Hari sudah sangat malam, waktu menunjukan pukul 11 malam. Rossa menatap putra semata wayangnya yg sedang tertidur pulas, senyum terurai di wajah Rossa.
Dia menutup pintu kamar Rizky, lalu menuju kamarnya. Rossa berjalan menuju balkon kamarnya. Dia menatap langit malam.
Rossa menarik nafasnya dalam dalam dan menutup matanya. Meresapi angin yg berhembus menerpa tubuhnya.
Tak lama dia membuka matanya menatap ke arah pagar rumahnya. Matanya tertuju pada satu mobil yg sedang berhenti di depan rumahnya.
"Mobil siapa itu? Berhenti di depan rumah orang malem malem." Ujar Rossa.
"Lebih baik aku samperin." Ujar Rossa. Hendak beranjak.
"Tapi kalo itu mobil orang jahat Gimana?." Tanya Rossa pada dirinya sendiri. Dia bingung.
"Coba aku telfon gema dulu deh." Ujar Rossa. Ia mengambil handphone di sakunya. Dan menelpon gema.
On call...
"Ya apa Cha?." Ujar gema.
"Gem ada mobil berhenti di depan rumah gw, kata lu gw samperin apa ga usah?." Ujar Rossa.
"Samperin aja coba siapa tau dia butuh batuan, mobilnya mogok atau gimana gitu." Ujar gema.
"Yaudah deh gw samperin, thanks gem, bye. Sorry ganggu." Ujar Rossa.
"Iya sama sama." Ujar gema. Rossa menutup telponnya.
Off call...
Rossa turun menuju gerbang rumahnya. Satpam yg menjaga gerbang dengan sigap membuka gerbangnya. Rossa tersenyum dan mengucapkan terimakasih.
Rossa menghampiri mobil yg berhenti di depan rumahnya.
"Maaf mas, kenapa berhenti disini ya mas?." Ujar Rossa. Pemuda yg sedang mengecek mesin mobil menengok.
"Eh mba Rossa. Ini rumah mba Rossa?." Ujar pemuda itu. Rossa mengangguk.
"Iya ini rumah saya, kenapa mobil mas berhenti disini?." Ujar Rossa.
"Oh maaf ini bukan mobil saya mba, saya hanya montir, mobilnya mogok mba." Ujar pemuda itu.
"Oh saya kira mobil kamu. Memangnya siapa pemiliknya?." Ujar Rossa.
"Pemiliknya ada di warung itu mba, mba kesana aja." Ujar pemuda itu. Rossa mengangguk. Ia menuju warung yg ditunjuk pemuda itu, dan pemuda itu melanjutkan pekerjaannya.
Sesampainya di warung itu Rossa terkejut orang yg dia lihat didepannya seperti tidak asing menurutnya. Dia menyentuh pundak laki laki itu. Laki laki itu menengok.
Dan benar saja dugaan Rossa, pria itu memang tidak asing bagi Rossa karena baru saja pagi tadi mereka bertemu. Siapa lagi kalau bukan Afgan. Jas yg di pakai Afgan sekarang masih sama dengan yg dipakai tadi pagi.
"Kamu?." Ujar Rossa. Afgan yang tak tahu apa apa hanya diam.
"Jadi kamu pemilik mobil itu." Ujar Rossa sambil menunjuk ke arah mobil itu. Afgan mengangguk.
"Iya saya, kenapa ya? Apa mobil saya mengganggu?." Ujar Afgan.
"Kalau mengganggu saya minta maaf, saya sudah lelah mendorong mobil itu dari jalan depan, jadi saya berhentikan di depan rumah itu saja karena saya tidak kuat lagi mendorongnya." Ujar Afgan sambil menunduk
"Oh tidak, tadi saya kira mobil penjahat berhenti di depan rumah, ternyata mobil kamu, tidak apa, tidak mengganggu kok." Ujar Rossa tersenyum. Afgan mendongak dan ikut tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Tanpa Syarat
Short Storycinta tanpa syarat atau unconditional love adalah cinta yg di berikan tanpa Syarat apapun. Mencintai tanpa syarat berarti menerima seseorang apa adanya tanpa melihat status ataupun masalalu. menurutnya semua itu bukanlah hal yg penting. karena jika...