2 hari kemudian. Afgan dan yg lainnya sudah berada di Indonesia. Mereka kembali disibukkan dengan kegiatan mereka masing masing.
Afgan kini sedang berada di kantor nya. Ia sedang sibuk menyiapkan berkas untuk meeting nya hari ini. Dia repot karena sekertaris nya sedang sakit.
"Duh Lex, buru lu kesini deh, ini beberapa berkas udah siap, tinggal satu lagi. Ini gw bingung. Lu taruh dimana sih." Ujar Afgan yg sibuk mencari berkasnya dengan telfon di telinganya.
"Ini dimana Alex." Kesal Afgan. Alex menghela nafasnya.
"Ya disekitar situ lah, ribet banget sih lu gan. Lagian pake majuin jam meeting sekarang. Udah tau sekertaris lu ga masuk. Pake majuin jam meeting segala. Jadi repot kan lu." Ujar Alex. Afgan masih berusaha mencari berkasnya.
"Udah bisa diem ga lu, mending lu kesini, bantuin gw cari berkasnya. Gw mau ada pertemuan penting ini." Ujar Afgan.
"Pertemuan apaan sih sampe seorang Afgan Syahreza memajukan meeting dan repot sendiri." Ujar Alex.
"Pertemuan yg menyangkut kehidupan masa depan gw." Ujar Afgan.
"Uh masa depan ya. Emmm." Ucapan Alex yg belum selesai langsung terpotong oleh Afgan.
"Udah ga usah banyak nanya, banyak ngomong, sekarang lu kesini buruan. Kalo engga lu gw pecat. Gw ga peduli mau lu sahabat gw atau apapun itu! Paham! Cepat!." Ujar Afgan yg sudah kesal karena tidak menemukan berkas nya dari tadi.
Alex yg mendengar ancaman Afgan hanya menggeleng.
"Pasti Rossa." Alex menghela nafasnya. "Afgan Afgan emang lu tuh terlalu cinta sama dia. Hahahaha." Ujar Alex. Lalu bangkit dari kursinya dan menuju ruangan Afgan. Sesampainya disana. Alex melihat Afgan sedang sibuk mencari berkasnya Sampai ruangan berantakan.
"Astaghfirullahalazim gan. Berantakan banget ya ampun." Ujar Alex yg terkejut melihat keadaan ruangan Afgan yg super berantakan.
"Berisik lu, buru cari. Sejam lagi meeting ini." Ujar Afgan. Alex hanya menggeleng melihat kelakuan sahabatnya itu.
Alex membantu mencari. Namun 15 menit mencari nihil, berkas yg mereka cari tidak ditemukan. Membuat Afgan kesal.
"Lu naruh berkasnya di mana sih Lex." Ujar Afgan yg sudah kesal hampir sejam sudah ia mencari namun tak ditemukan.
"Ya gw taruh di dekat berkas yg lainnya lah, ga gw pisah." Ujar Alex.
"Tapi ini ga ada ALEX!." Kesal Afgan lalu duduk di kursinya. Alex berpikir. Ia mengingat. Dan yah Alex mengingat nya. Ia bangkit dari duduknya dan keluar dari ruangan Afgan.
Tak lama Alex kembali dengan berkas ditangannya. Afgan hanya menatap nya.
"Nih, gw lupa masih ada di ruangan gw. Hehehehe." Ujar Alex. Membuat Afgan sedikit kesal.
"Sorry gan. Gw lupa. Yg penting kan udah ketemu." Ujar Alex.
"Kita ke ruang meeting sekarang." Ujar Afgan bangkit dari duduknya. Lalu mereka menuju ruang meeting.
15 menit kemudian Afgan memulai meeting nya. Hingga sekitar 2 jam meeting selesai. Afgan menjabat tangan kliennya. Dengan senyum kecil.
"Terimakasih pak, sudah bersedia memajukan jadwal meeting nya." Ujar Afgan.
"Sama sama pak, semoga dilancarkan acara penting nya ya pak. Saya permisi." Ujar klien Afgan. Afgan mengangguk. Klien Afgan pergi keluar ruang meeting.
"Oke Lex. Meeting udah selesai. Dan tugas gw juga udah selesai. Gw pulang ya bye." Ujar Afgan lalu pergi begitu saja.
"Baru kali ini gw liat Afgan cinta sama seseorang sampai segitunya. Semoga Allah melancarkan hubungan mereka sampai ke pelaminan. Amiin." Ujar Alex. Lalu keluar dari ruang meeting menuju ruangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Tanpa Syarat
Short Storycinta tanpa syarat atau unconditional love adalah cinta yg di berikan tanpa Syarat apapun. Mencintai tanpa syarat berarti menerima seseorang apa adanya tanpa melihat status ataupun masalalu. menurutnya semua itu bukanlah hal yg penting. karena jika...