ALDEN 15

718 35 0
                                    

Setelah beberapa menit di perjalanan, akhirnya Alden ssmpai di sekolah. Dia tidak terlambat, masih ada waktu dua menit lagi sebelum bel.

Alden segera menuju ke kelasnya. Melewati koridor yang kini sudah sangat ramai. Banyak murid-murid perempuan yang menyapa Alden, baik seangkatan, senior, maupun juniornya. Alden hanya menanggapi mereka dengan senyuman. Bukan hanya murid-murid perempuan saja yang menyapanya, tapi murid-murid laki-laki juga, beberapa dari mereka juga anggota Xanthous.

Saat Alden akan menaiki tangga menuju kelas sebelas, tiba-tiba ada seorang gadis yang memanggilnya.

"Alden!" panggil gadis itu sambil mendekati Alden, diikuti oleh dua temannya di belakang.

"Ngapain lo manggil gue?" tanya Alden to the point.

"Emang gak boleh? Masa aku gak boleh sih manggil pacar aku sendiri," jawab Rubi sambil memegang tangan kekar Alden.

Alden segera menepis tangan Rubi. "Lo jangan murahan jadi cewek. Udah berkali-kali kan gue nolak lo. Gue bukan pacar lo, dan lo bukan pacar gue. Sampai sini paham?!" ucap Alden penuh peringatan.

Rubi berdecak kesal. "Apasih yang bikin lo nolak gue?! Kurang gue apa?! Apa gara-gara cewek cupu itu lo gak mau sama gue??!" kesalnya.

"Cewek cupu? Maksud lo Nara?" tanya Alden bingung.

"Siapapun namanya gue ga peduli. Lo suka kan sama dia?!"

"Dih? Kenapa lo?" Alden tak habis pikir dengan seniornya yang satu ini. Sejak saat ia masuk ke sekolah ini, Rubi tak pernah berhenti mendekatinya, padahal ia seringkali menolak gadis itu mulai dari cara yang halus hingga paling kasar sekalipun. Namun, gadis ini tampaknya masih belum menyerah untuk mendapatkan hatinya.

"Eh denger ya, mau gue suka sama siapapun itu bukan urusan lo!" sambung Alden memperingati Rubi.

"Lo liat aja, Al, gue gak bakal bikin hidup cewe cupu itu tenang!" kata Rubi mengancam Alden.

"Gila lo ya!" Alden benar-benar tidak habis pikir, bagaimana bisa ada perempuan seperti Rubi didunia ini.

"Kalau gue gak bisa dapetin lo, cewek lain juga gak ada yang boleh dapetin lo! Lo milik gue Al!!" Setelah mengucapkan itu, Rubi beralih berbalik meninggalkan Alden yang masih tidak habis pikir dengannya.

"HEH RUBI, LO TADI NANYA KEKURANGAN LO KAN? LO KURANG WARAS RUBI!!" teriak Alden saat Rubi dan teman-temannya sudah menjauh darinya. Rubi yang mendengar itu hanya melirik Alden sekilas dan menghentakkan kakinya kesal.

"Bener-bener cewek gak waras. Pesona gue emang luar biasa banget ya." Alden terkekeh di tempatnya kemudian melanjutkah langkahnya menuju kelas.

"Al, kok lo udah masuk sih?"

"Lo udah sembuh, Al?"

"Kepala lo gak sakit lagi?"

Tepat saat Alden memasuki kelas ia langsung diburu oleh berbagai pertanyaan oleh teman-teman sekelasnya.

Alden mengabaikan pertanyaan dari teman-temannya dan lebih memilih duduk di kursinya.

"Lo udah sembuh?" tanya Xevan ketika Alden duduk di sebelahnya.

"Pala lo masih sakit gak, Al?" tanya Xaver.

"Udah lumayan sih," jawab Alden sembari meletakkan kepalanya di atas meja.

"Lumayan apa? Lumayan sakit apa lumayan baikan?"

"Lumayan baikan,"jawab Alden
sambil perlahan menutup matanya.

"Obatnya lo minum gak?"

"Iya. Udah jangan banyak tanya lagi gue mau tidur," kata Alden sambil menenggelamkan wajahnya di lipatan tangannya.

ALDEN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang