"Al, nanti malem kamu jangan kemana-mana dulu ya," ucap Mara saat mengantarkan makan siang ke kamar Alden. Semenjak beberapa hari ini Alden tidak pernah ikut bergabung makan bersamanya dan Veron. Mara tau Alden sedang tidak baik-baik saja, tapi dia tidak tau apa yang sebenarnya terjadi kepada anaknya itu.
Alden beralih duduk di kasurnya. Menatap makanan yang dibawa Mara tanpa nafsu. "Emang kenapa?" tanyanya.
Mara tersenyum lantas ikut duduk di sebelah Alden. "Mama mau kamu ketemu sama Mama Bunga. Mama dan Papa---"
"Enggak! Al ga mau!" sarkas Alden memotong perkataan Mara.
"Al, dengerin Mama dulu."
"Al ga mau, Ma!"
Mara menghela nafas. "Mama ga mau kamu terus-terusan benci sama Papa kamu. Mama ga mau kamu salah paham terus seperti ini. Papa kamu itu orang baik Al. Dia sama sekali ga pernah mengkhianati Mama," ucap Mara dengan penuh penegasan.
"Ga pernah? Terus perselingkuhan dia itu apa, Ma? Bukan pengkhianatan?"
"Makanya nanti malam kamu ikut sama Mama dan Papa. Kamu akan tau kebenarannya, Al. Mama mohon," Mara menatap dalam wajah anaknya itu berharap Alden mau menuruti permintaannya.
"Apasih, Ma, gunanya Al ketemu sama dia? Perempuan yang jelas-jelas udah ngerusak kebahagiaan kita. Mama juga kenapa masih baik sih sama dia? Al heran deh ngeliat Mama."
"Karna Mama tau apa yang terjadi sebenarnya. Dan kamu juga harus tau."
Alden menghela nafas kasar. "Ya udah lah terserah Mama," ucapnya sembari meneguk segelas air yang diletakkan Mara di atas nakas.
Mara tersenyum, tangannya terulur mengelus rambut hitam Alden. "Makasih, sayang."
"Oh iya kamu makan ya, Mama suapin," Mara mengambil makanan yang tadi ia bawa dan hendak menyuapi Alden.
"Ih apaansih, Ma. Gak Al ga mau disuapin. Al bisa sendiri," Alden menggeleng cepat sembari menjauhkan tubuhnya dari Mara.
"Kemaren juga kamu bilangnya gitu, Al bisa sendiri. Tapi apa, makanannya ga rusak sama sekali. Udah sini Mama suapin," Mara menarik tangan Alden kembali mendekat kepadanya.
"Ma, apaan sih Al udah gede."
"Tinggal makan aja susah. Udah ini buruan makan," Mara menyodorkan sendok berisi makanan ke hadapan Alden.
"Aaaaa buka mulutnya."
"Al bukan anak kecil Ma,---" tepat saat Alden berbicara Mara memasukkan sendok tersebut ke mulutnya. Alden menatap kesal Mara sembari mengunyah makanan dengan pipi yang menggembung.
"Nah gitu dong," kata Mara sambil tersenyum jahil. Sementara Alden terus mengunyah makanannya dengan kesal. Ia selalu kalah jika berhadapan dengan Mara.
***
"Al, kamu udah siap? Cepetan Al!" teriak Mara memanggil Alden yang tak kunjung turun.
"Iya, Ma, sabar," sahut Alden sembari menuruni satu per satu anak tangga.
"Lama banget kamu. Ya udah yuk kita berangkat sekarang," ajak Mara sembari menggandeng tangan Veron dan Alden secara bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDEN [END]
Teen Fiction#1 in Lendra 03.03.2021 #2 in Xia 12.03.2021 #2 in Rino 05.09.2021 #1 in Xaver 07.06.2021 #1 in Xevan 07.06.2021 #1 in Xeno 07.06.2021 #1 in Xanthous 07.06.2021 #3 in mostwanted 21.08.2022 #1 in Alden 24.08.2023 Xeochiko Alden Behmana Siapa yang ta...