Derum motor mengarungi jalanan ibu kota. Suara motor para pasukan inti Xanthous mendominasi jalanan malam yang tak begitu ramai. Sang pemimpin berada di paling depan dengan kuda besinya. Keduanya serasi, menarik perhatian seluruh pengguna jalan.
Perlahan kelimanya berbelok ke kanan memasuki sebuah perumahan. Tak butuh waktu lama mereka menghentikan motor mereka di depan rumah megah bercat abu-abu. Alden mengklakson, tak lama pagar terbuka menampilkan seorang satpam penjaga rumah tersebut. Setelah sedikit pembicaraan, Alden bersama kelima anggotanya memasuki rumah tersebut.
Angga mempersilahkan pasukan inti Xanthous duduk di sebuah sofa di ruang tamu yang cukup mewah. Setelah meminta pelayan untuk membuatkan minuman, Angga kembali ke tempatnya.
"Gimana Anggi?" tanya Alden tepat saat Angga duduk di hadapannya.
Angga menghela nafas berat. Kejadian kemarin benar-benar memberi trauma kepada kembarannya.
"Anggi ga baik-baik aja. Kondisi dia buruk. Sejak kemarin dia sama sekali ga keluar dari kamar. Dia selalu ketakutan setiap saat," Angga menatap Alden yang juga tengah serius menatapnya.
"Anggi jadi takut sama laki-laki, Al. Dia selalu ngurung diri di kamar. Dia ga mau ketemu siapapun kecuali Mama," Angga menunduk mengatakan hal tersebut. Melihat Anggi yang sangat hancur membuat hatinya ikut hancur. Anggi yang biasanya selalu ceria dan sering mengusilinya sekarang harus menanggung trauma sebesar ini.
Alden mengangguk, prihatin dengan kondisi Anggi sekarang. Awalnya Alden ingin menemui Anggi, memastikan bahwa gadis itu baik-baik saja. Dan juga ingin menanyakan apakah Anggi mengingat wajah pelaku pemerkosaan yang dialaminya. Namun, mendengar penuturan Angga, sepertinya lebih baik Alden tak memaksa Anggi untuk kembali mengingat malam yang menghancurkannya itu.
Seluruh pasukan inti Xanthous mengalihkan atensi mereka kepada Doni yang baru saja memasuki ruangan. Doni duduk di sebelah Angga. Sejak kemarin ia menginap di sini untuk menjaga Anggi meskipun gadis itu sama sekali tak keluar dari kamarnya.
"Gue sama anak-anak yang lain bakal cari pelakunya sampai ketemu. Sebenarnya gue pikir bakal lebih gampang kalau Anggi bisa kasih tau kita ciri-ciri pelakunya, tapi sekarang situasinya ga memungkinkan kita untuk nanya langsung ke Anggi," Alden berucap membuat seluruh pasukan menatap ke arahnya.
"Gue nemu pin ini pas gue bawa Anggi keluar dari tempat itu," Angga mengeluarkan sebuah pin berwarna hitam dengan huruf X di tengahnya dari saku celananya. Meletakkannya di atas meja membuat semua pasukan dapat melihatnya.
Alden mengambil pin tersebut, "Satu hal yang pasti, pelakunya anggota Xergio!" Alden berucap tegas. Seluruh pasukan mengangguk.
"Gue janji bakal cari pelakunya sampai ketemu," Alden menatap Angga. Meyakinkan bahwa siapapun yang mengusik ketenangan Xanthous maka ia tak akan selamat dari pemimpinnya.
"Gue serahin semuanya sama lo, Al. Karna untuk sekarang gue sama sekali ga bisa ngelakuin apapun. Gue cuma khawatir sama Anggi."
Alden mengangguk, "Lo jaga Anggi baik-baik. Pastiin keamanan di rumah lo ketat. Depan, belakang siapain setidaknya dua satpam. Karna bukan ga mungkin kalau pelaku itu datang ke rumah lo dan ngancam Anggi untuk tutup mulut. Pastiin Anggi ga sendirian di kamar. Dan kalau bisa, lo sendiri yang temenin dia."
Angga mengangguk. "Gue sama Doni pasti jagain Anggi. Gue juga bakal kabarin lo kalau ada sesuatu yang ga beres."
