Part 26

217 17 4
                                    

Sudah 3 hari berlalu. Rossa belum menunjukkan tanda tanda ia akan sadar.

Afgan setia menemani Rossa di rumah sakit. 24 jam dia selalu ada di sisi rossa.

Ia bercerita tentang dirinya dan Rossa. Ia mengaji. Ia meminta Rossa bangun. Dan juga ia bernyanyi.

Seperti saat ini. Afgan menggenggam tangan Rossa. "Sayang kapan kamu mau bangun? Sampai kapan kamu menutup mata kamu? Sampai kapan kamu marah sama aku? Jangan hukum aku dengan kayak gini cha. Kamu boleh jewer aku, cubit aku, pukul aku, suruh aku tidur diluar, tapi jangan hukum aku dengan kayak gini. Aku ga sanggup Cha. Bangun sayang. Aku kangen sama kamu." Ujar Afgan.

"Ayah." Panggil Rizky. Membuat Afgan menengok. Dan tersenyum.

Afgan hanya bisa tersenyum di depan Rizky. Ia selalu menangis. Namun di depan Rizky Afgan harus tegar.

"Hey anak ayah. Kamu libur ya?." Tanya Afgan.

"Iya yah. Rizky boleh kan nemenin ayah disini?." Tanya Rizky.

"Boleh kok. Tapi nanti malem Rizky pulang ya, ayah ga mau Rizky tidur disini. Nanti badan Rizky sakit sakit." Ujar Afgan.

"Iya yah." Rizky menuruti kemauan Afgan.

"Yah, kapan ibu bangun? Rizky kangen ibu." Ujar Rizky. Afgan mengusap kepala Rizky.

"Kita berdoa terus ya. Insyaallah secepatnya ibu bangun. Ayah juga kangen sama ibu." Ujar Afgan.

"Rizky selalu berdoa semoga ibu cepet bangun. Rizky mau main lagi sama ibu." Ujar Rizky. Afgan memeluk Rizky. Menangis. Tidak. Afgan menahan air matanya tumpah.

"Rizky udah makan siang belum?." Tanya Afgan.

"Belum yah." Jawab Rizky.

"Yaudah Rizky tunggu disini ayah beli makanan di kantin. Jangan kemana mana ya. Kalau butuh apa apa panggil aja om Ben." Ujar Afgan. Diangguki oleh Rizky. Ben adalah salah satu anak buah Afgan yg dulu ia suruh menjaga Rizky saat Afgan dan Rossa berbulan madu.

Afgan keluar dari ruangan Rossa. Ia menuju kantin membeli beberapa makanan. Tak lama kemudian selesai Afgan membeli beberapa makanan. Afgan berhenti sejenak.

"Kapan kamu mau bangun Cha. Aku kangen masakan kamu. Aku kangen di siapin makan sama kamu. Aku kangen disuapin sama kamu." Batin Afgan menatap bungkus makanan yg ia bawa.

Afgan menghela nafasnya. Dan beranjak pergi. Ia melangkah menuju kamar Rossa.

"Ki, ini ayah udah beli makanan. Rizky makan dulu ya. Kita makan di depan." Ujar Afgan. Diangguki Rizky.

Mereka keluar dari ruangan Rossa. Memakan makanan yg telah Afgan beli.

"Maafin ayah Ki, ibu kayak gini gara gara ayah. Maaf." Batin Afgan menatap Rizky.

Setiap hari setiap saat Afgan hanya meminta maaf. Kepada siapapun. Ia terus terusan seperti itu.

****

Kini Afgan telah berada di ruang rawat Rossa. Ia berusaha tersenyum. Namun tak bisa.

"Cha, aku ga bisa senyum Cha kalah kamu ga senyum. Bangun Cha bangun. Aku kangen semua yg ada di diri kamu. Aku kangen kamu Cha. Kangen." Ujar Afgan.

"Bangun sayang bangun. Aku ada hadiah buat kamu sayang. Aku mohon bangun sayang." Pinta Afgan.

"Hadiah ini sebagai hadiah pernikahan kita. Hadiah ini akan aku berikan setelah kamu membuka matamu Cha. Ayo Cha bangun. Apa kamu ga penasaran sama hadiah dari aku?. Cha. Aku kangen sama kamu. Aku ga sabar mau ngasih hadiah ini buat kamu. Bangun sayang." Ujar Afgan.

Cinta Tanpa SyaratTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang