25

240 35 3
                                    

Suara peluru menggema sejak tadi. Temari dengan lihai melumpuhkan lawan lawannya, lebih tepatnya, anak buah Shii.

Gadis itu sedikit tersentak saat punggungnya menabrak pintu. Ia melirik sekilas, itu adalah pintu kamar Shikamaru.

"Jangan masuk ke kamar lain selain kamarmu, Temari."

Ucapan Shikamaru terngiang di telinganya, tapi Temari menepisnya, ia dengan cepat membuka pintu kamar dan mengecoh para anak buah Shii lalu menghabisinya dalam beberapa tembakan terakhir.

Temari melompat masuk dan menghabisi 3 orang terakhir dengan beberapa pukulan di titik vital. Gadis itu menghela napas sebentar saat mereka terjatuh ke lantai.

Ia menoleh ke samping, awalnya untuk meregangkan otot yang tegang. Manik Turquoise milik gadis itu membulat sempurna.

Tepat disampingnya, ada sebuah papan kayu persegi berukuran sedang, di sana, ditempel banyak sekali foto.

Bukan

Bukan itu yang membuat Temari terkejut.

Tapi, foto yang tertempel disana adalah foto dirinya dan Shikamaru !

Disana, mereka terlihat mesra. Ada yang berlatar belakang lampion lampion cantik, saat mereka saling melempar tatapan penuh perasaan sambil tersenyum. Ada pula yang mengambil latar di sebuah danau, dimana Temari memakai topi yang terbuat dari jerami dan dress cantik selutut berwarna langit, ia terlihat sedang duduk di karpet sambil menyiapkan makanan -sepertinya untuk piknik- dengan senyuman di wajahnya. Ada juga yang berlatar belakang kebun bunga matahari, Shikamaru terlihat memakai mahkota bunga Matahari, wajahnya terlihat terkejut dan sedikit kesal, sedangkan ada Temari, selaku pelaku yang tersenyum lebar di belakang.

Banyak sekali foto selain itu yang tentunya terlihat mesra. Temari mundur beberapa langkah, kepalanya berdenyut keras, semua potongan memori yang selama ini hilang kembali dengan cepat secara acak.

Temari mundur beberapa langkah secara spontan. Kepalanya berdenyut keras, sakit yang tak tertahankan seakan kepalanya bisa meledak sekarang.

"AKKHH,"

-------------------------000------------------------

Shikamaru membelokkan mobilnya ke tempat parkir bawah tanah apartemennya. Ia tak peduli walau bagian depan mobilnya yang mahal menabrak pembatas sampai entar bagaimana nasibnya.

Pemuda itu berlari ke tangga darurat saat melihat lift sedang digunakan. Kakinya berlari dengan langkah lebar, keringat mengucur deras di wajahnya, antara lelah dan takut.

Apartemennya ada di lantai 9, butuh waktu yang tidak sebentar untuk bisa mencapainya. Shikamaru langsung menggesek kartu dengan cepat begitu sampai di depan pintu apartemennya. Begitu ia membukanya, terdengar suara adu tembak dari dalam.

'Temari !'

Pikirannya semakin kacau. Begitu mencapai ruang tamu, ia bisa melihat sosok Shii, pria yang sudah membodohi kekasihnya yang hilang ingatan dan hampir saja membuat Temari menikah dengannya. Shii terlihat tersenyum santai sambil menatap kamar Shikamaru yang entah sejak kapan terbuka.

Shikamaru mengepalkan tangannya, ia lebih dari tahu jika Shii adalah pelaku kericuhan di apartemen mereka.

Buagh

Sebuah tinju melayang tepat di pipi pria rupawan itu. Shii terpental cukup jauh, setelah meringis dan mencoba mencerna apa yang terjadi, ia baru menatap kedepan.

Suara pistol yang siap ditembakkan adalah yang mengiringi gerakan kepalanya yang akan menatap kedepan. Ia bisa melihat, Shikamaru yang mengacungkan pistol di depan wajahnya dengan ekspresi datar.

Lost Love { ShikaTema }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang