" Shikamaru, jangan biarkan dia kabur " titah Kakashi sambil terus menembakkan peluru ke arah bungsu Sabaku
Shikamaru menggegam pistol di tangannya dengan erat, ia sedikit melirik ke arah wanita yang sangat ia cintai itu dengan tatapan sendu. Temari sedikit menunduk, ia benar benar tahu apa yang sedang Shikamaru rasakan sekarang
" Nee - san jangan hiraukan aku, kau urus saja dia lalu keluar dari sini " ujar Gaara tanpa melihat ke arah Temari
Temari menggigit bibir bawahnya " ya, baiklah "
Shikamaru sedikit tersentak dengan jawaban Temari, tapi sebelum ia bisa menghilangkan keterkejutannya Temari sudah melayangkan satu tendangan ke arahnya. Shikamaru dengan cepat menghindari setiap serangan Temari.
Bruk
Shikamaru terjatuh di atas sofa sebuah ruangan yang tanpa sadar ia masuki karena terlalu fokus menghindari serangan fisik kekasihnya yang sepertinya tidak main main itu
Brak
Temari membanting pintu dengan keras, ia berdiri menatap Shikamaru yang ada di sofa. Tubuh Temari tiba tiba lemas, ia jatuh terduduk di lantai
" Temari " Shikamaru menghampiri Temari dengan sedikit tergesa gesa, ia segera memeriksa tubuh kekasihnya, memastikan tidak ada luka disana
" nande ? kenapa ini harus terjadi ? KENAPA SHIKAMARU ?! " Tubuh Temari bergetar
Shikamaru membawa Temari kedalam pelukannya " tenangkan dirimu Temari " ujar Shikamaru lembut
" kenapa...? kenapa aku harus berhadapan denganmu di situasi ini ? kenapa ? "
" gomen, sepertinya aku benar benar dijebak, aku hanya diberitahu akan ada misi di gedung ini, tapi aku tidak tahu jika misi ini berhubungan denganmu, gomen "
Temari memeluk Shikamaru dengan erat, ia membenamkan wajahnya di dada kekashnya dan terisak pelan " kalau tahu seperti ini..... aku pasti tidak akan mau ikut "
" aku juga "
Shikamaru memeluk Temari erat, ia membelai surai pasir kekasihnya lembut, mencoba menenangkannya
" Shikamaru..... sekarang bangaimana ? apa yang harus kita lakukan ? " lirih Temari
" jika sudah seperti ini... sepertinya salah satu dari kita harus ada ya- "
" Tembak aku Shikamaru "
" eh ? " Shikamaru menjauhkan tubuh Temari dan melepas pelukan mereka " a- apa ma- maksudmu ? "
" aku...... sudah membuat kita terjebak seperti ini, karena itu aku juga yang akan membuat kita keluar dari sini, salah satu dari kita harus terluka bukan ? dengan begitu tidak akan ada yang curiga dengan hubungan kita "
" KAU BERCANDA ?! AKU TIDAK MUNGKIN BISA MENYAKITIMU ! " Shikamaru berdiri dengan spontan
" TAPI AKU JUGA TIDAK BISA SHIKAMARU ! AKU TIDAK AKAN BISA MENUNGGGUNG LUKA SETELAH MENYAKITIMU ! " Temari ikut berdiri, matanya terlihat berkaca kaca
Shikamaru menunduk, ia tahu dibalik sikapnya yang sedikit kasar dan kekuatannya yang cukup besar, hati Temari sangat lembut " kau harus menyakitiku Temari, kali ini biar aku yang menanggung semuanya "
" hah, kau pikir aku bodoh ? bukankah selama ini kau sudah menanggung semuanya ? kau sudah berkerja keras setiap hari untuk mencari cara agar kita tidak menyembunyikan hubungan kita lagi, kau juga sudah berkerja keras untuk mengatur pertemuan kita selama ini, hanya aku.... hanya aku yang tidak berbuat apapun untuk hubungan kita... hanya aku.... " lirih Temari
Shikamaru terdiam, ia memang tidak membiarkan Temari melakukan apapun, ia hanya ingin wanita yang selalu dibutuhkan itu merasa bergantung kepadanya walaupun sedikit, hanya dengan cara itu Shikamaru akan merasa bisa menggapainya walau hanya seujung jari. Tapi siapa sangka jika Temari benar benar terluka karena hal itu
" bukan seperti itu Temari "
" bukan ? APA MAKSUDMU HAH ?! " Temari mendorong tubuh Shikamaru sampai mereka berdua terjatuh di sofa yang ada di dekat mereka. Pistol yang tadi ada di tangannya terlepas ke sampingnya. Shikamaru memalingkan pandangannya dari Temari yang ada di atasnya.
