2 bulan berlalu. Afgan belum ditemukan. Selama itu pula Rossa menjadi orang yg jarang sekali tersenyum.
Bahkan hanya tersenyum di depan para penggemar, orang yg ada di dekat Rossa bahkan hanya melihat kesedihan di wajah Rossa.
Setiap pulang nyanyi, dan lain lain, Rossa selalu mengurung diri dikamar. Bahkan Rizky pun hanya bisa menghela nafasnya, karena ia mengerti perasaan ibunya itu.
Rossa hancur. Hatinya hancur. Semua benar benar telah berubah, tak seperti yg ia bayangkan, jauh dari itu bahkan lebih menyakitkan dari apa yg ia pikir waktu mengambil keputusan untuk menyudahi hubungan nya dengan Afgan.
Kini Rossa berada di balkon kamarnya. Ia menatap langit malam. Air matanya menetes membasahi pipinya.
Rossa tak pernah absen menangis semenjak waktu itu hingga saat ini. Setiap hari Rossa menangis, setiap malam, setiap ia melewati tempat ataupun datang ke tempat kenangannya bersama Afgan.
"Gan, kenapa kamu ga kembali, apa memang kamu benar benar ga mau kembali gan. Apa ini keputusan kamu gan, menjauh dari aku. Apa iya gan?." Ujar Rossa. Menangis.
Rossa terus menyebut nama Afgan di setiap doanya, setiap hari Afgan yg selalu ia ingat. Setiap akan berangkat menyanyi, semua tentang Afgan selalu hinggap di pikiran Rossa.
Tiba tiba handphone Rossa berbunyi. Ia mengangkat telfonnya.
"Ya dhei." Ujar Rossa dengan suara seraknya. Di seberang sana Dheri menghela nafasnya. Ia tahu Rossa selalu menangis.
"Ada kabar baik Cha tentang Afgan." Ujar Dheri. Rossa menghapus air matanya.
"Apa dhei? Agan udh ketemu dhei?." Tanya Rossa.
"Iya Cha, agan udh ketemu, sekarang dia menuju ke rumah, kamu kesini ya Cha." Ujar dheri. Rossa mengiyakan. Iya menutup telfonnya, dan menuju rumah dheri.
Sesampainya disana Rossa menunggu kedatangan Afgan. Ia sudah rindu dengan Afgan. Bahkan sangat.
Afgan sampai di rumah Dheri. Ia memeluk kakaknya itu dan keluarga nya yg lain. Saat melihat Rossa. Afgan menatap nya.
"Kamu siapa?." Tanya Afgan. Sukses membuat senyum Rossa hilang seketika.
"Aku ocha gan, ocha, kamu lupa sama aku?." Ujar Rossa. Dheri mendekati Rossa dan Afgan.
"Iya gan, dia ocha, pacar kamu." Ujar Dheri. Afgan berfikir. Hingga Clara datang.
"Gan." Ujar Clara. Afgan menengok melihat Clara, ia tersenyum. Lalu memeluk Clara.
Hati Rossa sakit, pemandangan yg ia lihat beberapa bulan lalu, kini ia lihat kembali.
"Sayang, aku kangen kamu." Ujar Afgan. Yg tersenyum. Clara diam. Tak membalas pelukan Afgan karena ia mengetahui Rossa ada disana.
Mendengar perkataan Afgan, air mata Rossa menetes, bukan lagi air mata kerinduan, melainkan air mata sakit hati.
Afgan melepaskan pelukannya. Ia membelai pipi Clara.
"Kamu tambah cantik clar, aku semakin cinta sama kamu jadinya clar." Ujar Afgan. Hati Rossa retak, hatinya hancur.
Semua yg menyaksikan itu tak mengerti apa yg terjadi. Hingga adik Afgan Dhika menjelaskan kepada yg lainnya, bahwa Afgan lupa ingatan, setengah memori nya hilang dari ingatan Afgan, hanya masa lalu yg ia ingat.
Mendengar itu Rossa merasa dunianya seakan hancur. Terang yg ia lihat kini gelap hitam.
"Cha maaf ya, kamu pasti sakit banget." Ujar Dheri. Rossa menghapus air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Tanpa Syarat
Short Storycinta tanpa syarat atau unconditional love adalah cinta yg di berikan tanpa Syarat apapun. Mencintai tanpa syarat berarti menerima seseorang apa adanya tanpa melihat status ataupun masalalu. menurutnya semua itu bukanlah hal yg penting. karena jika...