Temari berjalan mengendap, tanpa suara mengikuti arah kemana mangsanya pergi. Matanya bergantian menatap jalanan gelap di depannya dan jam tangan yang kini layarnya sepenuhnya menampilkan titik merah bergerak di atas peta.
"Sudah dekat." Gumamnya, ia mengecek peluru di pistolnya dan kembali berjalan.
Tinggal satu belokan lagi, ia sampai. Sebelum berhasil mencapainya, terdengar suara tembakan dari sana. Beruntun dan seperti acak-acakan. Temari merapatkan dirinya di dinding sebelum kelokan dan sedikit mengintip.
Disana, ada targetnya juga seorang agen FBI yang ia kenal.
Nara Shikamaru.
Ia pernah melihat dokumen tentang orang itu.
Shikamaru nampak menembak asal-asalan tapi wajahnya benar-benar serius.
'sungguh? Apa benar itu kemampuan menembaknya? Agen paling jenius di FBI apanya!' pikir Temari
Gadis itu terus menatap pertarungan yang berjarak tak sampai 10 kaki dari tempatnya berdiri dalam diam. Shikamaru terlihat berdecak kesal lalu mengisi pelurunya lagi. Sebelum berhasil melakukannya, penjahat itu menggenggam tangan si Nara dengan kuat, melempar sekuat tenaga isi pistol sampai berhamburan.
Tenaga yang sangat kuat atau... Memang itu disengaja?
Shikamaru berlari menjauh, seakan kabur meninggalkan penjahat itu yang terdiam di tempat. Ia menyunggingkan senyum remeh kepada Shikamaru "Payah! Hanya segitu saja?!" Teriaknya, padahal baru beberapa saat lalu orang itu gemetar ketakutan dengan ritme tembakan Shikamaru yang brutal.
"Maaf, meledaklah sendiri, karena itu merepotkan."
Orang itu nampak bingung lalu menyadari sesuatu, isi pistolnya!
Tepat sebelum suara ledakan berbunyi kencang, Shikamaru berbelok cepat.
Ke arahnya.
Keduanya terkejut bukan main, Shikamaru akhirnya mengukung Temari tepat saat ledakan terjadi. Kedua remaja itu begitu dekat dengan napas yang menderu, didominasi Shikamaru.
"Dia tidak akan mati karena itu." Temari berujar setelah beberapa saat hening.
"Tentu saja, ledakan itu tidak berbahaya, hanya saja efek cahayanya terlalu berlebihan."
Gadis itu menggeleng "Bukan karena itu, dia adalah korban uji coba beberapa tahun lalu, dia kebal dengan segala ledakan."
Shikamaru nampak terkejut "Bagaimana kau tahu?"
"Dia mangsaku, Nara."
"Kalian disini ya?" Pria itu muncul dengan wajah tersenyum yang mengerikan. Badannya yang besar membuatnya semakin terlihat kuat.
"Satu lagi, dia orang pendendam yang tak akan melepaskan... Orang yang sudah mengebomnya mungkin?" Temari mendorong pelan bahu Shikamaru. Menyiapkan pistolnya dengan baik.
Shikamaru melakukan hal sama, ia mengambil pistol di belakangnya karena yang tadi sudah jatuh bersama isi pistol.
"Ada cara untuk melumpuhkannya, mau bekerja sama, Nara?" Bisiknya dengan senyum licik.
"Kenapa aku harus melakukannya? Merepotkan."
"Karena...," Temari melepaskan satu tembakan ke arah incarannya "Musuh dari musuh adalah teman bukan?"
Setelah mengatakan itu, si buronan menyerang, melayangkan tinju beruntun yang dapat ditangkis Shikamaru dengan kekuatan penuh. Pemuda itu sedikit kewalahan, apalagi dengan perbedaan tenaga mereka.
"Sial, ini merepotkan." Shikamaru menendang perut orang itu, membuatnya mundur 2 langkah.
Dari belakang orang itu, terdengar suara tembakan, itu adalah Temari. Ia tersenyum penuh kemenangan "Produk gagal sepertimu tidak usah banyak bicara dan matilah dengan tenang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Love { ShikaTema }
FanfictionKarena sebuah kejadian, mereka tepaksa berpisah. Shikamaru yang selalu mengkhawatirkan kekasihnya dan Temari yang berusaha mencari kekasih hatinya " sebenarnya, siapa kekasihku ? " " aku tidak ingin menyakitimu lagi "