Hey guys!
Selamat membaca.
Ada baiknya vote dan komen biar aku semangattt.
Makasi.💫💫💫
Rasa heran meliputi Lascobra. Bisa-bisanya cuaca berubah drastis.
Suasana teramat sepi.
Berulangkali Lascobra celingukan sambil berjalan. Hanya tampak belasan murid saja yang lewat. Dirinya baru keluar dari laboratorium, hanya sekadar melihat penelitian terbaru para murid dan guru.
Dengan enteng Lascobra menyeret kakinya menyusuri lorong lantai dua.
Matanya terpicing menangkap sesosok gadis tengah berjalan dari arah berlawanan.Dia menangis.
Sampai akhirnya mereka bertemu disatu titik.
"Misty?"
"Las?" Misty sesegukan dengan bulir air menghias matanya. Hidungnya memerah.
Lascobra terpana.
Pemandangan ini membuat hatinya meleleh dan sakit."K-kenapa sih... lo harus selalu a-ada pas gue lagi nangis..?" Misty terbata-bata, terisak dan meremas ujung roknya.
Bibir Lascobra terkunci rapat. Hanya mampu memperhatikan setiap senti dari wajah cantik itu. Lascobra tidak tahu apa yang diinginkan Misty, yang pasti dirinya akan selalu peduli.
Dalam waktu sepersekian detik, Lascobra membawa Misty ke dalam dekapannya.
Tinggi mereka tak terpaut jauh, Lascobra 178 dan Misty 170cm, Lascobra untuk memeluknya erat.
Dada Misty kini terasa lempang. Kedua matanya terpejam meresapi perhatian yang tercurah padanya.
Ya... dia sangat membutuhkan Lascobra."Aku akan selalu menjaga kamu." Bisik Lascobra.
"Gak usah sok baik." Tepis Misty, melepaskan pelukan.
Lascobra menahan nafas memandangi Misty yang menatapnya dingin.
"Kamu marah sama aku?"
"Gue benci sama lo!"
"Kenapa?" Tanya Lascobra frustasi.
Misty membuang muka, bersedekap dada.
"Lo pikir aja sendiri.""Plis, kasi tau." Desak Lascobra, kedua mata itu menyorotnya tajam.
"Lo nggak ngundang gue ke pesta ultah lo! Kenapa?! Maksud lo apa?!!"
"Maaf, acaranya kecil-kecilan. Jadi aku nggak ngundang." Lascobra mengeles cepat, walau dalam hati agak kaget Misty tersinggung karena hal itu.
Misty bersedekap dada, wajahnya benar-benar serius.
"Lo itu cuman main-main sama gue?""Aku serius kok." Imbuh Lascobra meyakinkan.
"Kalo gitu jangan tarik ulur gue."
Melotot, Lascobra menelan ludah susah payah.
Merasa seperti mendapat kode keras dari Misty.
Apakah gadis ini menyuruhnya untuk maju terus pantang mundur?
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE MERAJALELA {END}
Teen Fiction💫Mengisahkan sekelompok muda-mudi yang terjebak Best FRIENDZONE. Ikatan persahabatan dari kecil membuat mereka seakan enggan mengungkapkan perasaan. Kecuali Sari, hanya dia yang terang-terangan bucin ke Antartika-sang playboy bermuka Justin Bibir. ...