💫LELAH HATI

295 78 37
                                    

Hey guys!
Selamat membaca.
Ada baiknya vote dan komen biar aing semangat.
Makasi.

💫💫💫

Lascobra merasa sudah waktunya untuk kembali mewarnai hari Misty.

Jam istirahat pertama, Lascobra menyusuri gedung sekolah mencari keberadaan Misty yang bergerak begitu cepat meninggalkan kelas.

Tiba-tiba sebuah ide lewat dipikirannya.
Lascobra pun kembali ke kelas untuk menulis sesuatu pada secarik kertas.

Antartika bersiul, melenggang masuk ke ruang kelas bersama Sari. Iseng mendekat begitu mendapati sahabatnya sedang menulis dimeja.
"Ngapain, bang?"

"Nulis puisi." Jawab Lascobra tanpa mengalihkan perhatiannya.

Mata Sari berbinar dan memandang Antartika penuh harap.
"Sari mau dong, dibikinin puisi sama Antartika...."

Antartika berdecak malas.
"Ada-ada aja sih lo, Sari. Gamau ah!"

"Uhuk uhuk!!" Sari terbatuk-batuk sehingga Antartika jadi panik dan Lascobra turut menoleh.

"Iya iya iyaa! Nanti gue buatin puisi! Sini duduk!" Antartika mendudukkan Sari dikursi dan memberinya minum.

"Makasi, Kaka." Ucap Sari setelah meneguk minuman Antartika. Ia duduk menyamping dikursi sebelah Lascobra, membelakangi Lascobra yang lanjut menulis.

Dengan cemas, Antartika bersimpuh satu kaki dihadapan Sari sambil memegangi kedua lengannya.
"Lo masi sakit?"

Sari mengangguk pelan.

"Lo udah berobat ke dokter? Ngga ada kemajuan?"

Sari terdiam selama beberapa saat lalu kembali menggeleng.

"Yaudah, yuk kita ke kantin biar gue suapin."

Antartika dan Sari pun bangkit berdiri.

"Bro, kami duluan ya!" Pamitnya.

Lascobra menoleh, tersenyum dan mengangguk.

Sambil berjalan, Antartika memegangi bahu Sari, menuntunnya, sebab gadis itu terlihat lemas dan sempoyongan.

Setibanya di kantin Antartika segera memesan bakso granat favorit Sari.

Ia bisa menarik nafas lega sebab beberapa hari belakangan ini ia telah menghemat dan menabung uang jajan agar bisa membayari Sari makan enak.

Seperti biasa, Sari akan minta disuapi.
Setelah itu Sari bakal mengajaknya memainkan game yang paling Antartika benci.

Antartika juga puasa menggaet cewek belakangan ini. Sebagian besar waktunya dicurahkan untuk Sari. Demi Sari.

Kini hari-hari Antartika berjalan bagai neraka. Diatur Sari, dikekang Sari, belum lagi merasa was-was setiap saat karena takut Sari tiba-tiba mati.

Seusai menamatkan beberapa match, Antartika dan Sari saling pandang dalam diam.

Sari menunduk dan menelan ludah.
"Antartika... kalo Sari pergi dari dunia ini.., Antartika bakal sedih nggak?"

FRIENDZONE MERAJALELA {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang