3. KETEMU CALON MERTUA

269 33 3
                                    

Bolehkah aku meminta untuk didengar?
Hanya didengar, tidak lebih
Kadang, aku bersikap seperti orang yang pemarah, egois, bahkan menentang.

Aku hanya ingin didengar.
Hanya itu.
Bahkan orang terdekat ku pun tak ada yang mendengarkan ku.

Kata orang, jika kamu ingin didengar, coba dengarkan orang lain.
Mereka berbohong.
Mereka hanya seperti bayangan kosong.

Bukan iri. Tapi hanya ingin didengar.

...

Hari ini Bintang melanjutkan aktifitasnya lagi. Setelah bertemu dengan Angkasa tapi dengan sifat yang berbeda dan Ervan yang meninggalkan Bintang secara tiba-tiba.

Sejak tadi Bintang tidak melihat batang hidung Leo. Biasanya pria itu akan membuat Bintang pusing sejak pagi. Bintang melangkahkan kakinya ke arah taman dekat kampus. Gadis itu duduk di salah satu bangku di sana.

Tangannya dengan cepat bergerak memainkan ponselnya. Bintang meminta Leo agar cepat datang. Semenjak Ervan pergi, Bintang hanya memiliki Leo.

"Bintang!"

Bintang menoleh. Elara dan Alin sekarang berjalan ke arahnya dengan senyum yang tak pernah pudar.

"Kalian ngapain di sini?" tanya Bintang bingung.

Sebelumnya Bintang hanya satu Universitas dengan Ervan dan Leo. Elara lebih memilih untuk menjadi seorang penulis dan mengembangkan bakatnya di bidang sastra. Sedangkan Elara menyibukkan diri dengan membantu orang tuanya dalam bisnis keluarga.

"Gak papa. Kita kangen aja sama lo," jawab Alin setelah mereka duduk di samping Bintang.

Elara mengangguk antusias, "Lo kenapa kemarin pulang cepet?! Lo tahu gak sih gue belum ketemu sama lo dan lo udah pulang. Padahal kemarin gue mau minta lo sama Kak Angkasa nyanyi di acara gue."

Seketika Bintang terdiam. Gadis itu kembali teringat saat-saat dia dan Angkasa mengalunkan lagu bersama.

"Tahu gak sih, Bin, gue itu kangen banget lihat lo sama Kak Angkasa nyanyi bareng. Udah hampir empat tahun lebih gak sih kita gak lihat mereka nyanyi bareng, Lin?" lanjut Elara.

"Eum.. Iya udah hampir segituan," jawab Alin.

Bintang menghelakan napasnya. Dia mencoba untuk menetralisir perasaannya sekarang. Bintang menoleh ke arah Elara.

"Lo bisa gak, gak usah ngomong kayak gitu lagi. Lo sendiri pasti juga tahu kalo Kak Angkasa udah punya pacar. Gue gak mau dicap sebagai perebut pacar orang, El," kata Bintang dengan sedikit menahan sesak dalam hatinya.

Bibir Elara terkunci. Bodoh. Seharusnya Elara tidak mengatakan itu. Seharusnya Elara lebih peka terhadap apa yang dirasakan Bintang sekarang.

"Bin, maksud gue bukan kayak gitu. Gue cuma.." ucap Elara terpotong.

"Udah cukup, El. Gue tahu lo gak ada maksud apapun. Tapi tolong untuk sekarang jangan bikin gue ingat sama apa yang bikin gue sakit hati," potong Bintang.

Setelah mengatakannya, Bintang membalikkan badan. Bintang sedikit terkejut karena Leo yang sudah berada di belakangnya entah sejak kapan.

Angkasa 2 : Remember YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang