Part 20

262 17 11
                                    

Sesampainya Afgan dan keluarganya di rumah. Dheri langsung menertawakan Afgan.

"Hahaha... Seorang Afgan bisa se grogi itu di depan calon mertua. Hahahaha." Ujar Dheri.

"Dhei. Lu tuh ya, ngeledek gw Mulu. Tadi lu ngapain ngasih tau ocha gw nervous di mobil?." Ujar Afgan.

"Hahaha... Ya biar ocha tau, kalau calon suaminya itu lagi deg deg an mau ketemu calon papa dan mama mertuanya." Ujar dheri. Diiringi tawa. Afgan geram.

"Argh lu itu dhei, gw malu tau." Ujar Afgan.

"Udah terjadi ini kan. Ga perlu diinget gan. Sekarang urus pernikahan lu sama ocha." Ujar Dhika. Afgan menghela nafasnya.

"Agan ke atas mah pah." Ujar Afgan lalu menuju kamarnya.

Afgan menuju balkon kamarnya. Menatap dunia luar dengan senyum mengembang.

"Hari ini aku telah datang meminta restu dari kedua orang tua mu. Dan mereka merestui nya. Aku bahagia. Sangat bahagia. Aku akan selalu berdoa kepada Allah, agar perjalanan kita menuju ikatan janji suci berjalan lancar. Aku akan menjadi lelaki paling bahagia bisa memiliki wanita secantik, semanis, sebaik, dan setulus kamu Cha." Ujar Afgan. Ia menutup matanya. Tak lama ia membuka matanya dan memutuskan masuk ke dalam kamarnya.

Afgan membuka laci di samping tempat tidur nya. Ia melihat foto foto dirinya dengan Rossa dan juga Rizky.

Begitupun Rossa ia juga sedang menatap foto foto dirinya dengan Afgan.

Betapa bahagianya mereka hari itu. Dulu mereka hanya sebatas rekan kerja, lalu menjadi sahabat dan sekarang mereka akan menikah. Itu tak sama sekali tak terlintas di benak mereka.

Rossa melihat foto foto itu dengan senyum. Hingga ia senyumnya hilang saat melihat salah satu foto. Ia membeku seketika. Air matanya jatuh tak tertahan.

"Kamu tahu, dulu saat aku belum bertemu Afgan, aku menganggap kisah cinta bersamamu lah yg paling  indah. Kamu selalu bisa membuatku bahagia. Bahkan disaat aku telah memiliki seorang suami. Kamu yg selalu bisa membuatku tersenyum. Hingga waktu seakan berhenti saat kamu dikabarkan tiada. Aku tak percaya sungguh. Tapi keluarga mu terus saja mengatakan kamu tiada. Hingga aku pun mempercayai nya. Ris, kamu yg tenang ya disana. Aku tau kamu orang baik, aku berdoa kamu ditempatkan di tempat yg terbaik di sisi Allah SWT. Terimakasih telah hadir di hidup Ku. Aku tak bisa lagi mengatakan aku mencintaimu. Karena Afgan telah membuat hatiku ini penuh dengan cintanya. Maaf. Tapi aku menyayangi mu sebagai sahabat ku. Aku rindu kamu ris." Ujar Rossa. Ia menghapus air matanya.

Rossa menuju salah satu laci. Ia membuka laci tersebut. Dan mengambil kotak kecil. Ia membuka nya.

"Ris, cuman kalung ini yg aku punya, ini pemberian kamu waktu dulu kita masih pacaran. Aku masih menyimpan nya. Setiap aku merindukan kamu, aku selalu menatap kalung ini. Tapi aku minta maaf ris, semenjak ada Afgan sedikit pun ingatan tentang kamu hilang begitu saja. Hanya Afgan yg selalu aku rindukan, yg selalu aku ingat. Aku minta maaf. Aku ga nepatin janji aku dulu. Tapi aku tau kamu pasti bahagia melihat aku bahagia kan ris. Sekarang aku udah menemukan pria yg mencintai aku dengan tulus, dan mencintai Rizky anak aku dengan tulus. Dulu cuman kamu yg bisa dekat dengan Rizky dibanding ayahnya sendiri. Tapi sekarang ternyata ada Afgan, Afgan bisa sedekat kamu dan Rizky dulu, bahkan lebih dekat. Makasih dulu kamu selalu menguatkan aku, makasih banyak ris." Ujar Rossa.

"Ibu." Ujar Rizky yg datang tiba tiba mengagetkan Rossa.

"Eh Rizky." Ujar Rossa menghapus air matanya. Rizky melihat kotak yg Rossa pegang. Rizky duduk di samping Rossa.

"Ibu kangen om haris?." Tanya Rizky. Karena ia tau itu kalung pemberian Haris.

"Eh." Rossa bingung harus jawab apa.

Cinta Tanpa SyaratTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang