Part 24

262 16 7
                                    

Pernikahan Afgan dan Rossa sudah berjalan 5 bulan. Masih terlalu mudah untuk di datangi masalah.

5 bulan bukanlah waktu yg sebentar untuk Rossa menyembunyikan sebuah kebenaran dari Afgan.

5 bulan Rossa hanya bisa memendamnya. Pertemuan dengan Haris waktu itu membuatnya enggan menyentuh barang pemberian Haris.

Kini Rossa, Afgan dan Rizky berada di meja makan. Mereka sarapan bersama.

"Cha, hari ini kamu nyanyi?." Tanya Afgan sambil menyantap makanannya. Rossa menggeleng.

"Engga." Ujar Rossa. Afgan tersenyum menatap Rossa sekilas.

"Ga ada kegiatan? Syuting? Atau apalah gitu?." Tanya Afgan.

"Ada nanti mau ke resto, mau bicarain tentang pembukaan cabang baru sama orang baru." Ujar Rossa.

"Oh gitu. Sama gema dan mba Reny?." Tanya Afgan. Rossa mengangguk. Afgan tersenyum. Mengelus kepala Rossa.

"Hati hati ya. Maaf aku ga bisa anter kamu." Ujar Afgan. Rossa tersenyum.

"Ga papa gan. Kamu anter Rizky aja, trus kamu langsung ke kantor. Jangan lupa makan siang ya." Ujar Rossa. Afgan tersenyum.

"Iya sayang." Ujar Afgan.

"Yah, berangkat yuk, Rizky udah siap." Ujar rizky. Afgan melihat Rizky. Ia tersenyum.

"Ayo." Ujar Afgan. Afgan bangkit dari duduknya. Mengambil kunci mobil. Afgan Rizky dan Rossa berjalan menuju pintu.

"Rizky pamit ya Bu." Ujar Rizky. Salim kepada ibunya. Rossa tersenyum. Mencium puncak kepala Rizky.

"Assalamualaikum ibu." Ujar Rizky lalu masuk ke dalam mobil.

"Aku juga pamit ya sayang." Ujar Afgan. Ia mencium kening Rossa.

"Assalamualaikum." Ujar Afgan tersenyum. Begitupun Rossa yg tersenyum. Afgan masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya. Rossa tersenyum menatap kepergian Afgan dan Rizky.

Rossa masuk ke dalam rumah. Ia berniat untuk mengganti bajunya.

15 menit kemudian Rossa turun. Didapatinya gema dan Reny yg tengah duduk menunggunya.

"Kok udah pada Dateng?." Tanya Rossa.

"Kita ke label dulu Cha. Ada yg mau ketemu elu, ngomongin masalah lagu baru." Ujar Reny.

"Oh okay. Yaudah yuk, gw ambil tas dulu." Ujar Rossa. Ia mengambil tasnya.

Mereka bertiga pergi meninggalkan rumah Rossa.

Saat waktu menunjukkan pukul 2 siang. Rossa, gema, dan Reny menuju restoran.

Sampai disana Rossa terkejut bukan main. Pria yg sama yg ia temui 5 bulan yg lalu. Kini berada dihadapannya.

"Hai cha." Sapa pria itu. Haris. Rossa menunduk kan pandangannya. Menutup matanya. Menarik nafasnya dalam dalam.

"Pak Haris ya yg mau bekerja sama membuka cabang baru restoran ini." Ujar Reny. Haris yg menatap Rossa pun menengok menatap Reny. Ia tersenyum.

"Mari kita bicarakan, waktu pembukaannya." Ujar Reny. Haris tersenyum. Dan mengangguk kecil. Lalu mereka duduk.

Pembicaraan mengenai pembukaan cabang restoran baru milik Rossa itu berlangsung selama satu jam.

Namun dalam pembicaraan itu Rossa tak sama sekali mengemukakan pendapat nya. Ia hanya diam membisu.

"Cha, lu setuju ga kalau pembukaannya bulan depan?." Tanya Reny. Rossa menengok menatap Reny.

Cinta Tanpa SyaratTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang