ALDEN 22

588 28 2
                                    

Sore ini Nara sudah diperbolehkan pulang. Mara, Bi Asih, Lendra beserta kelima pasukan inti Xanthous membantu Nara untuk mengemasi barang-barangnya.

"Orang tuanya Nara ga dikasih tau, Al?" tanya Mara sambil membersihkan brangkar Nara.

"Maaf, Nyonya, non Nara udah ga punya orangtua. Selama ini non Nara cuma tinggal sama Bibi dan..."

"Iya, Lendra, udah pernah kasih tau, Bi." Perkataan Bi Asih terpotong saat Xevan tiba-tiba berbicara.

"Iya, Tante, orangtua Nara udah gak ada," ucap Nara dengan senyumannya.

Mara menatap Nara merasa tak enak, "Maaf ya, Nara, Tante ga tau," ucapnya sambil berjalan mendekati gadis itu.

"Iya ga pa-pa kok, Tante."

"Ih ditinggal aja, Len. Apa banget sih lo bawa pulang buah-buahannya."

Perhatian mereka kini beralih kepada Xaver dan Lendra yang tengah berdebat soal buah yang akan dibawa pulang atau tidak. Lendra ingin membawa pulang buah-buahan tersebut karena ia membelikannya untuk Nara bukan untuk ditinggalkan di rumah sakit. Sementara Xaver bersikeras melarang Lendra untuk membawa buah tersebut.

"Suka-suka gue lah mau dibawa pulang atau enggak. Lagian ya gue beliin buah-buahan ini buat Nara bukan buat jadi pajangan di rumah sakit," kata Lendra sambil memasukkan buah-buahan yang lumayan banyak tersebut ke dalam kantong plastik.

"Malu-maluin banget sih lo. Tinggalin aja udah, Len," Xaver menarik kantong plastik tersebut kemudian mengeluarkan buah yang tadi dimasukkan Lendra dan kembali meletakkannya di atas meja.

"Ih apa-apaan sih lo. Gue mau bawa pulang nih buah," Lendra kembali menarik kantong plastik yang tadi diambil Xaver dan memasukkan kembali buah-buahan tersebut.

"Woi lo berdua berisik banget!" kata Alden membuat Lendra dan Xaver melihat ke arahnya.

"Xaver nih rusuh banget," ucap Lendra kemudian kembali memasukkan buah-buahan ke dalam kantong plastik.

"Dih malah nyalahin gue lo," Xaver memukul kepala Lendra menggunakan pisang yang ia pegang.

"Ya lo rempong banget," Lendra menarik pisang yang ada di tangan Xaver kemudian memasukkannya ke dalam plastik.

"Udah sih, Ver, biarin. Mau aja lo debat cuma gara-gara buah doang," ujar Rino membuat Xaver mendelik kesal.

"Ya udah bagi satu," Xaver mengambil sebuah apel kemudian berjalan menjauhi Lendra.

"Mau minta aja gengsi lo," kata Lendra sambil terus memasuki buah-buahan tersebut.

"Ada-ada aja kalian ini," Mara menggeleng melihat tingkah Lendra dan Xaver. "Hati-hati ntar jodoh," lanjutnya.

Xevan mendengus kesal mendengar perkataan Mara. "Tante, ini calon Xevan ih," katanya sambil menggandeng tangan Lendra yang kini sudah selesai dengan buahnya.

"Oh calon Xevan. Maaf ya, Tante, ga tau," ucap Mara sambil tersenyum.

"Calon mulu gue mah," Lendra memutar bola matanya malas karena Xevan tidak kunjung meresmikan hubungan mereka.

"Kalau ini calon Al, Ma," ucap Alden sambil membantu Nara berdiri. Nara mengernyitkan alisnya, tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Alden.

"Kalau ini, Mama, setuju," Mara memegang tangan Nara. Di sebelah kiri Bi Asih juga ikut memegang tangan Nara kemudian kedua wanita itu membantu Nara berjalan ke luar dari ruangan.

"Tante, Bibi, Lendra ikut," Lendra memberikan kantong plastik berisi buah tadi kepada Xevan kemudian berlari menyusul Nara.

Kelima pasukan Xanthous pun segera menyusul. Setelah membayar administrasi mereka segera mengantar Nara pulang ke rumah.

ALDEN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang