Ino mengotak-atik bom di depannya dengan gemetar. Tinggal satu gerakan lagi dan benda itu akan meledak, menghancurkan gedung ini di waktu yang sudah mereka sepakati.
Gadis Yamanaka itu menghela napas, memantapkan hati. Lagipula ini adalah keputusan Temari sendiri.
Ino tak peduli.
Ia mencoba tak peduli.
"Temari, aku akan menyalakannya."
Ino hampir saja menekan pengendali di tabletnya namun gerakannya terhenti saat sebuah pistol menekan kepala belakangnya.
"Jangan lakukan," ujar seorang pria di belakangnya.
Gadis itu meneguk ludah dengan susah payah, prediksi yang ada di pikirannya saat ini hanyalah ketahuan penjaga. Anehnya, disaat seperti ini ia malah mengkhawatirkan Temari.
Jika rencana mereka gagal, ia tak tahu apa yang akan lawan Temari lakukan pada gadis itu.
Apa artinya mereka sudah kalah?
-------------000------------
"APA YANG KAU RENCANAKAN, GADIS GILA?!" Wanita itu mencengkram kerah Temari dengan raut frustasi, tak tahu apa yang sebenarnya gadis itu sembunyikan.
Temari menyunggingkan senyum remeh "Kau panik? serius?"
Gadis itu menghitung waktu dalam hati, ini lebih lama dari yang ia perkirakan. Apakah mereka belum bisa menemukan bomnya?
Wanita itu mengambil alih pistol dari tangan Shii dengan kasa, ia menyentuhkan mulut pistol di samping kepala Temari "Katakan semuanya, apa yang kau rencanakan?"
"Jika penjahat mengakui kesalahannya maka penjara akan penuh bukan?"
Teriakan frustasi mebggema dari wanita oaruh baya itu, ia mendorong tubuh Temari dengan keras ke lantai dan menginjaknya beberapa kali.
Temari tak bergeming, ia hanya meringis merasakan sakitnya sepatu yang mengenai kulitnya.
Rambut Temari ditarik dengan kuat sampai pemiliknya ikut agak terangkat "Katakan cepat! Dasar rubah licik."
Wanita itu cemas, Temari adalah tipe gadis yang tak akan setengah-setengah dalam membuat rencana. Beberapa tahun bekerja sama dengan keluarga Sabaku membuatnya mengenal tabiat gadis itu.
Cerdas dan spektakuler.
Dua kata yang sangat menggambarkan bagaimana rencana Temari selama ini tersusun. Gadis itu tak akan segan melemparkan dirinya sendiri dalam rencana gilanya demi sebuah keberhasilan.
Shii mengambil pistol yang jatuh dari tangan ibunya dan menempelkan nya di dahi Temari, ia tersenyum manis, tangannya membelai wajah Temari lembut "Katakan saja, aku akan menyelamatkanmu setelah itu."
Temari tertawa remeh "Kau bilang kau mencintaiku? Kau bahkan tega membuatku ada dalam posisi seperti ini. Omong kosong."
Pemuda itu mengecuo pipi Temari sekilas. Ia tersenyum meski Temari terang-terangan menunjukkan ekspresi jijik "Aku ingin memilikimu, itu kenyataannya."
Belum sempat Temari membalas, rambutnya kembali ditarik, ia dipaksa menatap wanita paruh baya itu. Kebencian, kemarahan, dan ketakutan nampak jelas disana.
Temari tidak takut, ia hanya tersenyum tipis, menyenangkan melihat lawannya gemetar padanya meski sekarang posisinya yang menjadi mangsa.
"Katakan semuanya atau kau-"
"Memang kenapa kalau dia tidak mengatakan apapun?"
Sebuah suara menginterupsi. Temari langsung menoleh karena suaranya begitu familiar di telinga "SASORI-NII!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost Love { ShikaTema }
FanfictionKarena sebuah kejadian, mereka tepaksa berpisah. Shikamaru yang selalu mengkhawatirkan kekasihnya dan Temari yang berusaha mencari kekasih hatinya " sebenarnya, siapa kekasihku ? " " aku tidak ingin menyakitimu lagi "