Jangan lupa vote+komen yaa
Happy reading!💛
"Angkasa adalah luka sekaligus obat yang tepat untuk rasa sakit Bintang. Tapi nyatanya, sekali luka, tidak akan pernah menjadi obat untuk orang yang sama."
— Angkasa 2: Remember You
•••
Kesendirian, mungkin akan menjadi teman terbaik Ervan mulai sekarang. Meskipun sekarang Bintang ada di tempat yang sama sepertinya, tapi Ervan menginginkan yang terbaik untuk gadis itu. Sejak beberapa waktu yang lalu setelah dia pulang dari rumah sakit, Ervan membuat teh hangat untuknya. Sudah menjadi kebiasaan Ervan jika dia sedang sendiri, dia selalu menenangkannya dengan secangkir teh hangat.
"ERVAN!!" teriakan itu sudah pasti bersumber dari Bintang. Angkasa dan gadis itu baru saja sampai. Sepasang mantan itu berjalan menghampiri Ervan yang terlihat tersenyum manis ke arah mereka.
"Kamu udah lama pulangnya? Kenapa gak kabarin? Tahu gitu tadi aku ajakin Kak Angkasa pulang lebih awal," ucap Bintang tak memberi cela bagi Ervan untuk menjawab setiap pertanyaannya.
Angkasa yang sedang memegang botol air hanya bisa menggelengkan kepalanya. Sedangkan Ervan, cowok itu malah kembali sibuk mengaduk teh hangatnya.
"Kamu mau?" tanya Ervan.
"Iya, mau kamu!" jawab Bintang dengan cepat.
Senyuman Ervan yang sejak tadi menghilang kini terbit kembali karena jawaban Bintang.
"Bukan aku, tapi teh hangat. Kamu mau?" tanya Ervan sekali lagi.
Bintang terkekeh, "Iya, maksud aku itu. Teh hangat yang bikinin kamu."
Angkasa kembali duduk di kursi samping Bintang. Cowok itu kembali sibuk memainkan ponselnya dengan cepat. Hal itu justru membuat Bintang merasa risih. Bukan karena dia cemburu melihat Angkasa yang sibuk bermain ponsel, tapi karena dia bingung harus bicara apa lagi setelah ini. Bintang akui, semenjak dia dan Angkasa putus, Bintang sering memikirkan hal random yang seharusnya tidak perlu dia pikirkan.
"Gulanya berapa sendok?" tanya Ervan.
"Sedikit aja jangan manis-manis, karena yang manis cuma Bintang," ucap Bintang.
Ervan mengerutkan dahinya. "Kamu dari pulang jalan sama Kak Angkasa kenapa jadi percaya diri banget? Gak biasanya kamu muji diri sendiri." Bukan hanya Ervan saja yang bingung, Angkasa juga terlihat bingung. Karena kedua cowok itu sangat mengenal Bintang. Cewek itu tidak pernah memuji dirinya sendiri.
"Ya udah sih, gitu aja heboh. Lagian, pada sibuk semua. Ngomong kek, jangan main hape mulu. Ervan juga sibuk bener bikin teh," ujar Bintang.
Ervan maupun Angkasa saling melirik satu sama lain. Angkasa menaruh kembali ponselnya dan memperbaiki duduknya menghadap Bintang. Sedangkan Ervan, dia menjauhkan cangkir teh dan juga melakukan hal yang sama seperti Angkasa, berfokus pada Bintang.
Bintang menelan ludahnya dengan susah payah. Dia tidak pernah ditatap dua orang cowok yang sangat tampan dalam waktu yang bersamaan seperti ini.
"Ya ... ya udah sih jangan deket-deket," lirih Bintang.
"Katanya tadi gak boleh main hape terus," sahut Angkasa.
"Ya tapi kan gak gitu caranya. Ah, ya, katanya Elara mau nyusul ke sini? Kapan?" tanya Bintang.
Ervan menjauhkan dirinya, lalu bertanya, "Ngapain Elara nyusul? Mau liburan juga?" tanya Ervan.
"Enggak, dia mau foto buat pre-wed. Mama sama Papa udah nyuruh di sana aja, tapi tetep aja mereka berdua gak mau," tutur Angkasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa 2 : Remember You
RomanceSEQUEL ANGKASA "Sebuah kenangan manis yang harus dilupakan." ... Setelah tahun-tahun berlalu, perasaan Bintang masih sama seperti sejak 4 tahun yang lalu. Dia masih tetap menunggu Angkasa tanpa diminta. Tapi ketika Angkasa kembali, semuanya...