" kenapa kau melakukannya ? kenapa kau mnanggung semuanya sendirian ? apa aku tidak boleh memperjuangkan hubungan kita ? " Temari mendekatkan wajahnya dengan Shikamaru dan memaksa pria itu agar mau menatapnya
" aku... hanya ingin kau mengandalkanku Temari, sama seperti kau yang selalu berusaha... aku juga ingin melakukannya "
cup
Shikamaru sedikit terkejut dengan ciuman yang diberikan Temari. gadis itu mengalungkan lengannya di leher Shikamaru dan terus mendekatkan wajahnya. Shikamaru menutup matanya dan menekan tengkuk Temari lembut untuk memperdalam ciuman mereka
Shikamaru melepas ciuman mereka saat Temri mulai memukul mukul dadanya. Temari segera meraup oksigen sebanyak mungkin saat panggutan mereka terlepas
" Shika, apa kau bisa melakukan satu hal lagi untukku ? " pinta Temari setelah napasnya sudah stabil
" nani ? "
Temari memberikan pistol ke tangan Shikamaru dan menodongkannya ke kepalanya sendiri " kita harus keluar bukan ? "
" tida- "
" shht, ini keinginanku, apa kau tidak mau mengabulkannya ? "
" jangan bercanda ! aku tidak mungkin mengabulkan yang ini ! "
Temari tersenyum cerah " Shika, ingat satu hal ini, apapun yang terjadi perasaanku kepadamu tak akan pernah berubah, selamanya "
" apa yang kau bicarakan ? " tanya Shikamaru dengan nada bergetar
Temari tersenyum, ia mengambil satu langkah mundur yang besar untuk menjauh secepat mungkin
" Jaa ne Shikamaru "
" dor " tepat setelah Temari mengatakan hal itu, sebuah peluru tiba tiba keluar dengan sendirinya dari pistol yang di pegang Shikamaru. Shikamaru mematung saat melihat peluru itu mengenai kepala Temari, gadis itu langsung jatuh seketika, darah segar mengalir di sekitarnya dengan cepat
" a- apa ? " Shikamaru mematung, kejadian itu berlangsung sangat cepat sampai sampai ia tak sempat menggerakkan tubuhnya.
Shikamaru bingung ' a- apa yang terjadi ? kenapa pistol ini menembakkan peluru ? aku kan tidak menekan pelatuknya, j- jangan jangan '
Shikamaru cepat cepat melihat pistol yang ada di tangannya. Itu bukan miliknya !
Pistol yang kini ada di tangannya adalah milik Temari. Pitol gadis itu dilengkapi pendeteksi suara sehingga bisa menembakkan peluru hanya dengan perintah suara dari Temari, hal itu dipasang untuk berjaga jaga jika ada yang ingin merebut senjata milik sulung Sabaku itu. Tapi Shikamaru tidak menyangka jika Temari akan menggunakannya untuk melukai dirinya sendiri
" ka- kapan pistol i- ini ah- " Shikamaru ingat, pistol miliknya tadi terjatuh di sampingnya, mungkin saat itu Temari menukarnya dengan pistol miliknya
" T- temari ? Tem- temari ? " Shikamaru bergetar hebat, ia mematung di tempatnya, ia ingin sekali langsung memeluk tubuh kekasihnya itu tapi entah kenapa seluruh tubuhnya tidak mau bergerak. kesadarannya mulai menipis
Brak
" NEE - SAN " Gaara berlari menghampiri Temari yang sudah tergeletak di lantai
" NEE - SAN " Kankurou datang dengan tergesa gesa, ia melihat Shikamaru yang sudah setengah sadar. Kankurou langsung menembak bahu Shikamaru dan menyusul Gaara yang sudah berlari duluan sambil membawa Temari keluar
Shikamaru sudah tidak bisa merasakan apapun, hal terakhir yang bisa ia ingat adalah teriakan Gaara dan Kankurou lalu rasa sakit yang teramat sangat di bahu kanannya
" Temari "

KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Love { ShikaTema }
FanfictionKarena sebuah kejadian, mereka tepaksa berpisah. Shikamaru yang selalu mengkhawatirkan kekasihnya dan Temari yang berusaha mencari kekasih hatinya " sebenarnya, siapa kekasihku ? " " aku tidak ingin menyakitimu lagi "