Alden mengangguk. Menghela nafas pelan sembari memperhatikan satu per satu anggotanya.
"Kalau gitu kita balik, ada banyak hal yang harus diberesin," ucap Alden sambil berdiri dari duduknya, diikuti seluruh pasukannya.
"Makasih ya, Al."
Alden mengangguk, "Pin nya gue bawa," Alden menunjukkan pin yang tadi di keluarkan Angga, setelah mendapat persetujuan dari Angga ia menyimpan pin tersebut ke dalam saku jaketnya.
Alden melangkahkan kakinya keluar dari rumah tersebut. Xevan, Xeno, Xaver dan Rino mengikuti setelah berpamitan dengan Angga.
Kini kelimanya sudah berada di motor masing-masing. Sebelum benar-benar meninggalkan pekarangan rumah Angga, Alden memperhatikan sekeliling rumah tersebut. Pandangannya terhenti saat melihat sebuah kamar di lantai dua dengan jendela terbuka, Alden tidak tau persis itu kamar siapa.
"Jendela! Pastiin semua jendela ditutup!" Alden sedikit berteriak kepada Angga dan Doni yang masih berada di depan pintu. Angga dan Doni serentak melihat ke arah kamar yang tadi di lihat Alden lantas mengangguk. Setelahnya Alden melajukan motornya meninggalkan kediaman Angga.
Saat sampai di markas, Alden bergegas duduk di kursinya. Seluruh pasukan penuh telah berkumpul sesuai perintah sang pemimpin.
"Pelakunya pasti anggota Xergio!" Alden meletakkan pin yang tadi dibawanya di atas meja. Seluruh pasukan memperhatikan pin tersebut, sama persis dengan yang digunakan oleh pasukan Xergio setiap kali mereka bertemu.
"Pasukan Xergio udah terlalu jauh ganggu ketenangan kita. Bahkan Anggi jadi korban pemerkosaan dari salah satu anggota mereka. Mulai sekarang, Xergio telak jadi musuh kita! Sampai pelaku pemerkosaan Anggi ketemu, kita harus terus ngawasin pasukan pengecut itu. Bukan ga mungkin kalau mereka bakal ngancam Anggi, atau apapun itu supaya Anggi tutup mulut dan ga berani ngasih tau siapa pelakunya."
"Jadi mulai malam ini gue mau seluruh pasukan gerak untuk cari pelaku pemerkosaan itu. Semuanya tanpa terkecuali! Bahkan gue sendiri juga akan cari siapa pelakunya. Malam ini, perketat pengawasan. Pergerakan lawan ga akan jauh-jauh dari markas dan rumah Angga. Kita semua harus lebih waspada!" Alden berucap tegas.
"Izin, Al," Xaver mengangkat tangannya meminta untuk berbicara. Alden mengangguk memberi Xaver kesempatan untuk berbicara.
"Gue mau kasih saran, gimana kalau beberapa dari kita jaga di rumah Angga. Oke di sana ada Angga sama Doni, tapi kayaknya di kondisi kayak gini Angga sama Doni ga terlalu fokus dengan pergerakan lawan. Mereka pasti lebih khawatir sama keadaan Anggi sekarang. Jadi menurut gue, lo bisa kirim dua atau tiga orang untuk jaga di rumah Angga."
Alden terlihat berpikir sebentar sebelum akhirnya menyetujui saran yang diberikan Xaver. Menunjuk beberapa pasukan untuk berjaga di kediaman Angga, memastikan tidak ada pasukan Xergio yang datang ke sana.
Setelah beberapa keputusan diambil, Alden mempersilahkan seluruh pasukannya bubar. Beberapa yang telah ditunjuk bergegas ke rumah Angga. Xaver dan Rino memutuskan kembali ke rumah, Xevan yang juga katanya akan ke rumah Lendra, menyisakan Alden, Xeno, dan beberapa pasukan yang masih berada di markas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDEN [END]
Teen Fiction#1 in Lendra 03.03.2021 #2 in Xia 12.03.2021 #2 in Rino 05.09.2021 #1 in Xaver 07.06.2021 #1 in Xevan 07.06.2021 #1 in Xeno 07.06.2021 #1 in Xanthous 07.06.2021 #3 in mostwanted 21.08.2022 #1 in Alden 24.08.2023 Xeochiko Alden Behmana Siapa yang ta...