Hari hari Afgan dan Rossa berjalan dengan sangat baik, tak ada masalah, hanya sedikit perdebatan kecil yg justru membuat keduanya semakin romantis.
"Cha, i'm sorry, aku ketiduran." Ujar Afgan. Rossa memasang wajah kesal.
"Bodo ah, agan mah ngeselin." Ujar Rossa. Afgan kembali memohon, ia menggenggam tangan Rossa. Rossa tak menatap Afgan.
"Cha, please, aku minta maaf, janji deh ga diulangin lagi, aku waktu itu cape banget pulang meeting." Ujar Afgan terus memohon. Rossa masih enggan menatap nya.
"Cha, ayolah sayang, please maafin aku, yah." Ujar Afgan.
"Sayangku, tuan putri ku yg cantik dan manisnya tiada bandingannya, please maafin pangeran mu yg tampan ini." Ujar Afgan. Rossa menatap Afgan.
"Pinter ya ngerayunya." Ujar Rossa mencubit hidung Afgan.
"Aw. Sakit." Rintih Afgan. Rossa tak percaya.
"Ayolah sayang please." Ujar Afgan. Lalu berlutut. Rossa menatap Afgan dan meminta nya untuk berdiri.
"Agan apa apaan sih." Ujar Rossa.
"Biarin aku gini aja. Sampai kamu maafin aku." Ujar Afgan. Rossa pun mengangkat Afgan berdiri. Afgan berdiri.
"Dimaafin tuan putri?." Tanya Afgan. Rossa cemberut.
"Iya aku maafin." Ujar Rossa. Afgan tersenyum. Lalu menjawil hidung Rossa.
"Jangan cemberut tuan putri, lucu sih imut, tapi nanti kalo ada yg liat trus mereka suka sama kamu, nanti aku banyak saingannya." Ujar Afgan Rossa terkekeh. Ia tersenyum.
"Kamu ada ada aja." Ujar Rossa. Afgan tersenyum lebar. Wanitanya itu sudah memaafkan nya.
Tangan Afgan menyentuh pipi Rossa.
"Gitu dong tuan Putri kan cantik banget." Ujar Afgan. Rossa tersenyum.
"Kamu juga ganteng banget, manis lagi tuh ada lesung pipinya." Ujar Rossa. Afgan terkekeh.
"Kamu juga punya." Ujar Afgan.
"Tapi kamu ada dua, aku cuman satu, lagi pula kamu dalem banget lagi lesung pipinya kayak sumur." Ujar Rossa menyentuh lesung pipi Afgan. Afgan terkekeh.
Afgan mengelus kepala Rossa. "Aku mencintai kamu Cha, sangat, bahkan aku, sampai hatiku ini telah penuh oleh cintamu." Ujar Afgan.
"Gombal." Ujar Rossa.
"Ga gombal sayang beneran suer. Aku belum pernah merasakan ini sebelumnya, saat ini aku merasakan nya, dan aku yakin akan keputusan ku selanjutnya Cha." Ujar Afgan.
"Kamu ga berniat ninggalin aku kan gan?." Ujar Rossa yg benar benar takut. Afgan tersenyum dan mengelus kepala Rossa.
"Engga sayang, sama sekali ga ada niat, jauh dari kamu sehari aja aku udh ga kuat Cha. Rindu ku ke kamu itu akan memaksa ku untuk selalu didekatmu." Ujar Afgan. Rossa tersenyum. Namun jauh dilubuk hatinya ia merasa ketakutan akan kehilangan Afgan.
Afgan memeluk Rossa. Dan mencium puncak kepala Rossa. Rossa membalas pelukan Afgan.
"Aku juga mencintai kamu gan, dan cinta yg aku rasakan ini juga belum pernah kurasakan, kenyamanan saat didekatmu, dan seluruh perhatian mu itu membuat aku seakan menjadi yg paling spesial." Ujar Rossa. Afgan tersenyum ia melepaskan pelukannya.
"Kamu memang yg paling spesial dihidup aku Cha. Maka dari itu melepaskan mu adalah hal paling bodoh yg aku lakukan. Dan aku pasti akan gila jika melepaskan mu Cha." Ujar Afgan.
"Yasudah jangan lepaskan aku, genggam terus tanganku, rangkul terus pundakku, dan peluk terus aku gan." Ujat Rossa. Afgan tersenyum.
"Baik tuan putri, aku janji." Ujar Afgan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Tanpa Syarat
Short Storycinta tanpa syarat atau unconditional love adalah cinta yg di berikan tanpa Syarat apapun. Mencintai tanpa syarat berarti menerima seseorang apa adanya tanpa melihat status ataupun masalalu. menurutnya semua itu bukanlah hal yg penting. karena jika...