💫PUTERI SALJU

592 166 39
                                    

Hey guys!
Selamat membaca.
Jangan lupa vote dan komen biar aku semangat.
Makasi.

"Dia memang menawan dan berhasil memikatmu dengan baik. Sementara aku disini, bertahan dengan segala rasa yang kupunya untukmu."

💫💫💫

Point Of View Lascobra

Kami semua sudah besar sekarang. Aku dan teman-teman sudah menduduki kelas XI.

Kami tumbuh dengan tangis dan tawa. Walau sejujurnya aku sangat jarang menangis.

Saat ini aku tengah bersiap untuk berangkat sekolah.

Beberapa puluh menit kuhabiskan untuk merapikan penampilan didepan cermin.

"Seperti biasa." Ucap mama yang tiba-tiba sudah bersandar dipintu sambil bersedekap dada.

Aku menoleh sekilas sembari mengulas senyuman cerah.

"Untung kamu bangun pagi." Sambung mama.

"Aku harus selalu rapi, ma." Sahutku, menata rambut.

Akhirnya aku melangkahkan kaki keluar dari kamar, menuju ruang makan dimana papa sudah menunggu dimeja makan sambil bertopang dagu.

Kami bertiga makan dengan tenang.

Aku, mama dan papa memiliki sebuah kesamaan sifat, yaitu tidak banyak bicara. Meski kadang aku sering mendengar celotehan panjang papa jika sedang berdua dengan mama dalam kamar.

Selesai sarapan, papa pun mengantarkan aku ke sekolah menggunakan mobil.

Setibanya di Sekolah aku berjalan melintasi koridor. Menyapa Antartika saat melihat dia sedang menikmati pemandangan berupa siswi-siswi yang lewat.

Circle pertemananku kecil.

Sebagai anak campuran manusia-hantu, aku tidak memiliki banyak teman.

Beberapa murid menyebutku aneh, meski aku tidak tahu apanya yang aneh. Aku pun telah mencoba bersikap sebaik mungkin terhadap mereka.

Tak lama terlihat Orion datang dari arah Utara. Kebetulan aku dan Antartika sedang menatap ke arah yang sama.

Dengan sumringah Orion menghampiri kami.

"Ebuset, ngapa lo jalannya ngangkang, bro? Abis disunat??" Ledek Antartika.

"Enak aja lo!" Sewot Orion tak.
"Eh, bro, lo udah ngerjain PR Mate-matika belom?" Tanyanya pada Antartika. Dia mungkin merasa tak perlu bertanya kepadaku karena sudah tahu jawabannya.

"Emang ada PR?" Antartika bertanya balik dengan dahi berkerut.

"Yaiyalah!"

"Dahlah skip. Gampang soal itu mah." Balas Antartika enteng.

"Maksud?" Orion kelihatan curiga.

"Bolehlah nanti gue nyalin punya kelen di kelas."

Orion menatap datar ke arah Antartika yang terlihat santai dengan kedua tangan tersimpan dalam saku.

FRIENDZONE MERAJALELA {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang