Temari menatap pantulan dirinya di kaca dalam diam. Hari ini, ia akan melaksanakan rencananya.
Bukan sesuatu yang besar tapi butuh pertaruhan.
Gadis itu menatap pigura dengan hiasan bunga matahari kecil di pojok sebelah kiri atas, ia mengambilnya dan tersenyum.
Potret keluarga bahagianya yang utuh.
"Kaa-san," ujar Temari pelan dan lembut "Aku merindukanmu, jujur saja...,"
Suara ketukan pintu membuatnya tersadar dari lamunan. Ia berjalan ke depan pintu dan membukanya.
"Kau sudah siap?" Tanya Ino sambil tersenyum tipis.
Temari mengangguk, ia mengunci pintu dan berjalan bersama Ino ke mobilnya.
"Sakura dan yang lainnya sudah menunggu di sana."
"Kenapa kau repot-repot menjemputku?" Tanya Temari saat mobil yang mereka naiki sudah berjalan meninggalkan rumahnya.
Ino tertawa pelan "Iseng saja, tidak boleh?"
Temari terkekeh "Entahlah, menurutmu?"
"Ck, kau menyebalkan Temari." Ino memasang mimik kesal "Aku ingin bicara berdua denganmu."
Temari hanya diam sambil melirik ke arah gadis Yamanaka yang sedang fokus menyetir.
"Kau yakin dengan rencana ini? Maksudku ini berbahaya."
Pemilik marga Sabaku itu menghela napas, Ini sukses membangkitkan keraguan yang sedari tadi berusaha ia tepis.
"Kita bisa saja batalkan dan susun rencana ulang bersama Shi-"
"Tidak," potong Temari tegas "Aku tahu ini berbahaya, tapi bukankah kalian tidak terancam? Harusnya ini rencana yang bagus bukan?"
"Itu! Itu dia masalahnya!" Ino menatap Temari sekilas "Kau tahu Temari? Temanku yang bodoh itu bisa gila lagi jika melihatmu terluka, ayolah dia baru saja waras!"
Temari tersenyum, ia menyandarkan punggungnya dengan santai sambil menghela napas "Aku tahu, pacar bodohku itu memang merepotkan."
Ino hanya diam, ia menatap jalanan sambil sesekali melirik ke arah Temari yang masih bungkam.
"Karena itu, aku tak ingin dia khawatir, aku tak ingin dia melakukan sesuatu yang nekat hanya untukku, dan aku tak ingin... Dia dihantui rasa bersalah dan mimpi buruk."
Gadis ponytail itu menghela napas "Itu sebabnya aku menanyakan hal ini lagi. Kalau kau kenapa-napa, Shikamaru pasti akan menyalahkan dirinya lagi."
Temari diam, perkataan Ino benar juga. Tapi ia tak bisa membiarkan orang-orang yang ia sayangi terjun dalam bahaya hanya karenanya.
"Akan kukatakan sekali lagi," Ino menjeda ucapannya dengan sebuah helaan napas pelan "terlalu mandiri hanya akan menghancurkanmu, mintalah bantuan jika kau merasa sesuatu itu berat."
Temari mengangguk "Bukankah aku sedang melakukannya? Aku meminta bantuan kalian."
"Tapi kau tetap terjun sendiri dan menjadikan dirimu umpan, apa gunanya?"
"Kenapa kau mendadak cerewet seperti ini sih?"
"Karena...," Ino menghentikan mobilnya saat lampu lalu lintas dihadapannya berubah merah. Ia menatap Temari lamat-lamat dan tersenyum cerah "Kita sekarang adalah sekutu kan?"
------------000-----------
Temari menatap satu-persatu orang disana. Ada 8 penjaga di pintu depan. Itu adalah jumlah uang cukup mengingat ia membawa tambahan pasukan yaitu bodyguard nya yang sudah ia minta untuk tutup mulut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Love { ShikaTema }
FanfictionKarena sebuah kejadian, mereka tepaksa berpisah. Shikamaru yang selalu mengkhawatirkan kekasihnya dan Temari yang berusaha mencari kekasih hatinya " sebenarnya, siapa kekasihku ? " " aku tidak ingin menyakitimu lagi "