima," ucap laki-laki itu dengan menyodorkan tangannya.
Bintang tak membalas sodoran tangan itu. Malahan dia terlihat sangat kesal. "Aku gak butuh nama kamu. Yang aku butuhin keluar dari tempat ini."
Bima menghela napasnya. "Lo ngeselin ya ternyata. Salah orang gue bawa lo ke sini." Bima mengintip dari jendela. Dia tidak menemukan siapapun. Di luar tempat itu terlihat sangat sepi.
"Udah bisa keluar gak sih? Aku mau pulang," ujar Bintang.
Bima berdiri dan menarik tangan Bintang entah akan membawanya ke mana. Tapi Bintang ikut-ikut saja. Dia juga tidak suka di tempat ini.
"Lo mau gue anterin pulang?" tanya Bima sesampainya mereka berada di luar.
"Gak usah. Kita kan gak saling kenal. Lain kali kalo dikejar-kejar orang gak usah ngajak-ngajak orang lain," tutur Bintang.
Setelah mengatakannya, dia melangkahkan kaki meninggalkan Bima yang masih berdiri di tempat itu. Melihat Bintang yang sudah mulai menjauh, membuat Bima terkekeh karena ucapan Bintang.
![](https://img.wattpad.com/cover/227589135-288-k4556.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa 2 : Remember You
Roman d'amourSEQUEL ANGKASA "Sebuah kenangan manis yang harus dilupakan." ... Setelah tahun-tahun berlalu, perasaan Bintang masih sama seperti sejak 4 tahun yang lalu. Dia masih tetap menunggu Angkasa tanpa diminta. Tapi ketika Angkasa kembali, semuanya...