💫KEKESALAN

340 102 18
                                    

Heyy guys..!
Selamat membaca.
Silahkan vote dan komen biar aing tambah semangat.
Makasi.

💫💫💫

Antartika memandang lurus ke Sari yang duduk dihadapannya. Mereka sedang makan di Kafe sore ini.

Tak mahal, standard lah.

Beruntungnya Antartika berhasil membujuk Alicia untuk memberin pinjaman uang yang takkan ia kembalikan.

Memang anak lucknut.

Motto Antartika adalah, 'punya orangtua gue, ya punya gue juga.'


"Kok bisa-bisanya sih lo kena kanker?" Antartika membuka obrolan.

Sari berhenti mengunyah dan menatapnya dalam diam.

"Pasti kebanyakan maen hape."

Alis Sari berkerut bingung.
"Kok gitu?"

"Iya lah!" Nyolot Antartika, mengganti posisi duduknya jadi ala nongkrong di warkop.
"Gue setiap sakit kepala, sakit perut, sakit hati, pasti emak gue ngomelnya Gara-gara kebanyakan maen hape! Jadi semuanya salah hape."

Sari mingkem, raut serius Antartika membuatnya ragu bahwa cowok itu sedang bercanda.

"Oh, jadi gitu ya." Sari pun meminum jus terong Belandanya.

"Canda hape."

Untung Sari orangnya sabar, ditambah lagi bucin pada Antartika. Makanya Sari betah dengan sikap menjengkelkan Antartika.

"Kaka, suapin Sari dong." Pintanya pelan memanja.

"Gue pegel ahelah." Antartika memutar bola mata, malas.
"Sini." Tangannya menarik piring Sari dan mengambil sendok garpu. Santai Antartika melilit spaghetti menggunakan garpu lalu mengarahkannya ke mulut Sari.

"Pesawat mau meluncuurr.."

Ketika Sari mangap lebar, Antartika malah menjauhkan sendok garpu dan melahap spaghetti-nya.

Mengunyah penuh kenikmatan sembari melayangkan tatapan jahil pada Sari.

Bibir Sari melengkung ke bawah.
"Iih... Kaka niat nggak sih nyuapin Sarii?"

"Pake nanya lagi."

"Hati Sari potek tau."

Antartika menahan nafas sambil mendelik.
"Nih mamam sendiri." Ujarnya, mendorong pelan piring spaghetti ke cewek imut itu.

Sari tidak protes, mulai makan dengan lahap.

Selesai makan, Sari tersenyum manis dan bersendawa.

Antartika meringis. Mengipas-ngipasi wajahnya sendiri.
"Mulut lo bau banget!"

Mata Sari berkaca-kaca menatap Antartika pilu.

"Canda bau." Ucap Antartika menahan tawa melihat Sari menitikkan airmata.

Rasanya Sari ingin membalikkan meja sekarang juga, namun ingat bahwa dirinya lemah.

FRIENDZONE MERAJALELA {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang