20

225 37 3
                                    

"Menurutmu bagus yang ini atau yang ini ?" tanya Temari sambil mengangkat 2 bungkus pembalut berbeda warna dan merek. 

Wajah Shikamaru sedikit merona "Kalau kau bingung, ambil saja semuanya."

Temari mengenyit, ia mencubit pinggang lelaki itu sedikit keras "Kau boros sekali, dasar."

Ya, disinilah mereka sekarang, disebuah supermarket yang ada di pusat kota. Awalnya, Temari menyuruh Shikamaru pergi kesana untuk membelikan pembalut juga beberapa barang yang ia perlukan. Tapi Shikamaru lebih memilih untuk membawa Temari ikut serta dengan alasan tidak mengerti soal benda benda yang dibutuhkan wanita.

Bukannya berbohong, Shikamaru memang sedikit trauma soal membeli keperluan datang bulan. Dulu, ia pernah membelikan Temari benda benda itu dan berakhir dilempari sepatu oleh gadis itu karena membelikan benda yang salah.

Selain itu, ia bisa sekalian pergi kencan dengan Temari bukan ?

Sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui

"Sudah, cepatlah, kau bilang tidak ingin ketahuan." ujar Shikamaru, ia dengan cepat memasukkan bungkus dengan merek yang biasa digunakan sang kekasih kedalam keranjang dan menarik tangan Temari untuk berjalan ke arah lain.

"Hei, kita mau kemana ?"

"Ke rak obat, kau pasti butuh pereda nyeri atau apapun namanya, haah merepotkan."

Temari tersentak, ia memang sering nyeri saat datang bulan, tapi bagaimana Shikamaru bisa tahu ?

"Apa butuh yang lainnya lagi ?" Shikamaru menatap keranjang berwarna abu abu yang ada di tangannya, ia sengaja mengajukan diri untuk membawakan benda itu saat melihat Temari sesekali berhenti untuk menahan nyeri perut.

"Mumpung kita ada disini, bagaimana jika sekalian membeli beberapa bahan makanan ? camilan di apartemen juga mulai habis." usul Temari

"Boleh, lakukan saja sesukamu."

Mereka mulai berjalan ke rak bahan makanan. Bahan instan yang tahan lama menjadi pilihan keduanya mengingat mereka jarang sekali memakannya juga Temari tidak boleh sering sering keluar entah sampai kapan.

Keduanya terlihat seperti pasangan suami istri yang baru menikah. Terlihat sangat harmonis dan manis. Keduanya memilih segala hal bersama, tak jarang bercanda dan saling membantu, mengemukakan pendapat dengan sangat lancar juga ada kalanya sedikit berdebat dan berakhir memberi kedua pilihan.

"Kau mau camilan apa lagi ? atau mungkin kau mau memilih menu makan malam hari ini ? aku akan memasakkannya."

"Malam ini bagaimana jika makan diluar ? aku bisa carikan restoran yang bagus."

Temari nampak berpikir "Tapi... bagaimana....."

"Tenang saja, sesekali menghirup udara segar tidak ada salahnya bukan ?"

Setelah memikirkannya lagi akhirnya Temari mengangguk, tawaran Shikamaru memang sangat menggiurkan, ia juga sudah lelah terkurung di apartemen.

Shikamaru tersenyum senang, mungkin begini rasanya saat dulu ia berhasil mengajak Temari kencan untuk yang pertama kalinya.

"Kalau sudah selesai, ayo kita ke kasir."

Temari mengangguk, mereka berjalan dengan dua keranjang penuh bahan makanan dan camilan. Untung saja supermatket itu sedang sepi, mereka tak perlu menunggu lama untuk mengantri.

"Biar aku yang bayar." baru saja Shikamaru akan menyodorkan Gold Card miliknya, Temari dengan cepat menahan lengan pemuda itu.

"Biar aku, ini barangku."

Lost Love { ShikaTema }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang