ALDEN 31

524 24 0
                                    

Beberapa hari setelah Raka ditangkap kini semuanya kembali normal. Hanya saja Doni, Angga, dan keluarganya yang memutuskan tetap pindah ke Amerika. Anggi masih harus menjalani perawatan untuk mengobati traumanya.

Jam menunjukkan pukul tujuh malam. Alden tengah bersiap-siap untuk segera ke markas Xanthous. Mematut dirinya di pantulan cermin. Alden selalu suka saat ia mengenakan jaket kebanggannya yaitu jaket Xanthous. Ia terlihat lebih tampan berkali-kali lipat. Setelah merasa penampilannya sempurna Alden menyambar kunci motornya dan segera turun ke bawah.

"Ma, Al pamit ya," Alden menghampiri Mara yang tengah menonton TV di ruang keluarga.

"Mau ke markas Xanthous?" tanya Mara yang memang sudah hafal dengan kebiasaan Alden.

"Iya, Ma. Pamit ya," pamit Alden sambil mencium tangan Mara kemudian beralih mencium kedua pipi wanita yang melahirkannya itu.

Mara tersenyum kemudian balas mencium pipi Alden. "Hati-hati. Jangan ngebut!" peringatnya.

Alden tersenyum kemudian memberi hormat kepada Mara. "Siap bos!"

Setelah berpamitan dengan Mara, Alden segera melangkahkan kakinya ke luar rumah dan segera berangkat ke markas Xanthous.

"Malam, Pak Ketu," sapa para anggota Xanthous saat Alden baru saja sampai di markas. Markas Xanthous tak pernah kosong. Beberapa dari anggota Xanthous banyak yang memilih tidur di markas sekaligus menjaga markas.

Alden membalas sapaan para anggotanya sambil terus melangkah gagah memasuki markas. Alden langsung menuju ke lantai dua tempat para pasukan Xanthous berkumpul untuk sekedar bercengkerama.

"Baru datang nih bujang," kata Xaver saat melihat Alden yang baru saja memasuki markas.

"Apa? Ga suka?" balas Alden sembari duduk bergabung di sofa panjang bersama Xevan dan Xeno.

"Eh, Al, gimana Nara? Udah dikasih kepastian?" tanya Xevan tiba-tiba.

Alden mengalihkan pandangannya dari ponselnya kemudian menatap Xevan yang kini menunggu jawabannya. "Belum gue tanyain lagi," jawab Alden sembari menyimpan ponselnya ke dalam saku celananya.

"Tanya bego! Mau aja lo digantung," ucap Xaver sambil mengunyah cemilannya. Alden yang kesal mendaratkan tangannya di kepala Xaver membuat si empunya berdecak kesal.

"Ga pa-pa, Al, sabar aja. Gue yakin Nara pasti sebenarnya juga ga mau ngegantungin lo," kata Xevan memberi semangat kepada Alden. Alden hanya menghelas nafas panjang menanggapi perkataan Xevan.

Drrtt... Drrtt

Alden merogoh saku celananya, mengambil ponselnya yang bergetar. Alisnya bertaut saat melihat Mamanya yang menelpon.

"Halo, Ma, kenapa?" tanya Alden menjawab panggilan telepon.

"Sayang, kamu bisa pulang sekarang ga?" ucap Mara dari seberang sana.

"Loh kenapa, Ma? Baru juga bentar Al di markas."

"Papa kamu malam ini pulang. Ini Mama lagi di jalan ke bandara buat jemput Papa."

Alden berdecak kesal mendengar penuturan Mara. "Terus apa hubungannya sama Al, Ma?"

"Papa mau ketemu kamu katanya."

ALDEN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang