“Lalu, gimana kalo yang baik buat aku cuma ada di kamu?”
— Angkasa 2 : Remember You
•
•••
Saat ini sudah pukul 2 dini hari waktu setempat. Ervan baru saja membawa Bintang ke dalam tempat tidur gadis itu setelah selesai menonton film horor bersamanya juga dengan Angkasa tadi. Ervan menutup pintu kamar Bintang dan berjalan mendekati Angkasa yang sedang membuat kopi di dapur.
"Nggak tidur kak?" tanya Ervan.
"Masih ada yang harus dikerjakan. Mungkin gak akan tidur sampai pagi," jawab Angkasa, "Bintang udah kamu pindah ke kamar?" tanya Angkasa.
Ervan mengangguk.
"Kak, aku mau tanya. Tolong jawab pertanyaan aku dengan jujur," ucap Ervan.
Angkasa mengerutkan dahinya namun setelah itu dia tersenyum kecil. "Kamu kayak lagi ngomong serius aja, Van. Santai aja lagi."
"Ini masalah Bintang, Kak. Apa Kak Angkasa masih sayang sama Bintang?" tanya Ervan tanpa basa-basi.
Pergerakan tangan Angkasa terhenti ketika mendengar pertanyaan Ervan barusan. Entahlah, dia tidak tahu harus menjawab seperti apa pertanyaannya itu. Sebenarnya, Angkasa tahu jika Ervan juga memiliki perasaan yang sama sepertinya untuk Bintang.
"Kak, kita sama-sama cowok. Aku tahu gimana perasaan Kak Angkasa buat Bintang," lanjut Ervan.
Setelah mengatakannya, Ervan berjalan meninggalkan Angkasa yang masih terpaku dengan ucapan Ervan barusan. Ya, Angkasa memang masih memilliki perasaan untuk Bintang. Bahkan setelah empat tahun lamanya mereka berpisah, Bintang masih tetap ada di dalam hatinya.
Angkasa berjalan mendekati sebuah jendela besar yang bisa melihat keadaan Berlin saat sedang malam hari. Entah apa yang harus dilakukan saat ini. Dia tidak mau egois. Dia tahu jika Ervan menyukai Bintang, dan Bintang bahagia bersama laki-laki itu.
Angkasa mengangkat telponnya. Suara seorang gadis di ujung sana seperti memberikan sebuah sinyal akan sebuah jalan keluar untuk masalahnya.
"Angkasa, aku udah denger semua yang dibilang sama Ervan tadi," ucap Belinda.
Ya, sejak tadi memang Angkasa dan Belinda sedang telponan. Bahkan saat Ervan berbicara dengan Angkasa, pembicaraan mereka belum berhenti. Hanya saja Angkasa tidak memberitahu Ervan jika dia sedang berbicara dengan Belinda di telpon.
"Aku cuma mau kasih saran buat kamu. Ikutin kata hati kamu, Sa. Jangan seperti dulu. Jangan seperti saat kamu meninggalkan Bintang untuk pergi ke Berlin," lanjut Belinda.
Angkasa menggelengkan kepalanya. "Mustahil. She's a good girl. Dia bisa dapetin orang yang jauh lebih baik."
Terdengar suara helaan napas yang ringan dari ujung sana. Belinda hampir tidak bisa berpikir bagaimana harus menjelaskan kepada Angkasa.
"Jangan bilang kamu lagi gak percaya diri, Sa? Kamu juga harus bahagia. Dan kebahagiaan kamu bersama Bintang," tutur Belinda.
"Tapi Ervan juga harus bahagia," balas Angkasa.
Obrolan mereka terus berlanjut dengan Belinda yang masih memberikan wejangan untuk mantan pacarnya itu. Angkasa bukan tipe laki-laki yang senang jika melihat orang lain menderita. Karena sebenarnya, selama dia di Berlin, dia mengetahui jika Ervan sangat menyukai Bintang. Ervan sendiri yang mengatakan semua itu padanya.
Di sisi lain, Bintang mendengarkan pembicaraan antara Angkasa dan Belinda. Sebenarnya, jika ditanya apakah dia kecewa dengan ucapan Angkasa mungkin itu tidak. Dia hanya kecewa, mengapa dia masih berharap pada perasaannya untuk Angkasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa 2 : Remember You
RomanceSEQUEL ANGKASA "Sebuah kenangan manis yang harus dilupakan." ... Setelah tahun-tahun berlalu, perasaan Bintang masih sama seperti sejak 4 tahun yang lalu. Dia masih tetap menunggu Angkasa tanpa diminta. Tapi ketika Angkasa kembali, semuanya...