💫ANTARA KITA

188 43 33
                                    

Hay kesayangan akuuu.
I'm still alive. Hehehe.

Btw gini, author sempat vakum selama beberapa abad. Karna ya.. masalah real life.

Masih ada kah readers setia cerita ini?

Vote dan komen yg byk ya, biar rame :)

"Kita adalah insan yang beradu, gagal berpadu.
Hidup kita tak sesuai jalan, karena dunia tak seindah surga."

💫💫💫

Ruangan berlampu merah itu terasa menyesakkan bagi Antartika.

"Aakkhh..." Antartika terpaksa bangun sambil melenguh.
"Gue dimana?" Ditatapnya setiap detail ruangan aneh tersebut. Bahkan dirinya kini dikerangkeng bagaikan ayam.

"Selamat datang di neraka." Ucap seseorang.

Saat Antartika menoleh ke kanan, rupanya ada sel lain disamping sel-nya.
"Engkau siapa?"

"Slave." Jawab lelaki yang duduk terpekur itu.

"Gak ngerti bahasa enggres." Balas Antartika. Mukanya berkerut.

Sedetik kemudian pintu berderit dan masuklah dua sosok pria besar bersetelan jas yang menurut Antartika desainnya jelek.
Mereka berhenti di depan pintu sel Antartika.

"Jadi ini budak yang baru?"

"Budak kepala lo, emang lo kira jaman Fir'aun?!" Antartika sewot mendengarnya.

Tanpa basa-basi kedua pria tadi membuka pintu kerangkeng dan menyeret paksa Antartika yang spontan meronta.

Namun apalah daya seorang pemuda remaja bertubuh jangkung melawan dua algojo.
Antartika dibawa keluar dan dicampakkan ke ruangan lain.

Disana Antartika terduduk, menatapi orang-orang yang sedang dirias.
Agaknya ini adalah ruang makeup.

Salah satu wanita paruh baya yang sedang merias seorang gadis pun angkat bicara.
"Cepat bersihkan dirimu, biar kamu lekas di dandani."

"Emang gue banci?" Lagi-lagi Antartika protes, dihadiahi tamparan cinta dari bodyguard.

Plak!

"Jangan membangkang!"

Antartika membisu, berusaha mengingat dosa mana yang telah menyeretnya kemari.
Maklum kebanyakan dosa.

Dengan lesu pemuda itu melangkah ke kamar mandi. Antartika ditinggalkan disana. Sendirian dibawah guyuran shower.


Sekarang, Antartika tak perlu lagi jongkok dibawah keran seperti di rumahnya.

Rintik deras dari shower bantu menyamarkan tetes airmata Antartika.

Hanya dua hal yang ada dalam benaknya kini, apa yang telah terjadi? Dan... apa yang akan terjadi?

~•~•~•~•~•~

Berulangkali King melirik ke arah Sunny yang duduk anggun disebelahnya.

"Nyetir yang bener. Gue gak mau mati berdua sama lo."

FRIENDZONE MERAJALELA {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang