Gedung besar tingkat 3 itu sudah dihias sedemikian rupa. Bunga bunga dengan dominasi warna putih menghiasi setiap sudut gedung. Para pelayan terlihat sibuk kesana kemari menyiapkan persiapan pernikahan sang Putri Sabaku.
Seorang pria bersurai coklat terlihat mengawasi sekitarnya, memastikan tidak ada kesalahan walau sekecil apapun.
"Pesan bunga lagi, hubungi toko bunga itu, kalau tidak ada, cari toko bunga yang lain." Titah Kankurou. Ia menyentuh dekorasi yang terbuat dari bunga asli itu dan menghela napas, ia masih tidak percaya jika pernikahan ini sudah di depan mata, padahal mereka belum bisa.menemukan bukti dari keanehan Temari akhir akhir ini.
"Nii - san, apa dekorasinya sudah selesai ?" Seorang pemuda bersurai merah bata terlihat turun dari lantai 3.
Resepsi pernikahan Temari dilaksanakan di lantai 2 gedung berukuran yang setiap lantainya seluas 50 × 50 meter itu.
"Sudah, tinggal menambah beberapa bunga lagi."
Gaara mengangguk, ia menyandarkan tubuhnya ke salah satu tiang raksasa yang ada di dekat kakak lelakinya "Besok ya.... Apa kau sudah menemukan bukti atau petunjuk tentang hal ini ?"
Kankurou kembali menghela napas "Aku bahkan tidak bisa menemukan remahannya, sebenarnya apa yang orang itu lakukan kepada Nee - san sih ?!"
"Bahkan Chichiue juga tidak bisa menemukannya, bukankah ini aneh ? Nee - san bukanlah orang yang akan melakukan hal tergesa gesa seperti ini hanya karena cinta."
"Khe, memangnya kau pernah merasakan cinta ? Jangan bicara seperti itu, ada yang bilang cinta itu gila."
"Cinta itu buta, bodoh, kau salah pribahasa."
"Ada yang mengatakan seperti itu juga, mainmu kurang jauh, Gaara."
"Apa ?!"
"Kalau mau bertarung jangan disini." suara Bariton yang terdengar familiar membuat kedua pemuda bermarga Sabaku itu menoleh.
"Chichiue ?"
Rasa menjitak kedua putranya dan menatap mereka tajam "Bersikaplah layaknya lelaki dewasa, setidaknya di tempat umum." Ia benar benar heran dengan kedua putranya yang seperti anak kecil, padahal ia yakin sudah mendidik mereka dengan keras agar menjadi lelaki sejati tapi sampai sekarang sikap mereka masih seperti anak kecil.
Apa dulu Rasa sempat salah membelikan susu ?
"Sasori akan datang saat acara besok,katanya dia harus mengurus beberapa persoalan." ujar Rasa
"Tidak datang juga aku malah bersyukur." sudah tertebak siapa yang mnegatakan hal itu, tentu saja Gaara.
"Jangan tsundere seperti itu, aku tahu kau sangat merindukan Saso - Nii, kau kesal karena dia sering tidak bersamamu kan ?" goda Kankurou
"Ak-" baru saja Gaara akan menyangkal ucapan Kankurou, Temari datang dengan wajah datar dan membuat pertengkaran kecil mereka terhenti. Ketiga pria bermarga Sabaku itu menatap Temari yang sedang memandang pengerjaan dekorasi pernikahannya.
"Bagaimana menurut Nee - san ? apa dekorasinya sudah bagus ?" tanya Kankurou memecah keheningan.
Temari menoleh dan tersenyum "Sangat indah, aku suka."
Ketiga pria itu ikut tersenyum "Syukurlah kau menyukainya."
Temari menatap persiapan pernikahannya sambil tersenyum, tapi jika dilihat lebih teliti, pandangannya terasa kosong seakan sedang tak merasakan apapun.
------------000-----------
Shikamaru membuang kertas berisi informasi tentang Shii dan Temari yang baru saja diberikan Ino tadi pagi ke atas meja kerjanya dengan sedikit kasar.
"Sialan !" desisnya geram.
Ia ingin sekali berlari dan mencekik leher pria itu sekarang juga, beraninya dia melakukan sesuatu yang tidak benar kepada kekasihnya.
Ia kembali membaca deretan huruf yang ada disana, hatinya berdenyut sakit saat melihat satu kalimat disana.
"Mereka akan menikah besok, ya ?"
Ingin rasanya membakar kertas kertas itu, tapi Ino bisa mengamuk jika tahu bahwa kerja kerasnya hancur. Lagipula, Shikamaru masih membutuhkan tumpukan kertas itu.
"Hm... Aku punya rencana bagus, aku tidak akan membiarkanmu jatuh kedalam pelukan siapapun selain aku, karena kau hanya milikku, Temari."
Shikamaru mengambil ponselnya dan mengetikkan sesuatu kepada seseorang darisana.
"Masukuta Shii, aku tidak akan membiarkanmu menang."
-----------------------000--------------------------
Sebuah ruangan bernuansa putih dengan jajaran baju dan sebuah meja penuh dengan make up terlihat ramai. Seorang perempuan bersurai pirang terlihat duduk dengan tenang saat beberapa pelayan sibuk merias dan memasang berbagai aksesoris di tubuhnya.
"Sudah selesai, Temari - sama."
Manik seindah zamrud itu terbuka, menatap pantulan dirinya yang sudah selesai di rias di depan cermin.
Temari terlihat begitu cantik mengenakan gaun pernikahan berwarna putih dengan model rok yang lebar tanpa lengan dan tanpa bahu dengan pengait gaun yang terbuat dari pita sedikit transparan yang ada sedikit di bawah bahu, di bagian pinggang terlihat sulaman yang dibuat dengan detail menggunakan benang emas.
Rambut pirangnya tersanggul rapi dengan hiasan mutiara di belakangnya, anting dan kalung permata, dan yang terakhir, veil panjang yang tergantung indah di belakang sampai melebihi panjang gaunnya.
Temari hanya memandang pantulan dirinya datar meski bibirnya menyunggingkan senyuman.
"Kami meletakkan karangan bunga anda di atas meja, apa mau saya ambilkan ?" Tanya seorang pelayan.
"Tidak, kalian sudah berkerja keras, Arigatou."
Mereka semua menunduk dan meninggalkan tempat itu, menyisakan Temari sendiri disana.
Gadis itu duduk diam sambil terus memandangi dirinya.
Prang
Suara pecahan kaca yang nyaring membuat gadis itu tersentak. 3 parfum yang ada di ruangan itu tiba tiba jatuh ke lantai.
Temari menghela napas, ia kemudian mengenyit heran.
"A- apa yang terjadi ? Kenapa aku disini ?! Dan.. apa yang aku gunakan ini ? Ini... Gaun pernikahan ?" Temari bingung sendiri, sepertinya suara keras yang mengagetkan tadi membuatnya tersadar.
Yang ia ingat terakhir adalah ia sedang minum teh dengan Shii setelah menolak lamarannya dengan lembut, lalu tiba tiba kepalanya pusing dan kesadarannya menghilang, hanya itu.
Tapi apa apaan ini ?
Kenapa sekarang ia memakai baju pernikahan ?
Kenapa sekarang ia ada di dalam ruang make up dan fitting gaun ?
Ada yang salah ! Temari yakin sudah dijebak oleh pria itu !
Gadis itu benar benar bingung, sekuat apapun ia mengingat, tapi tidak ada jalan keluarnya. Ia menghela napas menatap pantulan dirinya di depan cermin.
"Baiklah, sekarang mari kita keluar dulu dari tempat ini."

KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Love { ShikaTema }
FanfictionKarena sebuah kejadian, mereka tepaksa berpisah. Shikamaru yang selalu mengkhawatirkan kekasihnya dan Temari yang berusaha mencari kekasih hatinya " sebenarnya, siapa kekasihku ? " " aku tidak ingin menyakitimu lagi "