💫SARI

278 77 28
                                    

Hey guys.
Selamat membaca.
Vote dan komentarnya yg byk ya biar aku semangat.
Makasi.

💫💫💫

Sari yang baru pulang dari sekolah menenteng tasnya dengan lemas. Berjalan gontai memasuki rumah.

Sepi.

Tetapi lebih baik dari pada ada Sarah yang hanya akan menyerangnya dengan berbagai ulti.

Hari ini Antartika tidak masuk Sekolah karena masa skorsingnya belum usai.

Dalam waktu 5 menit, Sari sudah naik ke lantai 2 dan masuk ke kamarnya.

Setelah menanggalkan pakaiannya, Sari berendam dalam bathtub.

Sari tetap bersolek, meski sebelumnya Antartika sudah bilang bahwa ia tidak mau jalan hari ini. Sari sudah terlanjur kebal akan penolakan Antartika.

Sari hampir selesai berdandan ketika terdengar suara teriakan Sarah dari lantai satu.

"NAK! SINI MAKAN MALAM!"

Sari bergegas menghentikan kegiatannya dan turun ke bawah, bergabung bersama kedua orangtuanya dimeja makan.

Selesai makan, Sari kembali ke kamar.
Meraih ponsel diatas nakas dan mulai stalking segala sosmed Antartika hingga tertidur.

~•~•~•~•~•~

Minggu pagi cerah.

Waktu masih menunjukkan pukul 8 pagi ketika Sarah keluar dari kamar, menghampiri Sari yang sedang menyulam di ruang tamu.

Kegiatan Sari terhenti, menoleh ke arah Sarah yang berkacak pinggang dihadapannya.

"Ngapain?" Sarah bertanya ketus.

"Nyulam." Sari menyahut pelan.

"Iya tau! Tapi buat apa? Buat siapa?!" Serbu Sarah dengan intonasi tinggi.

Udara dingin pagi hari mulai menyergap ke pori-pori Sari yang kini diam tertunduk.

Deru nafas Sarah semakin tak santai, matanya menyorot tajam motif sulaman Sari yang tertera di sepotong sweater.

• ANTARTIKA •

Dengan cepat Sarah merampas sweater itu dari tangan Sari, hingga Sari terlonjak kaget dan refleks berdiri.

"Jangan, ma....."

"Buat apa kamu bikin beginian?! Mama udah bilang, berhenti deketin Antartika!" Marah Sarah.

Sari tergugu. Beberapa menit membisu.
Lalu kembali menatap Sarah pilu.
"Sari mau kasi itu sebagai bentuk permintaan maaf udah bohongin Kaka, ma."

"Jangan lebay kamu!" Sentak Sarah melotot.
"Apa sih lebihnya Antartika sampah itu?!"

Bibir Sari bergetar disertai matanya yang berkaca-kaca.
"Antartika baik, ma, dia sayang sama Sari. Sari cinta sama An-"

PLAK!

Tamparan keras mendarat dipipi Sari hingga wajahnya terlempar ke samping.
Seperti yang sudah-sudah.

FRIENDZONE MERAJALELA {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang