💫SUNNY

270 73 6
                                    

Hey guys!
Selamat membaca ya.
Jangan lupa vote dan komen biar asing semangat.
Makasi.

💫💫💫

"Ma?" Sunny berdiri dihadapan Andin yang sedang duduk disofa, menjahit pakaian yang sobek.

Wanita itu mendongak.
"Hm?"

"Mama kencan ya, besok malem." Sunny tersenyum samar.

Dahi Andin berkerut.
"Hah?"

Sunny mengulum bibir.
"Iya... soalnya aku donlot aplikasi kencan, trus aku pajang deh foto mama. Aku jokiin, buat kenalan dan ngobrol sama banyak cogan. Ada yang nyangkut."

Andin melongo mendengarnya. Refleks meletakkan kain yang sedang dijahitnya, kemudian bangkit berdiri.
"Buat apa, nak?" Desisnya lembut.

Sunny menghela nafas. Kesuraman di ruang keluarga tak kian membuat wajahnya kehilangan cahaya.
"Aku mau... mama bahagia dan nemuin pengganti yang terbaik."

Hati Andin nyeri, seketika teringat Marcopollo.
"Gak ada yang bisa menggantikan posisi papa kamu, Sunny......"

"Tapi mama masih muda!" Sergah Sunny.
"Mama bisa lebih bahagia dari ini."

Melihat wajah memelas anaknya, Andin hanya bisa tersenyum.
"Ya udah, kalo kamu maunya gitu, entar mama pergi."

Sunny sumringah.
"Yeay!"

"Uhuk! Uhukk!!" Terdengar suara nenek batuk-batuk. Maklum, penyakitnya kumat.

Andin dan Sunny sama-sama menoleh ketika suara batuk itu terdengar semakin keras.

Rupanya nenek Sunny sudah berjalan keluar dari kamar sambil berpegangan pada dinding.

"Bu, udah makan?" Andin menyapa lembut.

Nenek menatap mereka tajam.
"Mau kemana kamu besok malam?"

"Jalan sama teman, bu."

"Kamu bukan anak muda lagi!" Tukas si nenek bernada ketus.

Sunny menghembuskan nafas berat dan berkacak pinggang. Ia sungguh tak malas bertengkar saat ini.
"Nenek mau makan apa? Biar aku pesenin."

"Sok baik kamu! Simpan aja uangmu untuk biaya sekolahmu, biar kamu jadi makhluk yang lebih berguna." Cerca neneknya bagai sembilu yang merobek jantung.

Sunny beralih memandang Andin.
"Liat kan, ma? Aku udah baik tapi nenek tetep aja gitu!"

Andin mengelus bahunya guna menenangkan.

"Kamu mau menggermokan mamamu ya?! Kemarin kenapa sewot pas saya suruh dia jadi pelacur?" Rundung nenek membuat dada Sunny naik turun menahan emosi.

"Aku cuman mau mama seneng-seneng! Supaya nggak berkutat terus ngurusin nenek yang nggak tau terimakasih!" Bentak Sunny.

"Nak, jangan ngomong kayak gitu." Andin menasihati.

"Uhuk!! Uhukk!" Batuk neneknya semakin parah hingga tubuhnya merosot duduk di lantai.

Andin sigap memegangi nenek Sunny lalu memapahnya kembali ke kamar.

Di ruang keluarga, Sunny masih berdiri. Berdecak jengah melihat neneknya yang selalu saja berulah.

Tidak berapa lama, Andin keluar dari kamar dan berjalan menuju dapur.

Sunny membuntuti. Ia terbelalak saat melihat bagian belakang celana Andin berdarah.
"Ma! Mama bocor!"

Andin berhenti dan berbalik.
"Masa sih?" Herannya sembari mencoba memeriksa bagian belakang celananya.

Sunny mengangguk cepat.

FRIENDZONE MERAJALELA {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang