Part 25

252 19 13
                                    

Satu Minggu kemudian.

Hari ini rossa tidak ada jadwal menyanyi dan juga pekerjaan lainnya.

Rossa berada di rumah sendiri. Rizky sekolah, dan Afgan pergi ke kantor. Hanya tersisa ia dan beberapa asisten rumah tangga.

Rossa sedang menonton televisi. Sambil memakan cemilan.

Keasikannya menonton televisi terganggu saat bell rumah berbunyi. Membuat membuang nafas gusar.

"Bi, tolong bukain pintu ya." Teriak Rossa. Membuat bibi berjalan ke arah pintu dan membukakan pintu.

"Den Haris." Ujar bi Asih. Yg terkejut dengan kedatangan Haris dengan membawa beberapa kantong.

Haris tersenyum. "Eh bibi, apa kabar bi?." Tanya Haris ramah. Bi Asih tersenyum.

"Baik den. Setau bibi aden-" Haris langsung memotong perkataan bi asih.

"Aku udah meninggal kan bi. Itu semua rencana papa dan mama supaya ocha jauh dari aku. Bibi tau kan papa dan mama ga suka ocha. Mereka ga mau aku Deket sama ocha." Jelas Haris.

"Ochanya ada bi?." Tanya Haris.

"Ada den di dalam, lagi nonton tv." Ujar bi Asih. Haris melangkah ingin masuk.

"Maaf den, bibi cuman mau bilang, Bu ocha udah punya suami. Jangan ganggu hubungan mereka ya den." Pinta bi Asih. Haris mengangkat alisnya.

"Bibi tau kan, aku sayang banget sama ocha, dan aku cinta sama dia, aku kembali untuk ocha, dan tekadku untuk bahagia bersama nya." Ujar Haris. Membuat bi asih terkejut.

"Tapi kan den-" Haris memotong perkataan bi asih.

"Maaf bi, ini masalah hidup Haris, kedepan nya akan gimana, itu terserah Haris." Ujar Haris.

"Bu ocha udah bahagia den sama pa Afgan. Dia sangat mencintai pa Afgan. Bibi cuman bisa memohon sama den Haris jangan pisahkan mereka. Karena den Haris ga tau seberapa besar cinta mereka berdua. Begitupun cinta Rizky kepada pa Afgan. Dan sebaliknya. Perbuatan Den Haris hanya akan membuat Bu ocha dan Rizky menderita." Ujar bi asih.

"Ga mungkin bi, Haris yakin, sangat yakin, justru kalau sama Haris mereka akan lebih bahagia." Yakin Haris.

"Sudahlah bi, Haris mau masuk, Haris mau membuat ocha tersenyum karna Haris lagi." Ujar Haris tersenyum lebar lalu melangkah masuk. Bi asih tak bisa lagi menahannya. Ia hanya melihat punggung Haris

"Akan ada lagi tangis kesedihan dirumah ini." Gumam bi asih. Yg lalu masuk ke dalam mendahului Haris.

Haris masuk. Terlihat foto pernikahan Rossa dengan Afgan yg dipasang di ruang tamu.

Terlihat jelas sekali raut wajah bahagia dari keduanya. Juga Rizky.

"Siapa bi yg datang?." Tanya Rossa tanpa melihat bi Asih.

Bi asih tak menjawab. Ia hanya bisa menghela nafas. Sebentar lagi akan terjadi masalah besar dirumah itu. Ia melangkah pergi kembali ke dapur.

Mata Haris berkaca kaca. Sungguh ia rindu rumah ini, ia rindu semua yg ia lakukan di rumah ini.

Menenangkan Rossa. Menyemangati nya. Membuatnya tertawa. Menghapus air matanya.

Rindu, rindu Rossa, rindu Rizky, rindu semua yg pernah ia lakukan di tempat ini, bersama Rossa juga Rizky.

"Cha." Panggil Haris dengan suara bergetar. Membuat Rossa menghentikan makannya.

Rossa hafal itu suara siapa. Rossa menengok. Dan ya benar saja dugaannya haris. Itu haris. Mengapa ia ada disini. Batin Rossa terus bertanya.

Cinta Tanpa SyaratTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang