Part 22

264 19 11
                                    

Hari ini. Pagi ini. Segala rutinitas Afgan di pagi hari yg biasa ia lakukan berubah. Kini Afgan telah menjadi seorang suami sekaligus ayah. Afgan yg biasanya bangun dengan suara alarm jam. Kini dengan suara manis dari Rossa.

Afgan mengerjapkan matanya. "Kenapa ada bidadari cantik disini." Ujar Afgan. Rossa menggelengkan kepalanya. Masih pagi suaminya itu sudah menggoda nya.

"Apasih gan. Udah ah bangun." Ujar Rossa yg sedikit menahan malunya. Afgan tersenyum.

"Iya biasanya aku bangun tidur yg pertama kali aku lihat itu plafon rumah. Eh sekarang bidadari cantik." Ujar Afgan. Rossa tersipu.

"Ish. Masih pagi juga." Rossa menimpuk Afgan dengan bantal. Afgan terkekeh. Rossa berjalan menuju meja riasnya. Namun sebelum sampai langkahnya terhenti oleh Afgan yg tiba tiba memeluknya dari belakang.

Afgan menempelkan dagunya di bahu Rossa. Afgan memeluk Rossa dengan manja. Seperti anak kecil yg sedang membujuk ibunya.

"Sayang." Ujar Afgan. Rossa tersenyum. Ia membalikkan badannya. Tangan Rossa menyentuh pipi Afgan.

"Apa?." Tanya Rossa. Afgan melingkar kedua tangannya di pinggang Rossa. Dan tangan Rossa berada di dada Afgan.

"Kamu hari ini ada jadwal?." Tanya Afgan.

"Ada 1." Ujar Rossa. Afgan menghela nafasnya. Melepaskan tangannya dari pinggang Rossa. Membuat Rossa mengernyitkan dahi nya.

"Apa ga bisa di batalin Cha." Ujar Afgan.

"Ga bisa gan." Ujar Rossa.

"Ini hari pertama kita menjalani hidup sebagai suami istri. Tapi kamu justru ada pekerjaan." Ujar Afgan sedih. Ross menghampiri Afgan yg berada di balkon.

"Cuman 3 jam kok gan ga lama. Serius deh, cuman buat iklan produk aja." Ujar Rossa.

"Ya tetep aja." Ujar Afgan. Afgan masuk ke dalam kamar. Dengan wajah kesalnya. Rossa mengejar Afgan.

"Gan. Ayolah cuman sebentar. Jangan ngambek." Ujar Rossa. Afgan keluar dari kamar dan turun ke bawah. Rossa menghela nafasnya. Rossa mengejar Afgan ke bawah.

Afgan duduk di meja makan. Rossa menuju dapur.

"Kamu mau sarapan apa? Aku buatin." Ujar Rossa. Yg sudah siap untuk memasak.

"Aku ga laper." Ujar Afgan. Rossa menatap Afgan.

"Gan." Sebelum Rossa menyelesaikan kalimatnya Afgan kembali berbicara.

"Aku ga laper cha. Kamu masak aja buat Rizky." Ujar Afgan.

Afgan kembali ke kamarnya. Rossa menghela nafasnya.

Rizky yg turun berpapasan dengan Afgan heran. Ada apa dengan ayahnya itu. Seperti tidak bersemangat menjalani hidup di hari ini.

"Bu, ayah kenapa?." Tanya Rizky.

"Ngambek." Ujar Rossa yg sambil memasak makanan untuk Rizky.

"Kenapa?." Tanya Rizky.

"Adalah. Rizky udah mandi belum?." Tanya Rossa. Rizky mengangguk.

"Yaudah tunggu bentar ya, makanannya bentar lagi mateng." Ujar Rossa. Rizky mengangguk.

Rossa melanjutkan masaknya. Sekitar 5 menit kemudian. Makanan siap untuk di santap.

"Ibu panggil ayah dulu ya, Rizky kalau mau makan, makana aja duluan." Ujar Rossa. Rizky mengangguk. Rossa naik ke kamar nya.

"Agan." Ujar Rossa. Tak lama Afgan keluar dari kamar mandi. Rossa tersenyum. Afgan terlihat fresh sekali setelah mandi.

Cinta Tanpa SyaratTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang